• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Manusia Adalah Makhluk Merdeka dan Setara

Kehadiran agama Tauhid dengan sendirinya bermakna pembebasan sistem perbudakan manusia dari situasi belenggu dan zalim

Redaksi Redaksi
19/05/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Merdeka

Merdeka

704
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam perspektif Islam manusia adalah makhluk merdeka dan juga hamba-Nya. Manusia adalah makhluk merdeka saat berhadapan dengan sesamanya. Sementara saat berhadapan dengan Allah manusia adalah hamba-Nya.

Hal ini berarti manusia menjadi bebas-merdeka saat berhadapan dengan manusia lain dan menjadi hamba-budak saat berhadapan dengan Allah Yang Maha Esa. Karenanya, manusia menurut Islam tidak bisa dan tidak boleh menjadi budak bagi manusia lain.

Ketika seorang muslim menyatakan, Allahu Akbar, maka saat itulah dia hanya menjadi seorang hamba-budak di hadapan Tuhannya yang Maha Besar, dan di saat bersamaan manusia menjadi bebas-merdeka di hadapan manusia lain.

Dengan begitu, perbudakan atas manusia sama artinya dengan melanggar hak Allah. Manusia yang memperbudak manusia lain sama dengan memposisikan dirinya sebagai Tuhan.

Oleh karena itu, hakikat kemerdekaan manusia pada prinsipnya adalah ekspresi doktrin teologi Islam yang dikenal dengan Tauhid, yang sejatinya juga doktrin dari seluruh agama langit.

Baca Juga:

Membangun Rumah Tangga dengan Relasi yang Adil dan Setara

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Kehadiran agama Tauhid dengan sendirinya bermakna pembebasan sistem perbudakan manusia dari situasi belenggu dan zalim. Lebih jauh, al-Qur’an menyatakan kehadiran Nabi Muhammad untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, yukbrijuhum min al-Zhulumat ila a-Nur.

Sikap Allah tersebut menunjukkan bahwa tujuan Islam adalah memerdekakan manusia dari situasi kegelapan budaya. Hal ini penyebabnya adalah praktik tirani, dehumanisasi, dan pembodohan. Termasuk menuju situasi pencerahan dan pemanusiaan manusia (humanisasi).

Semua ini sesungguhnya merupakan ajaran paling inti dari setiap agama yang dibawa para Nabi dan para pembawa misi kemanusiaan yang lain.

Dalam persepektif Islam kemerdekaan manusia telah ada sejak manusia lahir. Oleh karena itu, sistem perbudakan tidak benar atas dasar apapun. []

Tags: MakhlukmanusiaMerdekasetara
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID