Mubadalah.id – Kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya tentu tidak diragukan lagi. Bagaimana tidak, ibu rela melakukan apa saja agar anak-anaknya bahagia dan tumbuh menjadi orang yang berguna di masyakat. Tentu sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk berbakti dan menyanyangi ibunya.
Kasih sayang seorang ibu memang luar biasa, karena bisa menembus setiap dimensi kehidupan, sehingga tidak akan bisa dilihat hanya dengan mata telanjang. Rasa sayang ibu bisa memberi rasa tenang dan aman.
Ibu tahu jika anaknya sedang tidak baik-baik saja, dan ibu juga tahu di mana kemampuan anaknya. Cintanya seorang ibu kepada anaknya adalah cinta yang harus anak-anaknya teladani.
Lembutnya hati ibu adalah murni Allah SWT ciptakan, tidak ada yang bisa mengalahkan kelembutan hati seorang ibu. Ibu bukan hanya bank untuk tempat menyimpan uang, tetapi juga tempat menyimpan semua rasa sakit.
Ibulah tempat yang terbaik untuk mencurahkan kesedihan, bahkan pelukan seorang ibu terdapat sejuta obat penenang diri.
Ibu adalah orang selalu mengirimkan doa kepada anaknya, di manapun anaknya berada kasih sayang seorang ibu akan selalu mengiri pada setiap langkah.
Ibu tidak akan pernah berhenti mengorbankan tenaga untuk kesuksesan anak-anaknya. Tiada kasih sayang yang bisa melebihi seorang ibu.
Surga tidak hanya di kaki ibu, tetapi juga di hati, pikiran, bahkan segala yang ada dalam diri seorang ibu. Ibu merupakan seseorang yang dapat menggantikan peran semua orang. Namun tempatnya seorang ibu tidak akan bisa tergantikan oleh orang lain.
Kewajiban Anak Kepada Ibu
Jadi sudah menjadi kewajiban sebagai seorang anak untuk selalu berbakti serta menyayangi ibunya, sebagaimana ibu menyayangi anak-anaknya. Dan seorang anak yang masih memiliki peran seorang ibu wajib untuk bersyukur. Karena tidak semua anak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu hingga ia dewasa.
Dalam sebuah Hadis, Nabi Muhammad Saw telah memberikan teladan tentang kewajiban seorang anak berbakti kepada ibu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
Artinya: Dari Abu Hurairah Ra dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemuidan ayahmu.'” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadist tersebut disebutkan bahwah kedudukan seorang ibu tiga kali lebih utama dari kedudukan seorang ayah. Karena ada tiga hal yang ibu lakukan namun tdak bisa ayah lakukan. Tiga hal tersebut adalah mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Oleh sebab itu, jika seorang anak tidak berbakti kepada ibunya, bukankah anak tersebut akan mendapatkan kesengsaraan selama hidupnya bahkan di akhirat nanti?