Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu atensi publik sempat tertuju pada kelahiran anak pasangan artis Irish Bella dan Ammar Zoni. Yang tidak kalah menyita perhatian dari pemberitaan ini adalah pemberian nama anak dengan penyematan angka dibelakang nama anak pasangan artis tersebut. Air Rumi Akbar 1453 merupakan nama syarat makna yang dipilih Irish Bella dan Ammar Zoni untuk anak laki-laki-lakinya.
Lazimnya, sebuah nama adalah susunan kata yang dirangkai dari huruf alfabet yang padanya mengandung makna dan do’a yang mendalam dari kedua orang tuanya. Namun definisi nama sebagai sebuah susunan kata alfabet mungkin (selama ini) hanyalah definisi terbatas yang bisa saja diperluas, yang menjadi kesepakatan bersama tentang nama tentu adalah do’a-do’a dan harapan mulia pemberian orang tua.
Tulisan ini tentu tidak sedang ingin mempersoalkan pemberian nama anak yang tersusun dari rangkaian alfabet atau angka lalu kemudian menjustifikasi pasangan artis yang bersangkutan sebagai orang tua yang begini dan begitu. Tulisan ini juga tidak hendak menyajikan data normatif (dalil, riwayat dan hukum) tentang pemberian nama anak.
Karena hal demikian tentu kita bisa jumpai dalam banyak tulisan yang telah memaparkan secara detail dan menyeluruh terkait segala hal tentang pemberian nama anak. Tulisan ini tidak lain hanya ingin memotret sekilas fenomena pemberian nama anak di kalangan masyarakat.
Di tengah masyarakat, pemberian nama anak bisa didapatkan dari banyak hal seperti memintakan nama pada orang tua (kakek atau nenek si calon bayi) atau pada ulama’ (sesepuh/ orang yang dianggap tua atau kyai/ guru/ orang yang dianggap pintar). Selain itu, nama anak bisa didapatkan dari hasil istikhoroh atau bahkan mimpi dari orang tuanya.
Hal menarik lain yang juga dapat dipotret dari pemberian nama anak di masyarakat kita adalah beberapa formula unik yang bisa kita temui seperti pemberian nama dengan terminologi khas suatu masyarakat tertentu seperti Kenang dan Gendis (di masyarakat Jawa) atau Tengku dan Cut (di masyarakat Aceh).
Selain itu, pemberian nama anak dengan cara itba’ atau mengikuti nama pejuang agama (nabi, ulama’ dan kyai) atau tokoh pahlawan juga menjadi salah satu inspirasi bagi orang tua dalam memberi nama anaknya. Bagi para orang tua yang ingin menyematkan nama Islami pada anaknya, beberapa formula yang dipakai diantaranya diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an atau kata dalam bahasa arab yang mengandung arti baik dan indah seperti Yassirli Amri atau Zidni Ilma.
Kembali mengulas fenomena pasangan artis Irish bella dan Ammar Zoni, rasanya publik juga perlu memberikan reward sekaligus mengambil pelajaran. Pasangan ini secara sukacita memutuskan menyematkan angka pada akhir nama anaknya di tengah ketidaklaziman hal tersebut ditengah masyarakat. Ini tentu keputusan yang tidak main-main, perlu diskusi kedua belah pihak.
Maka publik perlu “acung jempol” atas hal ini. Bagaimanapun, pasangan ini telah berusaha keras melakukan kerja kesalingan mengambil keputusan besar ditengah proses berumah tangga dalam menentukan nama anak secara bersama-sama.
Meski terkesan tidak lazim dan nyleneh sekalipun, jika pasangan suami istri saling rela dan bersepakat secara bersama-sama berikhtiar mewujudkan makna dibalik simbol (angka sekalipun) dari nama tersebut, maka suatu saat jikalau anak bertanya atau bahkan “menggugat”, maka ayah ibunya akan memberikan jawaban dengan penuh kewibawaan yang mantap dan kebijaksanaan yang matang. Hal ini tentu akan menguatkan sang anak dikemudian hari.
Pada muaranya, lagi-lagi kita harus bisa menangkap ini semua sebagai concern Mubadalah bahwa pemberian nama anak merupakan satu dari banyak proyek kesalingan dalam rumah tangga yang harus dikerjakan secara bersama-sama oleh pasangan suami dan istri. Betapapun indah dan bagaimanapun luar biasa cara mendapatakannya, jika pemberian nama anak tersebut tidak berdasakan kerelaan kedua orang tuanya, maka akan sulit bagi anak untuk mewujudkan apa yang seharusnya menjadi do’a dalam namanya.
Karena sekali lagi, dibalik nama setiap anak, ada peran, usaha, tanggung jawab dan amanah besar orang tua untuk mengantarkan anak tersebut menapaki setiap fase kehidupan sebagaimana yang diharapkan dalam nama anak tersebut. Jika tidak dengan kerja kesalingan, lantas mau bagaimana? []