• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Citra Perempuan Ideal dalam Alquran

Nur Rofiah Nur Rofiah
20/06/2019
in Personal
0
Citra Perempuan Ideal

ilustrasi: pixabay{dot}com

120
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Ada kutipan menarik dalam Kata Pengantar Penerbit buku Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an karya Prof. Dr. Nasaruddin Umar,  MA.  Kata pengantarnya sendiri ditulis oleh Prof. Dr.  Komaruddin Hidayat, MA.

Menurut Prof. Komar, ada banyak temuan penting dalam penelitian disertasi yang kemudian dicetak menjadi buku ini. Salah satunya adalah tentang citra perempuan ideal dalam al-Qur’an.

Saya kutipkan langsung saja dengan tambahan penomoran untuk memudahkan:

“Citra perempuan ideal dalam al-Qur’an tidak sama dengan citra perempuan yang berkembang dalam sejarah dunia Islam. Citra perempuan yang diidealkan dalam Islam ialah:

  1. Mempunyai kemandirian politik (al-istiqlal al-siyasah, Q.s. al-Mumtahanah/60:12, sebagaimana Ratu Balqis, perempuan penguasa yang mempunyai kerajaaan superpower laha arsyun adzim (Q.s. al-Naml/27:23),
  2. Memiliki kemandirian ekonomi (al-istiqlal al-iqtishadi) (Q.s. al-Nahl/16:97), seperti pemandangan yang disaksikan Nabi Musa di Madyan,  perempuan pengelola peternakan (Q.s. al-Qashash/28:23),
  3. Memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan-pilihan pribadi (al-istiqlal al-syakhshiy) yang diyakini kebenarannya,  sungguhpun harus menghadapi suami bagi perempuan yang sudah berkeluarga (Q.s. al-Tahrim/66:11), atau menantang opini publik bagi perempuan yang belum berkeluarga (Q.s. al-Tahrim/66:12).

Perempuan dibenarkan untuk menyuarakan kebenaran dan melakukan gerakan oposisi terhadap berbagai kebobrokan (Q.s. al-Taubah/9:71). Bahkan al-Qur’an menyerukan perang terhadap suatu negeri yang menindas kaum perempuan (Q.s. al-Nisa/4:5), karena laki-laki dan perempuan sama-sama berpotensi sebagai khalifatun fil Ardl (Q.s. al-Nahl/16:97) dan sebagai hamba (abid)  (Q.s. al-Nisa/4:124).”

Baca Juga:

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

(Dr. Komaruddin Hidayat, Pengantar Penerbit, dalam Nasaruddin Umar,  MA, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta, Penerbit Paramadina, 2001, hal. Xxv-xxvi).

Ketika Al-Qur’an menegaskan bahwa perempuan itu manusia, maka laki-laki dan perempuan sama-sama subyek kehidupan seutuhnya. Mereka sama-sama HANYA menghamba pada Allah (Tauhid)  dan sama-sama  mengemban amanah kekhalifahan di muka bumi untuk wujudkan kemaslahatan seluas-luasnya, termasuk dalam rumah tangga.

Dalam al-Hujurat/49:13 Allah menegaskan bahwa nilai manusia ditentukan oleh Taqwa-nya, yakni sejauhmana Tauhid-nya punya daya dorong sekuatnya untuk melahirkan kemaslahatan seluas-luasnya pada Makhluk Allah, dan sebaliknya punya daya tahan sekokohnya untuk tidak melahirkan kerusakan pada semesta.

Rasulullah Saw juga mengingatkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Jadi salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah hidupnya bermanfaat seluas-luasnya. Begitu pun ciri perempuan yang bertaqwa.

Semoga kita bisa mengenali potensi diri masing-masing: fisik, akal, dan hati, juga mengenali modal sosial yang kita miliki: kesehatan, pemikiran, pengetahuan,  pengalaman,  jaringan, posisi, profesi, harta, dll kemudian bersinergi dengan yang lain agar hidup bisa bermanfaat secara maksimal. Aaamiin. Wallahu A’lam bish Shawab![]

Tags: al-quranperempuan
Nur Rofiah

Nur Rofiah

Nur Rofi'ah adalah alumni Pesantren Seblak Jombang dan Krapyak Yogyakarta, mengikuti pendidikan tinggi jenjang S1 di UIN Suka Yogyakarta, S2 dan S3 dari Universitas Ankara-Turki. Saat ini, sehari-hari sebagai dosen Tafsir al-Qur'an di Program Paskasarjana Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ) Jakarta, di samping sebagai narasumber, fasilitator, dan penceramah isu-isu keislaman secara umum, dan isu keadilan relasi laki-laki serta perempuan secara khusus.

Terkait Posts

Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Berkurban

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Kesehatan Akal

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fikih Ramah Difabel

    Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut
  • Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID