• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Siapa Berkata Apa

Mengingat Siti Hajar di Momen Idul Adha Menurut Amina Wadud

Mubadalah Mubadalah
13/07/2022
in Siapa Berkata Apa
0
mengingat Siti Hajar di Momen Idul Adha

mengingat Siti Hajar di Momen Idul Adha

175
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari raya Idul Adha telah tiba. Ingat Idul Adha ingat qorban. Ingatan tentang qorban pasti dibawa ke kisah Nabi Ibrahim as dan putranya Nabi Ismail as. Seperti disampaikan dalam khutbah-khutbah, sang ayah bersedia mengorbankan putranya yang tercinta untuk Allah Swt. Putranya pun menerima. Tetapi Allah Swt menggantinya dengan seekor domba. Selain Ibrahim dan Ismail, ternyata kita perlu mengingat Siti Hajar di Momen Idul Adha ini.

Amina Wadud, seorang Profesor Studi Islam asal Amerika, menyampaikan perspektifnya dari kisah di balik hari raya Idul Adha. Tentang kegigihan seorang perempuan budak berkulit hitam bernama Siti Hajar. Dia adalah istri kedua Nabi Ibrahim as dan ibu dari Nabi Ismail as.

Hanya berdua, Siti Hajar dan sang putra yang masih bayi, ditinggal sang ayah di padang pasir yang tandus. Dengan keikhlasan dan ketabahan yang tinggi, Siti Hajar akhirnya mampu bertahan hidup. Keselamatan Hajar dan anaknya terancam akibat dehidrasi dan kelelahan. Namun berkat keajaiban Tuhan, setelah tujuh kali berlari dari kaki bukit Safa (tempat anaknya berbaring) ke Marwa, sebuah mata air terpancar dari bawah tumit anaknya. Sehingga terbentuklah sebuah sumur yang dinamai Zam-Zam yang masih mengalir sampai saat ini. Dari kisah inilah asal mula ibadah sa’i. Atau berlari kecil antara bukit Safa dan Marwa.

Amina melihat begitu pentingnya peran Siti Hajar dalam histori Islam terutama menyangkut Idul Adha, qorban, dan ibadah haji. Kisahnya menjadi bukti begitu kuatnya patriarki pada masa itu. Bahwa dia dinikahi demi memperoleh keturunan anak laki-laki, kemudian diterlantarkan. Kisah Siti Hajar, bagi Amina adalah pengingat dan contoh tentang perjuangan seorang perempuan bertahan di tengah kejamnya ketidaksetaraan gender, ras dan kelas sosial.

Jika sebelumnya kita hanya mengingat Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as terkait momentum Idul Adha, maka sudah saatnya kita juga mengingat sosok penting Siti Hajar as. Laki-laki tanpa perempuan sesungguhnya tidak akan pernah bisa berbuat apa-apa. Karena itu harus saling menghargai peran keduanya secara seimbang.

Baca Juga:

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Refleksi Kisah Perempuan yang Mendapatkan Pesan dari Tuhan

Sumber: https://feminismandreligion.com/2013/10/17/hajar-of-the-desert-by-amina-wadud
Tags: amina wadudidul adhasiti hajar
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Sosok Nyai Hj. Hindun Anisah; Sosok Ulama Perempuan

Sosok Nyai Hj. Hindun Anisah; Sosok Ulama Perempuan

30 Desember 2022
Visi Gus Dur tentang Islam, Demokrasi, dan HAM

Visi Gus Dur tentang Islam, Demokrasi, dan HAM

24 Desember 2022
Kunci Sukses Berbisnis Bersama Pasangan

Kunci Sukses Berbisnis Bersama Pasangan

27 Oktober 2022
Hakikat Pernikahan Menurut Islam

Hakikat Pernikahan Menurut Islam Bukan Soal Kepemilikan

27 Oktober 2022
Menjamak Shalat Saat Resepsi Pernikahan

Bolehkah Menjamak Shalat Saat Resepsi Pernikahan?

21 Oktober 2022
Adab Menggelar Resepsi Pernikahan

Niat dan Adab Menggelar Resepsi Pernikahan Menurut Islam

21 Oktober 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Narasi Pernikahan

    Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID