• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Empat Ayat Al Qur’an yang Mengangkat Derajat Kaum Perempuan

Islam datang dengan memuliakan perempuan, dan menjadikan mereka sebagai elemen penting dalam konsep keluarga sakinah

Asrof Maulana Asrof Maulana
11/02/2023
in Personal
0
Derajat Kaum Perempuan

Derajat Kaum Perempuan

3.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perempuan merupakan salah satu ciptaan tuhan untuk menjadi teman untuk berbagi cerita, berkeluh kesah dan lain sebagainya. Karena penciptaan Sayyidah Hawa berawal dari keinginan Nabi Adam. Yakni untuk memiliki teman yang selalu bisa bersama, dan mengerti tentang keadaannya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perlakuan demi perlakuan yang tidak adil terus perempuan dapatkan.

Sebelum Rasulullah saw datang dan membawa ajaran Islam, orang-orang pada zaman itu sama sekali tidak ada mempunyai nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang tertanam. Justru mereka melakukan hal-hal yang (bisa kita sebut) anti sosial, seperti pemutusan tali silaturrahim, ketidak pedulian dengan kerabat, dipenuhi rasa saling dengki, dendam dan lainnya. Bahkan yang lebih parahnya, derajat kaum perempuan mereka rendahkan sedemikian rupa, sehingga tak ada penghargaan sedikitpun terhadapnya.

Perlakuan diskriminasi yang kaum perempuan terima sangatlah parah, sehingga terabadikan dalam Alquran pada surah an-Nahl ayat 58-59 yang berbunyi:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَٰرَىٰ مِنَ ٱلْقَوْمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦٓ ۚ أَيُمْسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُۥ فِى ٱلتُّرَابِ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)

Artinya: “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”. (QS. An-Nahl: 58-59).

Baca Juga:

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

Simbol Kehinaan

Mereka menganggap para perempuan sebagai simbol kehinaan, sehingga mereka mengkategorikan para perempuan dan anak-anak sebagai barang. Kemudian mereka jadikan harta waris yang bisa berpindah tangan. Alasan mereka memperlakukan para perempuan seperti itu adalah karena doktrin yang tertanam pada diri mereka, yaitu:

كيف نورث من لايحمل سيفا ولايلاقي عدوا ولايقاتل حربا

“Bagaimana bisa kami mewariskan harta kepada orang yang tidak bisa menggunakan pedang dan tidak ikut dalam memerangi musuh di medan pertempuran.”

Dengan doktrin tersebut, tak jarang kita temukan perlakuan mereka yang sangat menjijikkan dan di luar nalar kepada para perempuan. Seperti seorang anak yang menjadikan istri bapaknya sebagai istrinya, ketika bapaknya telah meninggal dunia. Lalu mereka memaksa para perempuan yang mereka miliki (budak) untuk menghasilkan uang bagi mereka. Yakni dengan cara melakukan pelacuran. Seperti itulah gambaran perlakuan yang  kaum perempuan dapatkan sebelum kedatangan ajaran Islam.

Islam Memuliakan Perempuan

Namun perlakuan yang demikian tidak lagi mereka alami setelah datangnya ajaran Islam yang menggaungkan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh ciptaan Tuhan. Islam datang dengan memuliakan perempuan, dan menjadikan mereka sebagai elemen penting dalam konsep keluarga sakinah. Lalu Islam juga mengangkat derajat kaum perempuan dari tempat yang tidak layak ke tempat yang sepantasnya mereka dapatkan. Bahkan Islam melarang pemaksaan melakukan pelacuran terhadap kaum perempuan. Sebagaimana ayat yang berbunyi:

وَلَا تُكْرِهُوا۟ فَتَيَٰتِكُمْ عَلَى ٱلْبِغَآءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوا۟ عَرَضَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ

Artinya: “Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi”. (QS. An-Nur: 33).

Bukan hanya itu, Islam juga memberikan hak kepada mereka dalam hal-hal yang bersifat materi sebagaimana kaum laki-laki. Seperti hak waris dan lain-lain. Perlakuan Islam yang adil kepada mereka bermula dengan larangan menjadikan mereka sebagai harta waris. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا ۖ

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa”. (QS. An-Nisa’: 19).

Dan firman Allah:

وَلَا تَنكِحُوا۟ مَا نَكَحَ ءَابَآؤُكُم مِّنَ ٱلنِّسَآءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَمَقْتًا وَسَآءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. (QS. An-Nisa’: 22).

Setelah menghapus doktrin tentang kehinaan perempuan, Islam memberitahu bahwa kaum perempuan sama seperti laki-laki yang bisa mendapatkan hak-hak mereka sebagaimana semestinya.

لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ ٱلْوَٰلِدَانِ وَٱلْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا تَرَكَ ٱلْوَٰلِدَانِ وَٱلْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ ۚ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا

“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan”. (QS. An-Nisa’: 7).

Demikianlah empat ayat dalam Al Qur;an yang mengangkat derajat kaum perempuan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang mereka alami sebelumnya. Dengan hadirnya Islam, perempuan mendapatkan keadilan, kebebasan dan kesetaraan. Bersama dengan laki-laki bertanggung jawab menjadi khalifah di muka bumi ini. (Bebarengan)

Tags: GenderkeadilanKesetaraanMerebut Tafsirperempuan
Asrof Maulana

Asrof Maulana

Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Situbondo

Terkait Posts

Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Berkurban

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Kesehatan Akal

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya dalam Puisi Ulama Sufi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID