• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Membicarakan Feminisme : Mengenal Feminisme Lebih Dekat

Pikiran dan diri kita akan terus ditutup oleh benteng yang kita bangun sendiri jika tidak mau melihat dunia dengan lebih luas dan lebih dalam

Dalwa Tajul Arfah Dalwa Tajul Arfah
04/11/2021
in Buku
0
Perempuan Menghadapi Perang, Apa yang Harus Dilakukan?

Perempuan Menghadapi Perang, Apa yang Harus Dilakukan?

280
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Waktu itu, saya, mahasiswa baru dengan semangat yang tinggi mengikuti ospek organisasi. Salah satu dari sekian banyak materi yang disampaikan ialah mengenai gender. Tentunya, tak akan lepas dari feminisme. Saat itu, orang- orang yang semesternya di atas saya, sudah paham mengenai apa itu feminisme dan mereka bergulat berdebat tentangnya.

Dalam benak saya, “Feminisme? Apa itu? Feminime kali ya? Bicara soal perempuan? Kenapa bicara soal perempuan jauh jauh sampai membicarakan Eropa? Revolusi Perancis lah, Renaisans lah, kenapa bicara soal perempuan bisa se-komples itu?”

Tentunya, hal seperti itu tak bisa dipungkiri juga terjadi pada orang lain, yang mungkin saja di usia yang sama seperti saya waktu itu. Namun, tidak semua orang mendapat informasi dari sumber dan forum yang tepat. Makna dari Feminisme dari setiap orang akan berbeda tergantung dari mana informasi yang mereka dapat.

Ada yang menjunjung dan memakai feminisme ini sebagai pijakan untuk memperjuangkan hak hak perempuan dan kaum rentan lainnya, juga tidak sedikit yang antipati terhadapnya. Mereka yang antipati terhadap feminisme biasanya karena memaknai feminisme ini sebagai gerakan para perempuan pembangkang, pembenci laki-laki dan ingin berada di atas laki-laki, hingga poros utama dari ketidaksukaan ialah feminisme itu berasal dari Barat.

Lalu, memangnya kenapa kalau dari Barat? Dalam buku Membicarakan Feminisme ini, Nadya Karima Melati menjawab banyak pertanyaan dan meluruskan kesalahpahaman mengenai feminisme dengan sederhana dan lugas.

Baca Juga:

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Buku Sayap-Sayap Patah: Kritik Kahlil Gibran terhadap Pernikahan Paksa

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Penulis yang memiliki latar belakang studi sejarah ini, menjelaskan feminisme memiliki berbagai peran, seperti feminisme sebagai gerakan, paham, ilmu pengetahuan dan alat analisis. Dalam buku ini, penulis memakai Feminisme sebagai ilmu pengetahuan juga alat analisis dengan membaginya menjadi tiga bagian, yakni Dasar Feminisme, Penerapan dan refleksi.

Diawali dengan dasar feminisme berupa sejarah dan teorinya, Penulis menjelaskan apa itu feminisme, bagaimana awal mula gerakannya juga aliran-aliran feminisme yang lahir dari proses sejarah gerakan perempuan yang panjang. Dengan mengambil sumber dari buku Feminist Thought karya Rosemary Tong, Tiga gelombang Feminisme termasuk dengan aliran-aliran didalamnya dijelaskan dengan sederhana dan mudah dimengerti.

Selain itu, penulis juga menceritakan mengenai sejarah pasang surut perkembangan gerakan feminisme di Indonesia. Dari mulai kebangkitannya di zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia, kemudian apa yang telah berkembang, lalu dilemahkan oleh rezim orde baru, dan mulai bangkit kembali pada awal tahun 2010-an.

Setelah diberi pemahaman mengenai apa dan bagaimana feminisme, pembaca disuguhkan dengan bentuk-bentuk dari penerapan feminisme itu sendiri. Mulai dari permasalahan sosial, politik, juga ekonomi yang dihadapi oleh perempuan. Tidak berhenti sampai permasalahan perempuan saja, penulis juga membahas mengenai persoalan sosial yang dihadapi oleh gender non maskulin.

Terakhir, perempuan yang tergabung dalam Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) itu mengajak kita untuk melihat bentuk refleksi dari feminisme. Yakni, berupa penjelasan dan ajakan mengapa kita harus memperjuangkan hak-hak perempuan dan kaum yang dilemahkan lainnya.

Dengan belajar dari pengalaman pribadi penulis juga realitas sosial lainnya kita diajak untuk membaca, melihat dan mendengar dengan hati, bahwa realitas sosial tidak selalu tentang bentuk “ideal” yang dibangun masyarakat.
Berangkat dari pengalaman dan ilmu yang dimilikinya, Nadya Karima Melati mengajak kita untuk melihat realitas yang kadang kala tidak terjangkau oleh orang yang masih awam seperti saya, juga mungkin kalian.

Bahkan, buku yang ringan ini mampu melatih analisis kritis kita mengenai kejadian-kejadian sederhana di masyarakat, yang kadang kala luput dari perhatian kita, namun ternyata di sana tersimpan banyak unsur patriarkis.

Pikiran dan diri kita akan terus ditutup oleh benteng yang kita bangun sendiri jika tidak mau melihat dunia dengan lebih luas dan lebih dalam. Buku Membicarakan Feminisme ini sangat worthy untuk dibaca oleh siapaun yang ingin mengenal lebih dekat mengenai feminisme. Meskipun bermuatan hal-hal yang serius seperti teori, sejarah juga analisis sosial, buku ini ringan dibaca dan bisa masuk ke siapapun termasuk pembaca pemula. []

Tags: bukufeminismeHak-hak perempuanNadya Karima Melati
Dalwa Tajul Arfah

Dalwa Tajul Arfah

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kabupaten Bandung

Terkait Posts

Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

30 Mei 2025
Sayap-sayap Patah

Buku Sayap-Sayap Patah: Kritik Kahlil Gibran terhadap Pernikahan Paksa

30 Mei 2025
Perempuan Keluar Malam

Refleksi Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab: Apakah Perempuan Tak Boleh Keluar Malam?

28 Mei 2025
Daughters of Abraham

Ulasan Daughters of Abraham: Ketika Para Putri Ibrahim Menggugat Tafsir

27 Mei 2025
Buku Toleransi dalam Islam

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

26 Mei 2025
Buku Saku Keluarga Berkah

Membangun Keluarga Sakinah: Telaah Buku Saku Keluarga Berkah

25 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID