Mubadalah.id – Dalam tulisan ini saya ingin mengulas Konsep HAM dalam Islam, karena manusia hidup tidak bisa melakukan segala aktifitas dengan begitu angkuh dan sombong. Dalam artian, kesombongan tersebut dengan mengaku bahwa ia bisa melakukan segala akifitasnya sendiri. Padahal tidak bisa kita nafikkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Butuh orang lain untuk berinteraksi secara aktif. Dan butuh pengakuan atas hak-hak individu sebagai manusia merdeka.
Konsep HAM dalam Islam sendiri, membentangkan relasi manusia, yakni vertikal ia dengan Tuhan. Lalu relasi horizontal dengan sesama makhluk yang harus saling terjalin dengan baik dalam upaya menjadi manusia seutuhnya. Maka menjadi sebuah kewajiban untuk menghargai hak-hak orang lain dan merupakan sebuah anjuran Islam yang tidak pernah bisa kita abaikan sebagai manusia yang merdeka.
Kemudian, muncullah istilah Hak Asasi Manusia (HAM) yang selalu menjadi landasan manusia untuk melakukan segala hal. Adanya HAM bukan berarti kita bisa melakukan apapun yang kita suka. Sebab meski ada bentuk sebuah kebebasan, sebagai manusia kita tidak boleh melanggar hak orang lain. Konsep HAM dalam Islam, antara lain dengan memanusiakan manusia secara bermartabat dan bertanggung jawab.
Islam menjunjung tinggi kemanusiaan dengan memberikan kebebasan bagi manusia, diantara hak yang paling utama yakni hak untuk hidup. Hak untuk hidup melekat dalam diri seseorang sejak lahir. Lalu kita maknai bahwa “setiap manusia yang lahir berhak untuk memperoleh kehidupan, berhak untuk hidup aman dan damai” Hal tersebut secara tegas telah dikemukakan oleh Allah SWT pada QS. 5 (al-Ma’idah) : 32
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.”
Begitulah kalimat yang dipaparkan dengan begitu jelas bahwa Islam tidak memperkenankan manusia untuk saling membunuh dengan sesamanya tanpa alasan yang jelas, apalagi hanya karena sebuah masalah yang diakibatkan oleh rasa ego, angkuh dan kesombongan manusia sebagai makhluk hidup. Perbuatan menghilangkan nyawa karena alasan dendam atau untuk menebar kerusakan hanya dapat diputuskan oleh pengadilan yang berwenang.
Selama berlangsung peperangan perbuatan itu hanya dapat diadili oleh pemerintah yang sah. Pada setiap peristiwa itu, tidak ada satu individu pun yang memiliki hak untuk mengadili dengan main sendiri. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT pada QS. Al-Isra’/17:33
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.”
Mengapa dewasa ini banyak sekali terjadi bunuh membunuh? Hal ini terjadi lantaran fenomena jihad yang tercermin dan diaplikasikan oleh sebagai kelompok membuat stigma negatif tentang Islam yang sangat tidak ramah terhadap kebebasan hidup orang lain. Padahal, dengan alasan apapun, Islam tidak pernah menganjurkan manusia membunuh sesamanya. Kejahatan terkeji yang dilakukan adalah menghilangkan nyawa manusia lain.
Namun, fenomena yang terjadi belakangan ini membuat wajah Islam tercoreng oleh beberapa kelompok Islam yang mengaku bahwa tren bunuh-membunuh merupakan ajaran Islam. Padahal, Islam adalah agama yang sangat memuliakan manusia, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan melarang membunuh sesamanya tanpa alasan yang jelas.
Tidak hanya larangan yang terdapat dapat firman Allah, Rasululah SAW bersabda: Barang siapa yang membunuh seorang ahli zimmi, sungguh Allah haramkan dia dari surga-Nya. (HR. An-Nasa`i yang bersumber `Amr bin `Ash).
Dari kedua landasan di atas, menunjukkan bahwa konsep HAM dalam Islam adalah agama yang sangat perhatian terhadap hak hidup bagi manusia. Tidak hanya itu, menjadi kewajiban sebagai umat Islam untuk menolong sesama yang sedang sakit, atau dalam keadaan terancam nyawanya, misalnya terkena musibah atau sedang mengalami sakit parah.
Sehingga pada akhirnya, manusia memiliki kesadaran untuk saling menghargai, menghormati serta melakukan upaya manusia lain yang tanpa melihat agama, ras, suku budaya atau bahkan Negara sekalipun. Inilah konsep HAM dalam Islam yang saya pahami. Sebagai akhir dari sebuah tulisan kiranya penting untuk kita ingat dari apa yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwa: ”Dia yang bukan saudara se-iman, adalah saudara dalam kemanusiaan.” []