Mubadalah.id – Kurban secara harfiah ia berarti dekat atau mendekatan diri. Dalam Haji ia berarti mendekatkan diri kepada Allah melalui penyembelihan ternak.
Memenuhi seruan Tuhan dengan cara menyembelih hewan pada peristiwa ini adalah salah satu bentuk ketakwaan kepada-Nya. Al-Qur’an menyebutkan:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Hajj ayat 37).
Peristiwa kurban pada mulanya merupakan tradisi masyarakat pagan. Demi meraih kebahagiaan diri, para tokoh, atas nama Tuhan, melakukan penyembelihan anak manusia sebagai bentuk pengorbanan kepada Tuhan. Kejahatan kemanusiaan model ini harus dihentikan.
Tanpa menghilangkan tradisi itu, Allah svt, melalui Nabi Ibrahim dan Ismail, menyerukan praktik pengorbanan tersebut diganti dengan penyembelihan hewan yang memberi manfaat bagi kesejahteraan sosial.
Maka kurban dalam haji adalah simbol perjuangan manusia mewujudkan solidaritas sosial-ekonomi demi kesejahteraan bersama. Allah menyatakan:
فَاِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّۗ كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur (QS. al-Hajj ayat 36).
Pandangan Rasyid Ridha
Seorang penafsir modern Rasyid Ridha menyatakan bahwa ibadah kurban melambangkan perjuangan kebenaran yang menuntut tingkat kesabaran, ketabahan, dan pengorbanan yang tinggi.
Pandangan ini mengajak kita untuk menaruh perhatian yang tinggi kepada dimensi moral dan perjuangan kemanusiaan ini. Dan semua harus terus kita perjuangkan bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan sosial.
Kepemihakan Islam terhadap komunitas manusia yang miskin atau termiskinkan oleh struktur sosialnya merupakan komitmen utama Islam.
Menyembelih hewan adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang menyesatkan dan yang sering kali tidak peka dan tak peduli terhadap penderitaan orang lain.
Begitulah. Prosesi haji memang tampak begitu sederhana dan demikian mudah, tetapi sesungguhnya ia begitu sarat makna spiritual yang menggetarkan.
Tahap demi tahap perjalanan haji: Tawaf, Sa’i, Wuquf di Arafah, Jamarat dan kurban, merupakan simbol-simbol yang bernilai kemanusiaan.
Kemudian, ia adalah simbol-simbol penyatuan, kesetaraan, dan persaudaraan umat manusia, perdamaian, berbagi kegembiraan dan cerita tentang sejarah manusia, sejarah asal-usul keyakinan keagamaan, dan lain-lain.
Seluruh proses ibadah haji juga merupakan “napak tilas”, perjalanan “Abu al-Anbiya” (bapak para nabi): Ibrahim a.s., dan putranya, Ismail a.s. Akhirnya haji adalah perjalanan menuju kembali ke asal, menuju Tuhan yang Mencintai dan Dicintai. []