Mubadalah.id – Islam sebagai agama sengaja diturunkan Allah untuk manusia dengan visi kemanusiaan. Al-Qur’an menyebut visi kemanusiaan ini sebagai rahmatan al-‘alamin.
Hal ini menunjukkan kehadiran agama di muka bumi tidak lain kecuali untuk membangun kehidupan umat manusia yang saling menyayangi.
Kasih sayang ini tentu saja berlaku bagi semua orang, terlepas dari latar belakang sosial, budaya, jenis kelamin, kaya, miskin, etnis, tempat tinggal, dan sebagainya.
Al-Qur’an sebagai sumber utama Islam menegaskan diri sebagai kitab yang menjelaskan segala hal (tibyaanan Ii kulli syai-in). Namun, hal ini tidaklah berarti bahwa kitab suci ini merinci segala hal yang ada dalam alam semesta. Menjelaskan segala sesuatu dalam hal ini lebih berarti menjelaskan prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai moral.
Satu hal yang secara pasti terkait bahasan kali ini adalah al-Qur’an tidak menyebutkan secara eksplisit tentang wabah penyakit HIV dan AIDS. Al-Qur’an memang bukan kitab kedokteran atau kitab ilmu pengetahuan yang menyebutkan segala hal secara detail.
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi mereka yang ingin sehat jasmani dan rohani, mental, spiritual, dan sosial. Kitab suci umat Islam ini memberikan garis-garis besar dan prinsip-prinsip perlindungan untuk manusia.
Inti keberagamaan yang disampaikan adalah perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia. Al-Qur’an telah memberikan petunjuk bagi upayaupaya prevensi (pencegahan) ini, sebagai-mana ayat berikut:
وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: Janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Baqarah ayat 195)
Atas dasar ayat di atas semua ahli Islam merumuskan cita-cita Islam dalam bahasa yang singkat, dar al-mafasid wa jalb al-mashalih, (mengantisipasi kerusakan dan mencari kebaikan sosial). []