• Login
  • Register
Senin, 23 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kisah Salim dan Debat Agama

Kebutuhannya untuk terus mencari pembenaran dari kelemahan orang lain adalah teriakan sunyi dari rasa tidak amannya sendiri.

Fadlan Fadlan
23/06/2025
in Pernak-pernik, Rekomendasi
0
Debat Agama

Debat Agama

164
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada sebuah kegemaran aneh yang menjangkiti sebagian dari kita, sebuah hobi yang lahir dari keheningan malam dan cahaya biru di layar gawai. Salim adalah salah satu penganutnya.

Di kamarnya yang temaram, ia bukan lagi mencari ketenangan dengan membaca buku atau mendengarkan musik, melainkan mencari kemenangan dari panggung sandiwara digital yang disebut dengan “debat agama”.

Setiap malam, ia seperti seorang penonton di baris terdepan sebuah Colosseum virtual. Ia menyaksikan jagoan dari agamanya membantai lawannya dengan dalil-dalil tajam. Setiap kali lawan bicaranya terdiam atau argumennya terpatahkan, ada desiran kepuasan dalam diri Salim. Judul-judul video yang provokatif menjadi santapan hariannya, memberinya perasaan superior.

Perlahan tapi pasti, imannya berubah wujud. Apa yang seharusnya menjadi taman pribadi di dalam hatinya, tempat ia menanam benih-benih kesabaran dan welas asih, kini ia sulap menjadi sebuah gudang amunisi.

Ia tidak lagi membaca kitab sucinya untuk mencari petunjuk hidup, melainkan untuk mencari peluru-peluru tajam yang bisa ia tembakkan dalam debat agama. Pengetahuannya bukanlah tentang keindahan ajaran agamanya sendiri, melainkan tentang daftar kelemahan dan kecacatan agama orang lain.

Baca Juga:

Jalin Persaudaraan Meski Kini Beda Keyakinan

Begini Cara Dakwah Nabi Saw Kepada Umat Beda Agama Saat di Makkah

Pengalaman Nabi Saw dengan Umat Berbeda Agama Sebelum Menerima Wahyu

Ternyata Sahabat Nabi Juga Ada Yang Merasa Insecure Loh

Salim merasa imannya semakin kokoh. Padahal, ia sedang membangun sebuah benteng di atas pondasi yang sangat rapuh. Benteng itu tidak ia bangun dari batu-batu pemahaman dan perenungannya. Tidak. Ia membangunnya dari puing-puing rumah orang lain, dari pecahan-pecahan argumen yang ia kumpulkan setiap hari.

Tentang Kedamaian

Hingga suatu sore, di sebuah kedai kopi, benteng itu diuji. Salah seorang sahabatnya, Anton, yang berbeda keyakinan, dengan wajah antusias bercerita tentang pengalaman spiritual yang ia alami ketika beberapa waktu yang lalu ia berkunjung ke “kota suci”. Ia bicara tentang kedamaian, tentang perasaan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya: Tuhan.

Melihat celah, Salim pun melancarkan serangannya. Dengan nada yang ia anggap cerdas, ia menyela, “Oh, kedamaian ya… Tapi, Ton, bukannya di kitabmu ada ayat yang isinya begini? Agak aneh kan kalau kamu merasa damai padahal ada kontradiksi semacam itu.”

Seketika, suasana hangat di meja itu membeku. Wajah Anton yang tadinya ceria berubah pias, campuran antara bingung dan terluka. Ia hanya bisa bergumam pelan, “Aku… aku tidak tahu konteks ayatnya, Lim. Tapi bagiku, agamaku itu sederhana saja, tentang bagaimana aku bisa menjadi orang yang baik.”

Salim merasa menang. Ia berhasil memojokkan Anton. Tapi kemenangan debat agama itu terasa aneh, hampa. Tidak ada sorak-sorai, apalagi pujian. Yang ada hanya keheningan yang canggung dan sorot mata teman-temannya yang seolah berkata, “Kenapa kamu mengatakan itu?”

Malam itu, untuk pertama kalinya, kemenangan terasa seperti kekalahan. Wajah Anton yang terluka terus membayanginya. Ia mulai bertanya pada dirinya sendiri, sebuah pertanyaan yang selama ini ia hindari: Untuk apa semua ini?

Merusak Persahabatan

Ia menang adu mulut, tapi ia merusak persahabatannya. Ia merasa paling benar, tapi ia membuat orang lain merasa salah dan diserang. Apakah ini tujuan mengapa ia beragama? Mengubahnya menjadi seorang pendebat ulung yang lihai menyakiti hati orang lain?

Saat itulah ia sadar. Benteng yang selama ini ia banggakan sesungguhnya hanyalah sebuah rumah kaca. Terlihat megah dari luar, memantulkan citra superioritas, tetapi begitu rapuh dan kosong di dalamnya. Ia sadar bahwa keyakinan yang “butuh” menjelek-jelekkan keyakinan lain hanya untuk merasa benar, sebenarnya adalah keyakinan yang paling rapuh.

Orang yang benar-benar nyaman dan bahagia di rumahnya sendiri tidak akan menghabiskan waktunya hanya untuk mengintip ke jendela tetangga dan mencari-cari retakan di dinding rumah mereka. Orang yang kamarnya sudah terang benderang oleh cahayanya sendiri tidak perlu berkeliling mematikan lilin orang lain.

Iman Sejati

Kebutuhannya untuk terus mencari pembenaran dari kelemahan orang lain adalah teriakan sunyi dari rasa tidak amannya sendiri.

Sejak malam itu, Salim perlahan berubah. Ia mulai meninggalkan panggung debat kusir itu. Ia kembali membuka kitab sucinya, kali ini dengan niat yang berbeda. Bukan lagi untuk mencari amunisi, tapi untuk mencari oase. Ia ingin menemukan kembali keindahan, kesejukan, dan kedamaian yang pernah ia rasakan dulu, sebelum semuanya terkontaminasi oleh bisingnya perdebatan.

Iman sejati, pada akhirnya, bukanlah tentang seberapa keras suaramu dalam meneriakkan kebenaran. Iman sejati itu seperti akar pohon yang kuat, yang menghunjam diam-diam ke dalam tanah, menyerap kekuatan di kedalaman, bukan dari keributan di permukaan. Ia tidak perlu menggoyang pohon lain untuk membuktikan kekokohannya. Ia hanya perlu tumbuh, dalam diam, menuju langit. []

Tags: agama dan medsosAgama KasihBeda AgamaDebat AgamaKisah teladan
Fadlan

Fadlan

Penulis lepas dan tutor Bahasa Inggris-Bahasa Spanyol

Terkait Posts

fikih perempuan

Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih

23 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

23 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Membongkar Konstruksi Seksualitas Perempuan dalam Pemikiran Keagamaan

23 Juni 2025
Kekerasan

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

22 Juni 2025
Ketahanan Pangan

Refleksi Kisah Yusuf Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Transisi Energi Berkeadilan

22 Juni 2025
Rasa Jenuh dalam Rumah Tangga

Cara Mengatasi Rasa Jenuh dalam Kehidupan Rumah Tangga

21 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Animasi

    Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Kisah Yusuf Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Transisi Energi Berkeadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spiritual Awakening : Kisah Maia dan Maya untuk Bangkit dari Keterpurukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Awanillah Amva: Jika Ingin Istri Seperti Khadijah, Muhammad-kan Dulu Dirimu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi
  • Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi
  • Kisah Salim dan Debat Agama
  • Membongkar Konstruksi Seksualitas Perempuan dalam Pemikiran Keagamaan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID