Mubadalah.id – Mengesakan Allah Swt adalah inti keberagamaan dalam Islam. Itu adalah awal dan akhir dari sistem keberagamaan Islam. Kita diciptakan oleh Allah Swt dan pasti akan kembali kepada-Nya.
Tauhid tidak semata menjadi keyakinan di dalam hati, tetapi juga harus menjadi napas, jiwa, pikiran, gerak dalam hidup, dan kehidupan setiap Muslim.
Mengesakan dan memahabesarkan Allah Swt tidak hanya menjadi pengakuan yang tersembunyi dalam setiap jiwa dan hati Muslim.
Tauhid haruslah melahirkan konsekuensi sosial, teraplikasi, termanifestasi, dan terbuktikan dalam hubungan antarmanusia dan makhluk Allah Swt yang lain.
Seseorang yang bertauhid adalah yang menjadikan hanya Allah Swt yang paling agung, hanya Allah Swt yang paling besar, hanya Allah Swt yang paling mulia, hanya Allah Swt yang paling tinggi, dan hanya Allah Swt yang paling berkuasa atas segala hal.
Pemahaman ini selanjutnya membawa konsekuensi lain, yaitu bahwa seseorang yang bertauhid harus memandang semua makhluk Allah Swt setara dan sama di hadapan-Nya.
Meskipun mereka berbeda-beda latar belakang sosial, suku, agama, jenis kelamin, kebangsaan, dan sebagainya. Mereka adalah sama-sama ciptaan dan hamba-hamba Allah Swt.
Ini berarti bahwa seseorang yang bertauhid tidak boleh merasa atau menganggap hidupnya lebih tinggi dan lebih mulia daripada orang lain.
Kerja-kerja Kebaikan
Keunggulan dan kemuliaan hamba-hamba Allah Swt di hadapan-Nya hanyalah mereka yang mengesakan-Nya dan yang melakukan kerja-kerja yang baik dan berguna untuk diri dan sesamanya.
Orang yang merasa atau mengaku dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih terhormat daripada orang lain pada hakikatnya telah melakukan kesombongan diri, merendahkan ciptaan Allah Swt., dan menyamakan kedudukan dirinya dengan Allah Swt. Ia telah melanggar prinsip keesaan Allah Swt ini.
Kesombongan diri inilah yang dilakukan oleh setan iblis ketika mengatakan, “Aku lebih baik daripada manusia karena ia diciptakan dari tanah, sedangkan aku diciptakan dari api.” Setan iblis telah merendahkan ciptaan Allah Swt.
Oleh karena itulah, Allah Swt. mengusirnya. Allahu Akbar secara harfiah berarti “Allah adalah eksistensi yang lebih besar dari selain Dia.”
Ucapan yang tampak singkat dan sederhana ini terbukti telah membawa pengaruh yang mahadahsyat dalam sistem kehidupan masyarakat. Itu telah menandai perubahan peradaban secara revolusioner. []