• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Ketika Islam Bicara Keindahan dan Kecantikan Perempuan

Sungguh tepat ungkapan bahwa tidak ada perempuan yang jelek, yang ada sebagian mereka hanyalah tidak pandai atau belum berhasil membuat dirinya menarik

Redaksi Redaksi
13/06/2022
in Personal
0
Keindahan dan Kecantikan

Keindahan dan Kecantikan

953
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kalau kita berbicara tentang keindahan atau kecantikan dari sisi pandangan agama-tanpa kesulitan kita akan menemukan sekian banyak ayat al-Qur’an yang berbicara tentang keindahan dan kecantikan. Misalnya, al-Qur’an memerintahkan manusia untuk mengamati langit dan keindahannya (QS. Qâf [50]: 6). Di tempat lain dinya takan-Nya bahwa bintang-bintang yang gemerlapan dijadikan Allah antara lain sebagai hiasan (QS. ash Shäffat [37]: 6).

Bahkan, kita menemukan Kitab Suci itu berbicara tentang keindahan dan kecantikan yang dapat dinikmati manusia ketika ternak keluar dari kandangnya pada pagi dan kembali pada sore hari (QS. an-Nahl [16]: 6). Allah juga memerintahkan mengelola laut antara lain agar dapat memperoleh hiasan yang dapat dipakai untuk memperindah diri (QS. an-Nahl [16]: 14), dan masih banyak lagi ayat yang lain. Dalam hadits-hadits juga ditemukan uraian Rasul saw. tentang keindahan dan kecantikan, misalnya sabda beliau:

وان الله جميل يحب الجمال » (رواه مسلم عن عبدالله بن عباس)

“Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyenangi keindahan (kecantikan)” (HR. Muslim melalui Ibnu Abbas)

Allah swt telah menganugerahi manusia kesenangan pada keindahan dan kecantikan. Siapa yang tidak bergetar hatinya mendengar kemerduan musik dan keindahan pemandangan, dia telah mengidap penyakit yang sulit diobati begitu lebih kurang ucap Imam al-Ghazali. Alhasil, kita semua senang pada keindahan, walaupun tidak semua kita mampu menghidangkan keindahan itu dalam penampilan atau ke-lakuan kita

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Berbicara tentang keindahan dan kecantikan pada manusia, biasanya pembicaraan itu hanya dikaitkan dengan perempuan. Ini agaknya karena perempuan memiliki keindahan dan kecantikan, serta kemampuan menampilkannya serta memiliki perhatian lebih besar daripada lelaki. Ini adalah naluri yang dianugerahkan Allah buat mereka.

Bahkan, kita dapat berkata bahwa perempuan/betina makhluk hidup, hampir semuanya selalu tampil/terlihat lebih indah daripada lelaki/jantannya. Di sisi lain, lelaki lebih cenderung mencari kecantikan dan mengekspresikannya, sedangkan perempuan lebih cenderung menampakkannya pada diri mereka.

Keindahan dan Kecantikan Perempuan Perpaduan Jasmani serta Rohani

Nah, kalau kita bertanya, apakah ukuran keindahan dan kecantikan perempuan? Di sini, kita dapat menemukan beragam jawaban. Keragaman itu lahir dari subjektivitas manusia. Siapa yang dianggap cantik oleh si A boleh jadi tidak demikian oleh si B, demikian juga sebaliknya. Karena itu, sungguh tepat ungkapan bahwa tidak ada perempuan yang jelek, yang ada sebagian mereka hanyalah tidak pandai atau belum berhasil membuat dirinya menarik.

Kita dapat menyimpulkan dua hal pokok yang menjadi daya tarik perempuan:

Pertama, sesuatu yang sudah melekat pada dirinya, bukan tambahan, Bentuk badan, warna kulit. mata, hidung, telinga, dan sebagainya adalah hal-hal yang melekat pada diri seseorang.

Kedua, sesuatu yang ditambahkan pada tempat tempat tertentu pada badan perempuan gelang, cincin, kalung dan semacamnya adalah hiasan demi menampakkan keindahan dan kecantikan.

Apa yang melekat itu bisa diperindah dan dipercantik dengan melakukan penambahan penambahan Sejak dulu orang mengenal pacar untuk mewarnal bagian bagian kuku tangan dan kaki, bedak untuk penyesuaian warna kulit, juga tato. Semakin maju ilmu dan teknologi, semakin maju pula alat dan perlengkapan kecantikan baru.

Agama Islam menganjurkan untuk memadukan keindahan jasmani dengan keindahan rohani. Tuntunannya di samping berkaitan dengan inner beauty yakni keindahan yang bersumber dari dalam seseorang juga keindahan luar. Kecantikan wajah luar hanya menenangkan mata, sedangkan kecantikan dari dalam akan menawan hati.

Salah satu bukti perlunya penggabungan kedua keindahan ia adalah bahwa Allah memerintahkan manusia untuk tampil indah, bahkan ketika menghadap Allah di masjid, “Hai anak-anak Adam, pakailah pakaian kami yang indah di setiap masjid” (QS.al-af (7): 31)

Baik masjid dalam arti bangunan khusus untuk beribadah ritual maupun dalam pengertian yang luas, yakni persada bumi ini. Kedua keindahan luar dan dalam harus terpadu, jangan salah satunya dikorbankan. Oleh karena itu, Islam menganjurkan perempuan untuk berdandan. Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa istri Nabi saw. Aisyah a. berkata:

“Seorang perempuan menyodorkan tangannya kepada Rasulullah saw. dengan sepucuk surat dari belakang tabir. Rasul saw. menahan tangan beliau sambil bersabda: ‘Aku tidak tahu apakah (ini) tangan lelaki atau perempuan. Aisyah ra. berkata: ‘Bahkan tangan perempuan. Nabi saw. bersabda kepada perempuan itu: ‘Kalau Anda memang perempuan, tentu selayaknya Anda mengubah (warna) kuku Anda, yakni dengan memakai pacar” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Meski demikian, para ulama mengingatkan perempuan yang menggunakan pemerah kuku (kuteks), yang terbuat dari bahan yang tidak dapat tembus air, agar membersihkannya terlebih dahulu karena dalam berwudhu air harus mengenai kuku.

Akan tetapi, Syaikh Ahmad Hasan al-Baquri memberi toleransi menyangkut hal tersebut dan menganalogikannya dengan cincin yang ketat, yang dalam pandangan mazhab Maliki, cincin tersebut tidak harus dikeluarkan ketika akan berwudhu. Quraish Shihab tidak sependapat dengan analogi tersebut karena betapa pun masih ada celah bagi air untuk menyentuh jari yang mengenakan cincin walaupun ketat. Ini berbeda dengan kuteks. (zahra)

*)Ringkasan dari buku “Perempuan” karya M. Quraish Shihab

 

 

 

 

 

 

 

 

Tags: Inner BeautykecantikanKeindahanperempuanSunah Nabi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version