Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu saya menonton Drama Korea Reply 1988 yang menceritakan tentang persahabatan, kekeluargaan dengan pemeran utamanya adalah Deok Sun (Lee Hye-ri), Sun Woo (Go Kyung-pyo), Kim Jung Hwan (Ryun Jun-yeol), Dong Ryong (Lee Dong-hwi), dan Cho Taek (Park Bo-gum).
Ada 20 episode, saya baru saja di episode kedua. Tetapi dari 2 episode yang telah saya lalui, saya merasa drama Korea ini memang relate dengan keseharian kita terutama interaksi dengan keluarga.
Tidak Hanya Anak, Menjadi Orang Tua pun Harus Belajar
Hampir setiap harinya selalu ada perselisihan antar kakak dan adik di keluarga Deok Sun. Siapa lagi kalau bukan antara Deok Sun dengan Boo Ra. Namun yang menjadi titik klimaks pada episode pertama adalah ketika Deok Sun merasa sebagai anak tengah, orang tuanya selalu memberikan perhatian khusus pada kakak sulung dan adik bungsunya.
Kakak dan Adiknya selalu mendapatkan telur untuk sarapan, sedangkan Deok Sun hanya mereka beri kacang hitam. Saat Deok Sun meminta agar ulang tahunnya tidak mereka rayakan bersama kakaknya, sayang permintaannya terabaikan oleh orang tuanya.
Di scene ini, saya merasa sangat relate karena saya dan saudara kandung merupakan orang yang tanggal lahirnya sangat dekat. 20-23-25 Januari, 10-14-19 Desember. Tentu orang tua akan berfikiran untuk merayakan di satu hari agar menghemat budget mengingat kini merayakan hari lahir menjadi suatu budaya hampir di seluruh dunia.
Tetapi justru anak berpikir sebaliknya. Anak merasa sedih karena setiap ulang tahun tidak memiliki kue ulang tahun dari keluarganya dengan hanya satu nama di atas kue dan itu adik saya mengeluhkannya sama seperti Deok Sun.
Tentu perasaan terabaikan, sakit hati, merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang sama dalam keluarga pernah dialami oleh hampir setiap anak meskipun melalui kisah yang berbeda. Tetapi dari episode pertama, kita bisa belajar bahwa sesungguhnya bukan hanya menjadi seorang anak yang harus belajar. Justru ketika kita menjadi orang tua, kita pun juga sedang belajar.
Belajar memberikan kasih sayang yang sama dan berusaha untuk menjadi orang tua yang baik. Pada akhirnya ayah Deok Sun pun mengabulkan permintaan putri keduanya untuk merayakan hari lahirnya tanpa ia gabung dengan perayaan hari lahir kakaknya, meski hanya terpaut tiga hari.
Selain itu, insight lainnya yang di dapat dari episode ini adalah meski kerap berselisih dan mungkin ada perasaan ingin menjauh dengan antar anggota keluarga, tetapi hanya dengan keluarga lah tempat kita saling berpegangan erat baik ketika bahagia terutama ketika berduka.
Berbakti pada Orang Tua Selagi Mereka Ada
Di Episode kedua drama Korea ini, pelajaran penting yang sangat menyentuh saya adalah ketika keluarga Deok Sun harus melepas kepergian sang nenek. Saat itu Deok Sun melihat ayahnya seakan-akan tidak bersedih. Namun pada akhirnya tangisannya pecah ketika Paman Besar atau sang kakak hadir di tengah-tengah mereka.
Ya, perasaan apapun itu termasuk rasa sedih karena kehilangan seharusnya kita lepas agar tidak menjadi bom waktu. Namun ketika kita dewasa, kita tidak bisa menangis begitu saja. Keadaan terkadang membuat kita malu utnuk mengakui bahwa sesungguhnya hati kita sedang merasakan kehilangan yang mendalam.
Pada dasarnya kematian adalah kodrat manusia, tetapi sering kali kita luput untuk mempersiapkannya. Baik untuk menuju di kehidupan yang akan datang atau mempersiapkan perasaan menerima ketika takdir itu tiba.
Ada satu scene di mana Cho Taek sebagai anak piatu dikatakan berbakti dan pasti orang tuanya senang melihatnya. Namun justru ayah Deok Sun berkata berbakti itu seharusnya ketika orang tua masih ada. Perasaan mereka tentu akan merasa lebih bahagia ketika melihat kebaktian anaknya semasa hidup.
Kalimat ini benar-benar menampar saya. Meskipun dalam Islam kita masih bisa menjadi anak berbakti dengan mengirimkan hadiah fatihah, sedekah dan menjadi anak yang saleh salehah. Tetapi faktanya memang berbeda sekali rasanya bisa birrul walidain ketika orang tua masih hidup jika kita bandingkan berbakti setelah mereka tiada.
Pengalaman mahal yang luar bisa dan manisnya akan selalu terasa jika kita bisa berbakti pada orang tua selagi mereka ada. Namun memang ujiannya luar biasa pula terutama dalam hal keikhlasan dan kesabaran.
Nah, itu dia hikmah yang bisa kita petik dari episode 1 dan 2 Reply 1988. Masih ada 18 episode lainnya menanti untuk saya lihat. Di mana ini bisa menjadi renungan agar menggerakkan kita untuk menjadi anggota keluarga yang lebih baik lagi kedepannya. []