Mubadalah.id – Ibnu Arabi adalah salah satu sufi terbesar (asy-syekh al-akbar) sepanjang zaman. Kebesaran Ibnu Arabi dalam beberapa catatan sejarah diperoleh dari kaum perempuan ulama. la banyak menimba ilmu dari mereka (kaum perempuan).
Pandangan-pandangannya tentang teori “wahdah al-wujud” memperoleh inspirasi dari perempuan. Setidaknya, ada tiga orang perempuan ulama.
Pertama, Fakhr an-Nisa. Perempuan ini adalah sufi terkemuka dan idola para ulama laki-laki dan perempuan.
Ibnu Arabi mengatakan, “Aku datang menemuinya, untuk mendengarkan tutur katanya, karena riwayat haditsnya, kelas tinggi. Ketika pertama kali aku mendengarnya, aku menulis surat kepadanya:
“Keadaanku dan keadaanmu dalam soal riwayat adalah sama. Tujuanku ke sini hanyalah untuk menambah ilmu dan mengamalkannya.”
Kepada perempuan ulama ini (Fakhr an-Nisa), Ibnu Arabi mengaji kitab hadits Sunan at-Tirmidzi.
Ibnu Arabi mengatakan, “Aku mendengar/mengaji Sunan at-Tirmidzi (hadits-hadits riwayat Imam Tirmidzi) kepada orang Makkah yang menjadi imam masyarakat di negeri yang aman damai.”
Kedua, Qurrah al-Ain. Pertemuan Ibnu Arabi dengan perempuan ulama ini terjadi ketika ia tengah asyik thawaf, memutari Ka’bah.
Ibnu Arabi mengatakan, “Hubunganku dengannya sangatlah dekat. Aku mengaji kepadanya. Aku memandangnya sebagai seorang perempuan yang sangat kaya pengetahuan ketuhanan.”
Perempuan ketiga ialah Sayyidah Nizham (Lady Nizham). Ia biasa dipanggil “Ain asy-Syams” (mata matahari), dan “Syaikhah al-Haramain” (guru besar untuk wilayah Makkah dan Madinah).
Mengenai gurunya ini, Ibnu Arabi mengatakan, “Ia adalah matahari di antara ulama, taman indah di antara para sastrawan. Wajahnya jelita, tutur bahasanya lembut, dan otaknya sangat cemerlang.”
“Bahkan kata-katanya bagai untaian kalung yang gemerlap cahaya penuh keindahan, dan penampilannya benarbenar anggun. Jika ia bicara, semua yang ada menjadi bisu.” []