• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Gerakan Perempuan Pada Masa Abad 15 – 18

Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M, kaum perempuan sudah bisa menerima pelajaran membaca pada beberapa sekolah

Redaksi Redaksi
08/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan abad

perempuan abad

257
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Gerakan perempuan pada masa abad pertengahan, khususnya pada abad ke-15 sampai awal abad ke-18 M di negara-negara seperti Turki, Mesir, dan Syiria, kondisi kaum perempuan tidak berbeda jauh dengan abad sebelumnya.

Meski begitu, ada sedikit perkembangan yang meningkat, khususnya di bidang-bidang tertentu.

Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M, kaum perempuan sudah bisa menerima pelajaran membaca pada beberapa sekolah.

Mereka mendapatkan kesempatan untuk hadir di Kuttab, sekolah yang letaknya di masjid dan biasanya hanya dihadiri oleh anak laki-laki untuk belajar membaca-menulis Al-Qur’an.

Di antara mereka yang melanjutkan pelajarannya, kemudian menjadi akademisi-akademisi yang terkenal dengan sebutan ulama.

Baca Juga:

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Ummi Hani (w. 1466 M) adalah perempuan Mesir yang belajar Al-Qur’an pada kakeknya, kemudian ke Makah dan kembali ke Mesir.

Ummi Hani sangat kuat dalam bidang hafalan dan kekuatannya itu diakui oleh sarjana-sarjana lelaki se-zamannya.

As-Sakhawi melaporkan bahwa Ummi Hani tahu banyak tentang hadits dan fiqh. Bahkan menganggap Ummi Hani sebagai satu-satunya sarjana perempuan yang menonjol pada zamannya.

Selain Ummi Hani nama-nama lainnya adalah Hajar (w. 1388 M), Bayram, dan masih banyak lagi.

Pada awal abad ke-19 M masyarakat Timur Tengah mulai mengalami perubahan sosial yang cukup fundamental.

Pengerukan kekayaan oleh negara-negara Barat, munculnya negara-bangsa (nation-state), serta penguasaan secara formal maupun informal oleh kekuatan-kekuatan kolonial.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 M telah membentuk parameter perubahan ekonomi dan politik yang sangat penting.*

*Sumber: tulisan karya M. Nuruzzaman dalam buku Kiai Husein Membela Perempuan.

Tags: Abad 15gerakanislamkeadilanKesetaraanmasaperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID