• Login
  • Register
Jumat, 3 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Bercakap tentang Kesucian Maryam binti Imran

Bagaimana nasib Maryam binti Imran, ibu Nabi Isa, perempuan yang baik itu pun tak selamat daripada prasangka-prasangka masyarakatnya. 

Huda Ramli Huda Ramli
02/01/2021
in Featured, Figur, Rekomendasi
0
Maryam binti Imran

Maryam binti Imran

244
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya sudah muak dan meluat agamawan bercakap tentang kesucian Maryam binti Imran. Boleh tak ambil sisi lain dalam memandang cerita Maryam binti Imran dan Isa alaihissalam ini?

Pertama, fokus kepada perilaku masyarakat dalam berhadapan kehamilan Maryam binti Imran dan kelahiran Isa. Perempuan yang kita akui baik dan mulia oleh masyarakatnya tetapi tetap mereka tohmah dengan fitnah. Lalu hanya intervensi Tuhan (melalui mukjizat Isa) sahaja yang boleh selamatkan Maryam binti Imran daripada tuduhan buruk terus menerus daripada masyarakatnya.

Bagaimana nasib Maryam binti Imran, ibu Nabi Isa, perempuan yang baik itu pun tak selamat daripada prasangka-prasangka masyarakatnya.  Apatah lagi perempuan-perempuan biasa yang lain. Semuanya hanya kerana satu, tidak mempercayai cerita perempuan.

Stop sejenak, fikirkan berapa ramai mangsa kekerasan seksual berhadapan dengan masalah ini, malah distigmatisasi lagi dan kita salah-salahkan. Kerana orang tidak mahu mempercayai dan menerima apa yang menimpa diri dia adalah salah pelaku sepenuhnya.

Tetapi apa yang kita ulang dan ulang cerita Maryam binti Imran ini adalah pada kesucian diri dia. Bukan mempersoalkan perilaku-perilaku asshole masyarakat pada perempuan baik apatah lagi perempuan-perempuan yang ‘dipandang hina’.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati
  • Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan
  • Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja
    • Pengulangan Narasi Kesucian Maryam binti Imran
    • Agama Menjadi Rahmat Sekalian Alam

Baca Juga:

Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw

Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Kisah Saat Nabi Khidr As Menemui Pelayan Perempuan

Kisah Saat Nabi Saw Apresiasi Kepada Para Perempuan Pekerja

Pengulangan Narasi Kesucian Maryam binti Imran

Mengulang-ulang naratif kesucian Maryam binti Imran hanyalah menguatkan kesedaran dalam kepala kita. Bahawa perempuan bukan manusia tetapi hanyalah sekadar perempuan. Kalau perempuan baik maka layaklah dia diangkat Tuhan. Kalau perempuan tak baik, selayaknya diburukkan Tuhan, melalui layanan buruk manusia. Seolah-olah hak kemanusiaan perempuan itu hanya untuk perempuan baik sahaja.

Hak kemanusian perempuan tidak sekali-kali boleh kita cabut sebagaimana lelaki walaupun dia berdosa. Biasnya kita di sini adalah tidak pernah kita berbicara tentang kesucian kehormatan lelaki. Apatah lagi menerakakan lelaki-lelaki jalang dan melakukan kekerasan seksual. Mengatakan mereka lelaki hina jauh sekali. Apakah perempuan yang melakukan dosa tingkatnya lebih hina daripada lelaki yang melakukan dosa?

Bicara kesucian kehormatan dalam agama lebih bias kepada perempuan. Perempuan mereka sunatkan supaya tidak ‘menjalang’ di masa dewasa. Apakah perempuan mampu menjalang tanpa adanya lelaki yang menjalang? Berhentilah bercakap tentang kehormatan perempuan dengan simboliknya Maryam binti Imran.

Ia menjijikkan bahkan hanya memenuhi imaginasi nafsu lelaki untuk mendapatkan perempuan dara tetapi tidak pernah bercakap kemahuan perempuan yang berhak juga kepada keterunaan lelaki.

Isu kedua, tentang tugas profetik Isa alaihissalam yang membela golongan tertindas dan melawan kezaliman sang penguasa. Itu yang patut difokuskan bukan membincangkan kenabiannya atau ketuhanannya.

Agama Menjadi Rahmat Sekalian Alam

Sepatutnya hari-hari perayaan besar umat agama lain adalah hari kita semua merenung dan mencari common ma’ruf dan bukan mencari titik persamaan apatah lagi perbezaan. Saya sudah tidak percaya lagi pada wacana mencari titik persamaan antara agama apabila wacana itu sudah ‘disalahgunakan’ untuk melegitimasi superioriti agama tertentu. Ini masa yang amat crucial untuk mencipta damai di saat umat manusia berpecah-pecah kerana pelbagai sebab termasuklah identiti agama.

Tuhan sudah berfirman: ‘Jika Tuhanmu menghendaki, maka Dia akan menjadikan manusia itu umat yang satu, (tetapi tidak begitu) maka mereka tetap saling berbeza dan berselisih pendapat’. (Hud: 118)

Perbezaan manusia adalah ketentuan Tuhan yang tidak mungkin kita ubah sehingga ke hari kiamat, jadi pilihan yang kita ada cuma menambah perselisihan dan permusuhan atau menambah jalan-jalan perdamaian. Pilihlah perdamaian dan common good. Baru lah agama ini benar-benar dapat menjadi rahmat buat sekalian alam. []

Tags: Kisah NabiMaryam binti ImranNabi IsaperempuanSejarah Islam
Huda Ramli

Huda Ramli

Nurhuda Ramli, Pegawai Program, Sisters In Islam, Malaysia.. Sebuah organisasi yang memperjuangkan hak wanita dalam rangka kerja Islam dan Hak Asasi Manusia

Terkait Posts

Satu Abad NU

Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Akhlak Manusia

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

1 Februari 2023
Aborsi Korban Perkosaan

Ulama Bolehkan Aborsi Korban Perkosaan

31 Januari 2023
Tradisi Tedhak Siten

Menggali Makna Tradisi Tedhak Siten, Benarkah Tidak Islami?

29 Januari 2023
Fatwa KUPI

Menanti Hasil Fatwa KUPI dari Kokohnya Bangunan Epistemologi Part II-Habis

28 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Saw Menyambut Ceria Kehadiran Anak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Bersolidaritas dan Pesan Moral Untuk Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist