Mubadalah.id – Manakala matahari tanggal 9 Dzulhijjah tenggelam, dan langit menyisakan warna merah saga, jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia bergerak meninggalkan medan luas bumi Arafah. Mereka akan menuju Mina melewati tengah malam di sebuah tempat bernama Muzdalifah. Di tempat ini pada umumnya jamaah haji mencari batu kerikil, untuk dilemparkan di tempat-tempat yang disebut “jamarat”.
Bila pagi hari tanggal 10 mereka telah sampai di Mina, langkah-langkah kaki mereka diarahkan menuju ke tempat Jamarat.
Jamarat (Jumrah-jumrah). Jumrah adalah melempar batu di tiga tempat di Mina, masing-masing tujuh kali.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah para haji hanya dibolehkan melempar 7 batu di satu tempat saja, yang disebut Jumrah Aqabah/Kubra.
Tanggal 11 dan 12 Zhulhijjah, mereka wajib melakukannya lagi di tiga tempat: Ula (pertama), Wustha (tengah/kedua) dan Aqabah (akhir). Jumrah dilakukan di lokasi Mina, atau Muna. Ia berarti tempat tujuan.
Para jamaah haji biasanya telah mempersiapkan diri laksana orang-orang yang akan berperang melawan musuh. Mereka membawa senjata sederhana, batu-batu kerikil yang mereka peroleh dari jalan-jalan di Muzdalifah atau di tanah Mina.
Siapa musuh mereka? Di tempat itu mereka tak menemukan siapa-siapa sebagai lawan. Yang mereka tuju sesungguhnya adalah diri mereka sendiri. Ya, ia adalah nafsu setan dan kebinatangan yang ada dalam diri mereka yang acap kali dimunculkan untuk menjerumuskan dan menerkam sesamanya.
Makna Jamarat
Jumrah adalah simbol perjuangan manusia untuk membersihkan hati dengan membuang dan melemparkan sejauh mungkin semua kecenderungan-kecenderungan egoistik manusia yang sering kali menyesatkan, menjerumuskan bahkan menyengsarakan manusia yang lain.
Melempar jumrah sering digambarkan bagai mengusir setan, karena makhluk ini punya karakter yang selalu ingin menyesatkan dan menjerumuskan manusia ke jurang dosa.
Setan adalah simbol semua karakter buruk dan jahat yang ada dan merasuk ke dalam kehidupan manusia.
Ia adalah nafsu yang memprovokasi manusia untuk melakukan tindakan-tindakan destruktif, menghancurkan, meski tampil dalam lakon-lakon yang indah dan memikat hati.
اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ
Artinya : Allah menyatakan: Sesungguhnya hawa nafsu selalu menggerakkan manusia ke arah tindakan-tindakan yang buruk (QS. Yusuf ayat 53).