Mubadalah.id – Direktur Yayasan Fahmina, Rosidin menilai Festival Mubadalah diharapkan menjadi perekat para aktivis dan penulis mubadalah untuk menciptakan sebuah gagasan baru dengan seluruh energi gerakan keadilan bagi laki-laki dan perempuan dengan perspektif mubadalah.
“Kumpulan tulisan dari seluruh aktivis atau penulis Mubadalahnews.com sudah diterbitkan oleh Fahmina dan yang terakhir tulisan Kiai Faqih yang justru menjadi panduan perspektif mubadalah yaitu Qira’ah Mubadalah juga sudah diterbitkan,” kata Dosen Filsafat Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) itu.
Mubadalah dalam usianya yang masih relatif muda, tetapi produksi tulisannya, dan ilmu pengetahuannya luar biasa besar sekali. Bahkan dalam perjalanannya, mubadalah telah menggelar berbagai diskusi, seminar, workshop, majelis dan termasuk bedah buku Qira’ah Mubadalah di berbagai kota di dalam negeri bahkan sampai luar negeri.
Maka dari itu, menurutnya, mubadalah sudah bisa diterima bahkan menjadi sebuah perspektif baru untuk menciptakan relasi keadilan baik bagi laki-laki ataupun perempuan.
“Mubadalah adalah gagasan baru yang kira-kira ini tidak berhenti kepada pengetahuan dari sisi kognitif saja lalu bagaimana ini bisa menggerakan energi gerakan relasi kesetaraan keadilan untuk laki-laki dan perempuan” tuturnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, Mega Priyanti mengatakan, mubadalah telah memberikan sebuah metode agar bisa memaknai ayat-ayat yang berkeadilan, memartabatkan manusia, dan memanusiakan manusia.
“Semoga semangat mubadalah tidak berhenti sampai di sini tetapi bisa terus berkembang dan menciptakan Indonesia yang berkeadilan gender,” tutupnya. (RUL)