• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Ini 5 Alasan Mengapa Gus Dur Banyak Dikagumi Perempuan

Kedua, Gus Dur mengerjakan pekerjaan domestik. Dalam Kehidupan rumah tangga, seperti yang Mbak Alissa Wahid sampaikan bahwa Gus Dur sudah sangat terbiasa dalam mengerjakan pekerjaan rumah

Hanifah Nabilah Hanifah Nabilah
26/01/2024
in Publik
0
Gus Dur dikagumi Perempuan

Gus Dur dikagumi Perempuan

610
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selain menjadi bapak toleransi, KH. Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur merupakan sosok yang banyak dikagumi oleh para perempuan. Hal ini karena beberapa teladan yang beliau berikan sangat memihak dan membela hak-hak perempuan.

Ada banyak yang Gus Dur lakukan dalam memberikan pembelaan dan hak-hak kepada perempuan, salah satunya bisa kita lihat saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden ke-4. Gus Dur memelopori terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) nomor 9 tahun 2000 mengenai pengarusutamaan gender. Pada perkembangannya Inpres ini, Gus Dur tingkatkan menjadi UU Keadilan dan Kesetaraan Gender.

Dengan terbitnya Inpres tentang pengarusutamaan gender, bagi saya menjadi bukti bahwa Gus Dur juga ternyata memperhatikan hak-hak bagi para perempuan. Bahkan Gus Dur mendorong para perempuan untuk terlibat aktif dalam beberapa kerja di ranah publik dan politik.

Selain terbitnya Inpres, ada hal lain yang membuat Gus Dur hingga saat ini banyak dikagumi oleh para perempuan.

Misalnya, seperti dalam tulisan “5 Alasan Gus Dur Dikagumi Perempuan” karya Prof. Siti Mahmudah yang terbit di mubadalah.id, bagi saya hal ini penting untuk kita perhatikan bersama.

Baca Juga:

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Lima Alasan

Dalam tulisannya, Prof. Siti Mahmudah menjelaskan bahwa setidaknya ada lima alasan. Lima alasan tersebut sebagai berikut:

Pertama, Gus Dur memilih monogami. Dalam kehidupan rumah tangganya, Gus Dur adalah sosok yang memilih setia kepada satu istri yaitu Bu Nyai Sinta Nuriyah Wahid. Dengan memilih monogami tersebut, sehingga kita dapat melihat bahwa Gus Dur bersama Bu Nyai Sinta Nuriyah Wahid dapat mewujudkan keluarganya menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah (harmonis).

Kedua, Gus Dur mengerjakan pekerjaan domestik. Dalam Kehidupan rumah tangga, seperti yang Mbak Alissa Wahid sampaikan bahwa Gus Dur sudah sangat terbiasa dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mulai dari mengganti popok saat anak-anaknya bayi, memasak, mencuci pakaian, menyetrika, membersihkan rumah, sampai mengambil raport Mbak Alissa di sekolah.

Ketiga, Gus Dur: seorang ayah yang begitu menyayangi keempat anak perempuannya. Gus Dur selalu bisa membuat anak-anaknya senang dan bahagia dalam naungan dan asuhannya. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak untuk anak-anaknya.

Anak-anak perempuan Gus Dur tetap dipersilahkan menentukan pilihan hidupnya. Dengan syarat mereka siap mempertanggungjawabkan pilihan hidupnya. Itu saja syaratnya menurut Gus Dur. Gitu aja kok repot.

Keempat, Gus Dur selalu membela kaum lemah. Saat Gus Dur menjabat sebagai seorang presiden, beliau pernah membebaskan seorang Inul Daratista dari tuduhan dan amukan masa atas penampilannya yang dianggap erotis, seksi dan mengundang birahi laki-laki. Perjuangan Gus Dur atas diri Inul bukan terletak pada gaya ngebornya, tapi lebih pada hak hidup seorang Inul adalah harga mati yang mesti dihargai.

Inilah ciri Gus Dur yang selalu menjadi pembela orang yang lemah. Apalagi posisinya Inul adalah seorang perempuan yang patut kita bela.

Tokoh Penting Kesetaraan Gender

Kelima, Gus Dur tokoh penting dalam kesetaraan gender. Bagi Prof. Siti Mahmudah, Gus Dur menjadi sosok yang mewarisi sifat ayahnya, KH. Wahid Hasyim. Ayahnya merupakan pelopor sekolah hakim perempuan pertama pada tahun 1950-an. Yang saat itu, ayahnya tersebut sedang menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia.

Pada saat Gus Dur menduduki jabatan sebagai Presiden RI, beliau telah mengubah Menteri Urusan Peranan Wanita, menjadi Menteri Urusan Pemberdayaan Perempuan. Gus Dur memelopori terbitnya Inpres Nomor 9 Tahun 2000 mengenai Pengarusutamaan Gender (PUG).

Instruksi inilah yang menjadi embrio dari berbagai kebijakan yang ramah perempuan, salah satunya tindakan afirmasi kuota 30% perempuan di ranah politik. Pada perkembangannya Inpres ini ditingkatkan menjadi UU Keadilan dan Kesetaraan Gender.

Oleh sebab itu dari lima alasan tersebut, bagi saya, sebaiknya dapat menjadi teladan dalam kehidupan kita. Terutama soal monogami, suami juga harus terlibat dalam kerja domestik, dan parenting kepada anak-anak. Serta kita juga harus terus membela kelompok lemah.

Dengan begitu, sudah sebaiknya kita untuk terus melanjutkan teladan yang telah Gus Dur berikan. []

 

Tags: Alasangus durKagumiperempuan
Hanifah Nabilah

Hanifah Nabilah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version