• Login
  • Register
Rabu, 9 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Kasih Sayang Seorang Ibu akan selalu Abadi

seorang anak yang masih memiliki peran seorang ibu wajib untuk bersyukur. Karena tidak semua anak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu hingga ia dewasa.

Mita Ayuna Sari Mita Ayuna Sari
02/03/2024
in Personal
0
Kasih Sayang Ibu

Kasih Sayang Ibu

694
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya tentu tidak diragukan lagi. Bagaimana tidak, ibu rela melakukan apa saja agar anak-anaknya bahagia dan tumbuh menjadi orang yang berguna di masyakat. Tentu sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk berbakti dan menyanyangi ibunya.

Kasih sayang seorang ibu memang luar biasa, karena bisa menembus setiap dimensi kehidupan, sehingga tidak akan bisa dilihat hanya dengan mata telanjang. Rasa sayang ibu bisa memberi rasa tenang dan aman.

Ibu tahu jika anaknya sedang tidak baik-baik saja, dan ibu juga tahu di mana kemampuan anaknya. Cintanya seorang ibu kepada anaknya adalah cinta yang harus anak-anaknya teladani.

Lembutnya hati ibu adalah murni Allah SWT ciptakan, tidak ada yang bisa mengalahkan kelembutan hati seorang ibu. Ibu bukan hanya bank untuk tempat menyimpan uang, tetapi juga tempat menyimpan semua rasa sakit.

Ibulah tempat yang terbaik untuk mencurahkan kesedihan, bahkan pelukan seorang ibu terdapat sejuta obat penenang diri.

Baca Juga:

Kasih Sayang Seorang Ibu

Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

Surat yang Kukirim pada Malam

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

Ibu adalah orang selalu mengirimkan doa kepada anaknya, di manapun anaknya berada kasih sayang seorang ibu akan selalu mengiri pada setiap langkah.

Ibu tidak akan pernah berhenti mengorbankan tenaga untuk kesuksesan anak-anaknya. Tiada kasih sayang yang bisa melebihi seorang ibu.

Surga tidak hanya di kaki ibu, tetapi juga di hati, pikiran, bahkan segala yang ada dalam diri seorang ibu. Ibu merupakan seseorang yang dapat menggantikan peran semua orang. Namun tempatnya seorang ibu tidak akan bisa tergantikan oleh orang lain.

Kewajiban Anak Kepada Ibu

Jadi sudah menjadi kewajiban sebagai seorang anak untuk selalu berbakti serta menyayangi ibunya, sebagaimana ibu menyayangi anak-anaknya. Dan seorang anak yang masih memiliki peran seorang ibu wajib untuk bersyukur. Karena tidak semua anak bisa merasakan kasih sayang seorang ibu hingga ia dewasa.

Dalam sebuah Hadis, Nabi Muhammad Saw telah memberikan teladan tentang kewajiban seorang anak berbakti kepada ibu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ

Artinya: Dari Abu Hurairah Ra dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemuidan ayahmu.'” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadist tersebut disebutkan bahwah kedudukan seorang ibu tiga kali lebih utama dari kedudukan seorang ayah. Karena ada tiga hal yang ibu lakukan namun tdak bisa ayah lakukan. Tiga hal tersebut adalah mengandung, melahirkan, dan menyusui.

Oleh sebab itu, jika seorang anak tidak berbakti kepada ibunya, bukankah anak tersebut akan mendapatkan kesengsaraan selama hidupnya bahkan di akhirat nanti?

Tags: AbadiIbukasihsayang
Mita Ayuna Sari

Mita Ayuna Sari

Terkait Posts

Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Lebih Religius

    Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengebiri Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID