• Login
  • Register
Kamis, 22 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Insecure dan Merasa Tertinggal: Refleksi Akhir Tahun

2023 mungkin terasa berat, dan kita tidak tahu hal baik apa yang menanti kita di masa depan

Rofi Indar Parawansah Rofi Indar Parawansah
28/12/2023
in Tak Berkategori
0
Insecure

Insecure

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Banyak yang berkata bahwa pada usia 20 an akan ada banyak keputusan yang harus kita ambil dan berdampak dalam kehidupan usia kita selanjutnya. Misalnya memilih karier, pasangan, dan kegiatan sehari hari yang kita lakukan. Semuanya memiliki dampak tersendiri.

Seperti kata pepatah, kehidupan kita nanti berdasarkan apa yang kita lakukan saat ini.

Hingga muncul ketakutan-ketakuan dalam diri. Takut untuk memulai, takut salah melangkah, takut mengambil keputusan dan rasa takut lainnya yang sering menjadi hantu dalam diri sendiri.

Sebagai seorang perempuan usia 23, akupun turut merasakannya. Pernah merasa insecure melihat teman-teman lulus kuliah, ada yang berhasil merintis usaha, kemudian banyak teman sebaya yang telah menikah. Bahkan ada teman yang sudah on the way anak kedua. Hal ini sering menjadi bahan untuk perbandingan dan mempertanyakan pencapaian diri sendiri.

Merasa gagal dan tertinggal

Aku pernah merasa kecewa karena tidak bisa lanjut kuliah ke perguruan tinggi, dan malah harus bekerja. Aku merasa tertinggal, di saat teman teman perempuan seusiaku sudah memiliki karir yang jelas, penghasilan yang mapan dan keluarga bahagia. Sementara aku masih gini-gini aja.

Baca Juga:

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Namun, apakah rasa kecewa bisa merubah keadaan? Tentu tidak.

Semakin larut dalam kecewa, semakin kamu tidak kemana-mana. Kecewa sewajarnya, karena itu adalah bagian dari respon emosi kita sebagai manusia biasa.

Apalagi dengan derasnya arus media sosial, membuat pintu terbuka lebar untuk mengamati “kehidupan orang lain”. Banyak momen bahagia orang-orang bagikan, dan dengan mudah menjadi bahan perbandingan. Jadi gampang insecure sampai lupa bersyukur.

Selain pengaruh sosial media, lingkungan juga menjadi faktor penting. Usia 20 an dianggap sebagai usia yang pas bagi perempuan untuk menikah. Tak jarang, kebanyakan perempuan dipusingkan dengan berbagai pertanyaan seputar pasangan.

Pacarnya mana? Siapa? Orang mana? Kapan nikah?

Orang yang harusnya mendukung diri kita, menjadi suporter utama justru kerap kali memberikan beban tambahan. Anak perempuan akan dianggap sebagai beban keluarga saat belum memiliki pasangan. Sisi baiknya, itu adalah bentuk kepedulian mereka pada diri kita. –Tapi kan gak setiap kesempatan terus ditanyain kapan nikah.

Seolah menemukan pasangan adalah hal yang mudah dan membina suatu rumah tangga bukan hal besar yang harus kita perhitungkan terlebih dahulu. Bahkan ada tagline “asal ada yang mau, gak boleh ditolak” melabeli perempuan yang dianggap sudah terlalu tua tapi belum juga menikah.

Seperti yang sering kita dengar, agama Islam mengutamakan agama sebagai kriteria utama dalam memilih pasangan. Terkesan mudah, Tingal cari orang yang baik agamanya, maka nikahi dia. Beres deh~

“Baik” dalam hal ini mungkin lelaki yang menjaga salatnya, pandangannya, dan hartanya. Yepp, pastikan sebelum menikah kita harus tahu sumber penghasilan calon suami kita, apakah dia mengerjakan hal yang halal atau justru hobinya main slot~ naudzubillah

Ehhh, tapi ternyata tidak sesederhana itu

Perempuan zaman sekarang cenderung memperumit dirinya sendiri. Dikasih yang baik, kurang sreg. Naksir yang ganteng dianya gak mau, sekalinya ada yang melamar, malah kabur ketakutan. Giliran pusing dikit, ngeluh pengen nikah. Hadeuhhh. Golongan-golongan ini sebetulnya belum terlalu siap, kenapa?

Karena dia masih mencla-mencle, hari ini mau A besok mau B. Gak konsisten. Biasanya orang orang ini pengen nikah cuman karena fomo liat orang lain posting “couple goals” di tiktok.

Usia 23 memberikan sebuah kesadaran bahwa sebanyak apapun kriteria yang dimiliki dari oleh seorang laki-laki, poin utama dan paling penting adalah kesiapan diri sendiri sebagai seorang perempuan yang merupakan manusia seutuhnya.

Secara usia mungkin 23 atau lebih kita bilang sudah siap dan mumpuni.

Namun secara mental?

Finansial?

Ahhh~ ruwet

Apalagi banyaknya berita perceraian, KDRT, penelantaran anak dan lain-lain. Sudah menjadi momok menakutkan. Pada akhirnya, bukan lagi tentang mencari calon. Melainkan penilaian kesiapan yang ada pada diri.

Siapkah dengan kehidupan pasca pesta pernikahan? Siapkah diri kita dengan berbagai ketidak pastian di masa depan? Lalu esensi dari tulisan ini apa? Selain dari ngalor ngidul curhat keresahan?

Di penghujung 2023 ini, aku ingin mengajak pembaca untuk merefleksi diri dan memberikan apresiasi.

Hai puan,

Hebat sekali kalian sudah bertahan hingga mendekati akhir. Bagaimana dengan resolusi yang sudah kamu tulis sebelumnya? Adakah yang berhasil atau baru mendekati? Atau bahkan belum ada perkembangan sama sekali.

Tidak apa-apa. Tidak masalah jika kamu insecure merasa tidak menjadi apa-apa. Tapi akan jadi masalah, saat kamu tidak melakukan apa-apa. Bergeraklah walau dengan helaan nafas yang terasa menyesakkan. Bergerak sama dengan menunjukan bahwa kita punya usaha.

Mari kita apresiasi setiap langkah kecil yang kita lakukan, yang selama ini kita anggap tak memiliki arti. Mari kita rayakan semua kegagalan dan rasa insecure yang kerapkali melingkupi.

2023 mungkin terasa berat, dan kita tidak tahu hal baik apa yang menanti kita di masa depan. Tetap semangat memperjuangkan bahagia diri kita Masing-masing. Tak usah saling hantam hanya karena beda pilihan. []

 

 

Tags: Jati DirikeresahanKesehatan MentalLife Crisismental issuesperempuanpernikahan
Rofi Indar Parawansah

Rofi Indar Parawansah

Perempuan belajar menulis

Terkait Posts

Catcalling

Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

21 Mei 2025
Berpikir Positif

Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

21 Mei 2025
Puser Bumi

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

21 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pengepungan di Bukit Duri

    Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB dalam Pandangan Fiqh
  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version