Mubadalah.id – The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia bekerjasama dengan Walailak University dan Oxfam Thailand telah sukses menggelar training hak-hak perempuan dalam Islam dengan menggunakan pendekatan mubaadalah di Nongchok, Thailand, 27-30 Juli 2019. (Baca: Kisah Yu Mas Bangkitkan Semangat Aktivis Perempuan di Thailand Selatan)
Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah mengatakan, kegiatan tersebut dihadiri para pemimpin-pemimpin perempuan di Thailand Selatan. Training ini diharapkan bisa memperkuat skill dalam tafsir Alquran dan hadis dengan menggunakan pendektan mubaadalah. (Baca: Relasi Keluarga Berencana dalam Perspektif Mubadalah)
“AMAN Indonesia memulai ini sebagai upaya menyebarkan syiar Islam Indonesia ke Asia. Dengan dukungan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), kami berharap bisa membawa suara ulama perempuan Indonesia ke Asia dan Dunia,” kata Mbak Ruby dikutip melalui facebooknya. (Baca: Dengan Dukungan KUPI, Diharapkan Dapat Membawa Suara Ulama Perempuan Indonesia ke Asia dan Dunia)
Ia mengaku memberikan pemahaman kepada para peserta tentang konsep gender dalam Islam dan mempelajari metode tafsir mubaadalah bukanlah sesuatu yang gampang. (Baca: Tafsir Mubadalah Tentang Hadis Menikah adalah Separuh Agama)
Sebab, lanjut dia, konstruksi Islam konservatif yang dihidupi bertahun-tahun membuat rentan terjadinya kekerasan berbasis gender. (Baca: Mengurai 16 Hari Anti Kekerasan Berbasis Gender)
“Training ini membuka perspektif kesalingan, dimana Islam meletakkan nilai-nilai luhur bagi perempuan dan laki-laki untuk bekerjasama mencapai kesejahteraan,” tuturnya. (Baca: Solidaritas dan Pentingnya Praktik Kesalingan)
Menurutnya, mubaadalah sebagai perspektif bagi peserta di Thailand merupakan hal yang baru, tetapi sejatinya pesan mubaadalah sudah ada di dalam ajaran Islam. (Baca: Pemaksaan Perkawinan Tidak Sejalan Dengan Ajaran Islam)
“Terharu mendengar mereka menaruh harapan yang besar agar mubaadalah bisa membawa kedamaian di dalam rumah dan masyarakat. Amin,” tutupnya. (WIN)