Mubadalah.id – Dalam hal pendidikan, Islam merupakan agama yang sangat menjanjikan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu baik laki-laki dan perempuan akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman (laki-laki dan perempuan) di antara kamu. Dan mereka yang berilmu (laki-laki dan perempuan) beberapa derajat. (QS. al-Mujadilah [58]: 11)
Atas dasar kebutuhan dan jaminan tersebut, menjadi logis kalau Nabi Saw memotivasi kepada setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu.
Di antaranya diriwayatkan oleh Ibn Majah, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Muslim, laki-laki dan perempuan.”
Begitu juga dari kalangan ahli hikmah, di antaranya ada yang mengatakan, “Carilah ilmu sejak masih dalam buaian. Hingga ke liang kubur (meninggal),” dan, “Carilah ilmu meskipun harus ke negeri Cina.”
Di dalam al-Qur’an, Allah Swt menyebutkan beberapa poin pentingnya pendidikan agar seseorang berakhlak mulia.
Sebagaimana dapat kita ambil pelajaran dari kisah-kisah yang al-Qur’an ceritakan tentang pendidikan yang para nabi berikan kepada anak-anaknya.
Misalnya, seperti kisah Nabi Yaqub As dan Nabi Yusuf As, Nabi Ibrahim As dan Nabi Isma’il As, Siti Asiyah dan Nabi Musa As, Nabi Zakariya As dan Nabi Yahya As. Serta Luqman yang mengajarkan dan mendidik anaknya untuk taat kepada Allah Swt.
Pendidikan yang ramah terhadap anak adalah pola pendidikan yang menggunakan perspektif gender, yaitu suatu model pendidikan yang meniscayakan keadilan. Baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Artinya, penanaman nilai dalam proses pendidikan anak sebaiknya kita berikan pemahaman bahwa sifat-sifat feminin dan sifat-sifat maskulin memiliki nilai yang sama pentingnya dalam kehidupan sosial. Pendidikan yang berkeadilan gender ini sebaiknya orang tua bisa memulainya sejak anak-anak masih kecil, bahkan sejak bayi. []