Terkhusus untuk Gen Z. Benar sudah siapkah kamu untuk menikah dan melewati berbagai ujian dalam rumah tangga nanti?
Mubadalah.id. Media online seringkali dihiasi dengan ke-uwuan artis, selebgram dan warganet yang baru saja melangsungkan pernikahan. Umbaran kemesraan di depan publik seakan menarik perhatian khalayak umum untuk terus mengintai perjalanan rumah tangga di antara keduanya. Khususnya memicu Gen Z untuk siap tidak siap menikah.
Kiranya ada pertanyaan mendalam sebagai refleksi dari kegandrungan di media sosial yang demikian. Terkhusus untuk Gen Z. Benar sudah siapkah kamu untuk menikah dan melewati berbagai ujian dalam rumah tangga nanti? Atau hanya sekedar ingin ikutan merasakan sensasi keromantisan yang juga bisa jadi ajang pamer kepada publik melalui berbagai akun di media sosial?.
Padahal tidak demikian. Harus banyak hal yang dipertimbangkan matang-matang sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Menikah karena Terdesak Usia
Perempuan seringkali harus berhadapan dengan masalah usia. Anggapan perawan tua dan tidak laku ketika tidak cepat menikah selalu melekat pada perempuan. Label-label negatif itulah yang seringkali membuat perempuan terjebak dalam penyesalan karena terlalu cepat mengambil keputusan.
Banyak sekali konflik dalam pernikahan yang tidak bisa terselesaikan akibat kurang matangnya persiapan sejak awal. Pernikahan kerap kali harus berujung perpisahan dengan banyak alasan, bisa ekonomi, KDRT bahkan yang saat ini viral adalah masalah perselingkuhan.
Budaya kita seakan membentuk standar usia pernikahan untuk perempuan. Tidak hanya mematok usia, namun juga memaksa perempuan untuk bisa terampil dalam berbagai hal, khususnya yang berkaitan dengan wilayah domestik seperti memasak, mencuci bahkan berdandan di hadapan suami yang menuntut perempuan menjadi makhluk sesempurna mungkin.
Sementara laki-laki terbebas dari label negatif seperti yang melekat pada Perempuan. Berbanding terbalik dengan Perempuan yang harus menerima steorotip negatif ketika memiliki pasangan yang lebih muda, pasangan Luna Maya dan Maxime misalnya.
Bagaimana Jika Sudah Ada yang Mendekat?
Menikah memang sunnah hukumnya, bahkan bisa menjadi wajib dalam kondisi tertentu. Namun memahami hukum mengenai pernikahan tersebut tidak boleh serta merta secara tekstual. Banyak illat atau alasan yang menjadi sebab kemendesakan sebuah pernikahan.
Alasan sudah ada yang mendekat atau sudah ada pasangan seringkali menjadi alasan untuk segera melangsungkan perkawinan. Mestinya jangan terburu-buru.
Memilih menikah dengan menjatuhkan pilihan karena memang kamu adanya, dengan karena ada kamu dia memilihmu untuk menikah, tentu memiliki pengertian dan konsekuensi yang berbeda.
Di sisi yang lain, banyak orang yang menjadi bingung menjelang pernikahan. Dalam banyak kasus bahkan mereka masih meragukan kesiapan dirinya.
Bertanyalah, Apakah Kamu Benar Sudah Siap?
Banyak faktor yang menjadikan seseorang ragu dengan dirinya sendiri, bahkan dengan keputusannya. Beberapa orang malah tetap memilih melanjutkan pernikahan setelah mengetahui ada kejanggalan-kejanggalan dan tak jarang menjadi bumbu konflik di pertengahan jalan.
Menyikapi keraguan-keraguan yang demikian, mengutip dari media klikdokter.com terdapat persiapan mental yang patut menjadi persiapan menjelang pernikahan. Antara lain: pasangan bukan tempat melampiaskan emosi sehingga perlu mengatur emosi diri sendiri, tak kalah penting membangun komunikasi dua arah dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi konflik.
Memiliki orientasi untuk terus belajar dari banyak pengalaman. Lebih lanjut, pernikahan butuh motivasi untuk bisa terus langgeng karena tidak bisa berjalan secara auto pilot. Hal ini bisa didukung dengan membicarakan isu terkait finansial kedepan, tempat tinggal, orang tua dan anak, serta mengenal bahasa kasih masing-masing ataupun love language.
Jika sudah mempersiapkan mental dan segala sesuatunya dengan baik, berarti kamu sudah siap untuk melangkah ke jenjang selanjutnya. Semoga teman-teman Gen Z tidak hanya ingin merasakan ke-uwuannya saja ya, tetapi mau untuk terus belajar dan berusaha mencapai ibadah yang sempurna. []