• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Kekerasan Seksual Berkedok Agama dalam Film In The Name Of God: A Holy Betrayal

JMS berhasil membuat perempuan menjadi tidak berdaya di hadapannya. JMS merekrut perempuan menjadi pengikutnya dengan iming-iming surga

Iftita Iftita
11/03/2023
in Film
0
Kekerasan Seksual Berkedok Agama

Kekerasan Seksual Berkedok Agama

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Media sosial ramai tentang munculnya film dokumenter tentang agama baru yang disebarkan di negara Korea Selatan. Film dokumenter yang telah Netflix publikasi ini berjudul In the Name of God : A Holy Betrayal yang memiliki 8 episode.

Serial dokumenter ini berdasarkan kisah nyata yang pernah terjadi di Korea Selatan. Dalam film dokumenter menampilkan empat agama yang sesat beserta pemimpinnya yang mengklaim diri sebagai tuhan, serta dinamika hukum yang terjadi di dalamnya.

Agama yang tersebutkan pertama adalah terdapat sosok JMS dalam tiga episode awal In the Name of God: A Holy Betrayal. Kedua, Kisah Five Oceans pada  episode 4 yang bertajuk God and 32 Dead Bodies. Agama ini menggemparkan Korea ketika 32 orang; 28 perempuan dan empat laki-laki ditemukan meninggal dunia dan diduga sebagai pembunuhan massal.

Ketiga, Aby Garden kisahnya ada dalam episode 5 dan 6 yang bertajuk On the Way to the Heaven dan The Baby Garden of Death. Sekte ini pimpinan Kim Ki-soon yang diduga melakukan pemerasan, penyerangan fisik, dan pembunuhan. Keempat, Manmin Central Church ceritanya ada dalam dua episode akhir In the Name of God: A Holy Betrayal yang bertajuk The Man Who Became God of Manmin dan God of Manmin Who Went to Prison.

Dari keempat film dokumenter, terdapat salah satu agama yang tersebar cukup populer. JMS muncul pada tahun 1980 di Korea. JMS menjadi salah satu agama yang populer di kalangan mahasiswa waktu itu. Ia mendominasi di kampus besar di Korea. Hal itu pula yang mempengaruhi JMS menjadi agama yang populer di kalangan mahasiswa.

Baca Juga:

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

Guru Besar dan Penceramah Agama Ketika Relasi Kuasa Menjadi Alat Kekerasan Seksual

Kultus pimpinan JMS ini kemudian terkenal dengan beberapa nama selain Jesus Morning Star. Seperti Providence, Christian Gospel Mission, dan Gereja Bulan Purnama. Penyebaran agama JMS banyak merekrut perempuan dari dalam negeri (Korea) sampai luar negeri di Hongkong.

Kekerasan terhadap Perempuan

Perempuan yang JMS rekrut harus memiliki tinggi 170 cm. Informasi yang  tersampaikan dalam wawancara dokumenter, bahwa yang mengelilingi pemimpin kultus adalah perempuan cantik dan tinggi. Selain itu, yang lebih mengherankan lagi terdapat kekerasan seksual berkedok agama terhadap perempuan oleh pemimpin kultus.

Terus terang, menonton film dokumenter yang Cho Sung-hyun sutradarai tentang agama yang sesat di Korea ini sungguh melelahkan. Sebab di bagian JMS, semua yang reporter wawancarai dominan perempuan. Di mana mereka adalah para korban kekerasan seksual.

Dalam kasus JMS, korban kekerasan seksual mayoritas perempuan. Perempuan menjadi budak seksual oleh pemimpin kultus yaitu Jung Myung Soek. Tipu daya yang JMS lakukan untuk mengajak berhubungan seksual adalah dengan alasan pemeriksaan kesehatan. Ia mengklaim bahwa sentuhan tangan yang ia lakukan mampu menyembuhkan penyakit.

Selain itu, JMS menggembor-gemborkan soal perilaku seksualnya sebagai salah satu cara untuk bertemu Tuhan. Bahkan JMS mengatakan bahwa apapun yang ia lakukan kepada pengikut perempuan adalah merupakan bentuk perintah Messiah.

Relasi Kuasa Pelaku terhadap Korban

Perlakuan yang semena-mena yang JMS lakukan  terhadap pengikutnya itu bernama Relasi kuasa. Di mana relasi kuasa dalam kekerasan seksual menjadi bagian yang terjadi karena terpengaruhi oleh kekuasaan pelaku atas ketidakberdayaan korban. JMS mengaku sebagai tuhan, merasa memiliki kuasa atas tubuh perempuan korban kekerasan seksual yang menjadi pengikut agamanya.  JMS merasa bahwa ia adalah utusan tuhan, sehingga ia bisa bebas berbuat semena-mena.

Selain itu, JMS memperlihatkan bahwa budaya patriarki menjadi salah satu aspek mengapa ia bisa tetap langgeng melakukan kekerasan pada perempuan. Budaya patriarki menempatkan laki-laki memiliki kuasa menjadi pemimpin. Sedangkan perempuan ia anggap di bawah laki-laki. Bentuk kekerasan seksual, ekonomi, dan fisik yang JMS lakukan merupakan bentuk maskulinitas yang ia tampilkan.

Hal ini selaras dengan pendapat Simone de Beauvoir dalam teorinya yang terkenal dengan istilah The Second Sex. Simone mengungkapkan bahwa dalam konstruksi budaya patriarkal, definisi perempuan selalu melekat pada laki-laki. Sedangkan perempuan terkontruksi sebagai orang lain. Sehingga, hal tersebut yang kemudian melahirkan inferioritas perempuan.

Hal itu dapat kita lihat ketika JMS berhasil membuat perempuan menjadi tidak berdaya di hadapannya. JMS merekrut perempuan menjadi pengikutnya dengan iming-iming surga. Dalam dakwah yang tersampaikan, ia mengklaim diri sebagai pria suci yang belum menikah. Lalu mendakwahkan kepada semua pengikutnya yang mayoritas adalah perempuan. Selanjutnya JMS  mengatakan kepada salah satu korban dengan menyampaikan bahwa perempuan yang berkencan dengan laki-laki selain dia akan masuk neraka.

Apapun yang JMS lakukan selalu menautkan soal agama. JMS menjual dan mengatasnamakan agama itu merupakan fakta yang tak terbantahkan. Agama seharusnya menjadi tempat terbaik untuk berlindung. Tetapi menjadi rusak oleh oknum yang melakukan kejahatan kekerasan seksual berkedok agama. []

 

 

 

Tags: film dokumenterIn the Name of God: A Holy BetrayalKekerasan seksualKoreaSekte
Iftita

Iftita

Terkait Posts

Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Film Aku Jati Aku Asperger

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

5 Mei 2025
Film Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

3 Mei 2025
Otoritas Agama

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

25 April 2025
Film Indonesia

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

17 April 2025
Film Bida'ah

Film Bida’ah: Ketika Perempuan Terjebak Dalam Dogmatisme Agama

14 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version