Identitas Buku
Judul Buku: Laki-laki yang tak Berhenti Menangis
Penulis: Rusdi Mathari
Tahun Terbit: 2019
Penerbit: Buku Mojok
Jumlah Halaman: xiii + 115 halaman
Dimensi: 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-1318-80-5
Judul buku yang ditulis Cak Rusdi ini menarik perhatianku “Laki-laki yang tak Berhenti Menangis”. Buku yang merupakan kumpulan kisah islami ini sangat ampuh dalam menyejukkan hati. Terutama tulisan berjudul “Kambing” yang selaras dengan judul buku ini. Tulisan berjudul kambing itu mampu membuka mata dan hati para pembaca tentang realita yang terjadi saat ini.
Mengusung judul “Kambing”, Cak Rusdi menceritakan kisah seorang Nabi Nuh A.S, Nabi yang terkenal dengan kisah kapalnya yang mampu mengevakuasi beberapa makhluk hidup saat banjir bandang melanda bumi. Akan tetapi, Cak Rusdi bercerita lain dari seorang Nabi Nuh A.S, Nabi yang mendapat julukan manusia yang selalu memohon ampun dan manusia yang selalu bersyukur hingga mendapat julukan laki-laki yang tak berhenti menangis.
Singkat cerita, Nabi Nuh bertemu kambing aneh yang memiliki fisik tidak normal layaknya kambing pada umumnya. Nabi Nuh pun langsung tertawa melihat kambing itu. Lalu, kambing itu bersuara layaknya manusia dan berkata bahwa Nabi Nuh lupa tentang pencipta dirinya dan Nabi Nuh adalah sama, yaitu Tuhan. Nabi Nuh langsung terdiam, wajahnya pucat, dan tubuhnya gemetar. Lalu dia bersujud dan meminta ampun sambil menangis.
Penggalan kisah Nabi Nuh tersebut mengingatkan kondisi di jaman sekarang. Maraknya body shaming dan standard kecantikan perempuan seolah-olah lupa bahwa manusia memiliki nilai lebih dari hanya sekedar fisik, yaitu akal dan pikiran. Tanpa akal dan pikiran manusia tidak mampu membawa peradaban dunia yang semakin maju. Body shaming juga mengantarkan manusia lupa bahwa yang menciptakan mereka sesungguhnya sama, yaitu Tuhan Sang Maha Pencipta.
Kisah lain yang ditulis Cak Rusdi adalah berjudul “Agama, Aladin, dan Rasis”. Ketiga tulisan itu juga mampu dijadikan refleksi dengan permasalahan yang terjadi saat ini. Pada tulisan yang berjudul “Agama”, Cak Rusdi menceritakan pengalamannya sebagai orang Muhammadiyah yang belajar ngaji pada Kyai NU, pengalaman gotong royong dengan saudaranya yang berasal dari NU dalam menjaga keluarga Cak Rusdi, ketika ada momentum pelengseran Gus Dur, hingga mengakibatkan rumah-rumah warga Muhammadiyah dibakar.
Cak Rusdi juga mengutip,”kebencian, dendam, dan fanatisme memang bisa muncul dari kelompok mana saja tanpa alasan apapun.” Seperti yang terjadi saat pilgub DKI 2017 dan pilpres 2019, banyak terjadi polarisasi agama hingga terpecahnya masyarakat yang menimbulkan ujaran kebencian bahkan kekerasan.
Tulisan berjudul “Aladin”, ternyata memberikan fakta bahwa Aladin adalah orang yang berasal dari Cina, bukan Timur Tengah. Tulisan ini seperti sedang menyindir sekelompok orang yang anti Cina. Dan tulisan yang berjudul rasis adalah kisah rasis warna kulit yang terjadi pada jaman Nabi Muhammad SAW.
Penggalan-penggalan kisah Islam dan Nabi- Nabi yang ditulis Cak Rusdi ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami seperti membaca dongeng, jadi buku ini bisa menjadi opsi bacaan di kala senggang. Kisah-kisah yang ditulisnya seperti menjadi cambukan diri agar memperlakukan manusia sebagaimana mestinya. Kadangkala sulit menerima perbedaan, masih melihat orang dari segi fisik, fanatik atau merasa benar dengan golongan yang dimiliki sehingga lupa bahwa tanda-tanda kebesaran Allah SWT adalah karena adanya perbedaan-perbedaan di muka bumi ini. []