• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Perempuan, Islam, dan Negara: Melihat Perkembangan Perempuan di Pesantren

Buya Husein menegaskan, sekarang juga sudah banyak pesantren yang didirikan khusus bagi perempuan yang disebut dengan istilah kulliyatul muta'allimat

Shobihah Mustahdiyah Shobihah Mustahdiyah
05/11/2023
in Buku
0
Perempuan Islam dan Negara

Perempuan Islam dan Negara

844
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul buku : Perempuan, Islam, dan Negara
Penulis : KH. Husein Muhammad
Penerbit : IRCiSoD
Cetakan pertama : Januari, 2022

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, saya telah membaca buku Perempuan, Islam, dan Negara karya KH. Husein Muhammad. Buku ini, bagi saya sangat menarik untuk dibahas, karena Buya Husein sebagai salah tokoh yang menyuarakan pesan kesetaraan gender itu begitu kuat beliau tuliskan di dalam buku ini.

Ada banyak sekali tema yang Buya Husein tulis dalam buku Perempuan, Islam dan Negara. Hingga akhirnya ada salah satu tema yang membuat saya tertarik untuk membahasnya, tema tersebut adalah tentang perempuan di pesantren.

Buya Husein menyebutkan di dalam bukunya, bahwa awal mula adanya santri perempuan di pondok itu pada perkiraan akhir tahun 1920 atau awal 1930-an, yang bertempat di bawah naungan KH. Bisri Sansuri, Pesantren Denanyar, Jombang.

Berbeda dengan pandangan Buya Husein, Zamakhsyari Dhofir berpendapat mengenai awal mula masuknya perempuan di pesantren.

Ia mengatakan di dalam bukunya yang berjudul Tradisi Pesantren, bahwa pondok pesantren perempuan sudah ada lebih dahulu, yaitu sejak tahun 1910-an. Namun, hal ini tidak banyak diungkapkan dan tidak banyak data yang menyebutkannya.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan, karena pada saat itu, perempuan yang masuk untuk belajar di pesantren masih dianggap tidak lazim, bahkan mungkin dipandang melangkahi aturan agama. Serta adanya kekhawatiran tidak bisa menjaga dengan baik.

Misalnya, berbagai tuduhan kepada para santri perempuan adalah anggapan bahwa pesantren yang membuka untuk belajar para santri perempuan sangat bertentangan dengan pandangan tradisional, pesantrennya tidak akan pernah maju, dan sebagian besar menganggap bahwa pesantren adalah hanya menjadi tempat belajar bagi para santri laki-laki.

Oleh sebab itu, kehadiran para santri perempuan yang belajar di pondok pesantren masih sebagian orang anggap bahaya.

Pesantren Perempuan

Namun, semua pandangan tersebut, Buya Husein bantah dan menurutnya tidak masuk logika. Karena pesantren, bagi Buya Husein merupakan tempat belajar yang sangat terbuka baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Pesantren kata Buya Husein sangat menerima nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender. Serta menerapkan pendekatan kolektif terhadap khazanah fiqh perempuan, fiqh pernikahan dan fiqh keluarga.

Bahkan, seiring berjalannya waktu, sudah banyak pesantren yang memberi tempat bagi para perempuan untuk mengaji dan mendalami ilmu agama sebagaimana santri laki-laki.

Bahkan perkembangan pesantren sebagai tempat belajar bagi para perempuan saat ini, sudah pada tingkat setara. Terlebih, di beberapa pesantren, jumlah santri perempuan bisa lebih banyak dari santri laki-laki.

Lebih dari itu, Buya Husein menegaskan, sekarang juga sudah banyak pesantren yang didirikan khusus bagi perempuan yang disebut dengan istilah kulliyatul muta’allimat (pendidikan untuk santri perempuan).

Dengan begitu, kehadiran para santri perempuan di pondok pesantren sebaiknya kita berikan apresiasi, dorongan dan dukungan kepada mereka. Karena dalam pendidikan, perempuan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki. []

Tags: bukuislamNegaraperempuanPerkembanganpesantren
Shobihah Mustahdiyah

Shobihah Mustahdiyah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Hakikat Berkeluarga

Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

23 Juni 2025
Fiqh Al Usrah

Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

21 Juni 2025
Membangun Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga yang Berdimensi Akhlak Mulia

20 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID