• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Koordinator Seknas GUSDURian: Keberagaman Bukan Hanya Soal Kerukunan, Tapi juga Penegakan Hak Konstitusi

“Keberagaman tidak hanya soal kerukunan, tapi bicara soal keberagaman adalah soal penegakan hak konstitusi warga negara,” ujar Jay.

Redaksi Redaksi
13/11/2024
in Aktual
0
Penegakan Hak Konstitusi

Penegakan Hak Konstitusi

760
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Koordinator Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad, menyebut keberagaman bukan sekadar soal kerukunan. Lebih dari itu, keberagaman juga berkaitan erat dengan penegakan hak konstitusi bagi setiap warga negara.

“Keberagaman tidak hanya soal kerukunan, tapi bicara soal keberagaman adalah soal penegakan hak konstitusi warga negara,” ujar Jay.

Merujuk pada pemikiran KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Jay menyampaikan, keberagaman sejatinya adalah bagian dari upaya mewujudkan perdamaian. Tetapi, perdamaian yang benar hanya dapat dicapai jika disertai keadilan.

“Bicara soal perdamaian, perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi. Dan keadilan kita lakukan dengan penegakan hak konstitusi,” jabarnya.

Jay, mencontohkan berbagai insiden terkait penolakan rumah ibadah yang masih terjadi di Indonesia. Menurutnya, persoalan ini menunjukkan tantangan yang belum tuntas dalam penegakkan beragama dan berkeyakinan di Indonesia.

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Inti Keberagamaan dalam Islam

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

Nasionalitas

“Padahal jelas Undang-Undang Dasar kita menjamin kebebasan beragama bagi para pemeluk-pemeluknya. Dan ini menjadi tantangan kita ke depan bagaimana situasi ini terus bisa kita sikapi sehingga masyarakat Indonesia bisa menjalankan ibadahnya dengan tenang,” jabarnya.

Sebagai upaya menyuarakan nilai-nilai toleransi, Jaringan GUSDURian menggelar Festival Beda Setara atau Best Fest. Festival ini merupakan rangkaian acara yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November 2024 sekaligus memperingati Haul ke-15 Gus Dur.

Festival ini, lanjut Jay, akan berlangsung selama satu minggu, 10-16 November 2024 di berbagai titik di kampus UIN Sunan Kalijaga, bertujuan untuk merayakan keberagaman dan mempromosikan toleransi di Indonesia.

Ruang Belajar dan Berdialog

Selain menjadi peringatan bagi Gus Dur, festival ini juga menjadi ruang untuk belajar dan berdialog tentang keberagaman antarumat beragama. Salah satu rangkaian dalam festival ini adalah Pasar Bestari, yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang transaksi ekonomi. Tetapi juga sebagai wadah untuk dialog rasa dan keberagaman antar masyarakat.

“Pasar Bestari tidak hanya sebagai ruang transaksi ekonomi, tapi juga bagaimana dialog rasa dan dialog keberagaman muncul di pasar,” tambah Jay.

Selama festival, akan ada berbagai kegiatan menarik, antara lain Forum Belajar, yang memberikan kesempatan kepada kaum muda dan pelajar untuk mendalami berbagai tradisi dan keyakinan agama dan keyakinan yang ada di Indonesia, termasuk Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik, dan Konghucu.

Forum ini akan berlangsung setiap sore, 11-15 November 2024, di mana peserta bisa belajar langsung dari para praktisi dan tokoh agama.

Festival Beda Setara juga akan menampilkan Panggung Budaya dan Bioskop Rakyat, yang menyajikan film-film bertemakan keberagaman dari berbagai agama. Melalui pemutaran film ini, diharapkan publik dapat memahami lebih dalam tentang agama-agama yang berbeda dan mengembangkan empati terhadap sesama.

“Kita hadirkan agar khalayak publik bisa melihat dan belajar bersama tentang apa itu agama-agama di luar dirinya,” ucapnya.

Puncak acara festival ini adalah Simposium Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, yang mengundang civitas akademika dari UIN dan perguruan tinggi lain. Serta praktisi keberagaman untuk berdiskusi dan berbagi pemikiran tentang bagaimana menjaga kebebasan beragama di Indonesia.

“Sebagai upaya kita untuk terus memperjuangkan bagaimana hak konstitusi beragama masyarakat Indonesia itu terus terjaga,” terangnya.

Tak kalah menarik, akan ada Pameran “Sengketa Rumah Tuhan”, yang mengangkat isu sengketa tempat ibadah dan bagaimana permasalahan tersebut bisa mengganggu keharmonisan antar umat beragama. Pameran ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga rumah ibadah sebagai simbol keberagaman. (rilis)

Tags: keberagamanKerukunanKoordinator Seknas GusdurianPenegakan Hak Konstitusi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version