• Login
  • Register
Kamis, 26 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menimbang Ulang Makna Fitnah: Tubuh Perempuan Bukan Sumber Keburukan

Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi menjadi ujian (fitnah) bagi yang lain, dan pada saat yang sama, juga memiliki potensi menjadi sumber kebaikan (maslahah).

Redaksi Redaksi
26/06/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
perempuan adalah fitnah

perempuan adalah fitnah

948
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selama berabad-abad, sebagian umat Islam kerap merujuk pada sebuah hadis populer yang menyebut bahwa “perempuan adalah fitnah terbesar bagi laki-laki.” Hadis ini kerap dijadikan legitimasi untuk membatasi gerak perempuan di ruang publik, menutup tubuhnya secara berlebihan, bahkan menyalahkan keberadaannya atas timbulnya hasrat laki-laki.

Namun, jika kita kembali pada Al-Qur’an, istilah fitnah justru dimaknai secara lebih adil dan timbal balik, bukan semata-mata dilekatkan pada tubuh perempuan.

Dalam Al-Qur’an, kata fitnah tidak menunjuk secara sepihak pada satu jenis kelamin. Fitnah adalah ujian, cobaan, atau bahkan relasi sosial yang kompleks dan saling mempengaruhi.

Dalam QS. Al-Anbiya ayat 35, baik kebaikan maupun keburukan disebut sebagai fitnah. Dalam QS. Ad-Dukhan ayat 49 dan QS. Al-Maidah ayat 49, Rasul adalah fitnah bagi kaumnya, dan sebaliknya.

Bahkan dalam QS. Al-Buruj ayat 10 serta QS. Al-Mumtahanah ayat 5, disebutkan bahwa orang kafir bisa menjadi fitnah bagi orang mukmin, dan sebaliknya. Al-Qur’an juga menyebut bahwa sebagian manusia adalah fitnah bagi sebagian yang lain (QS. Al-An’am: 53 dan Al-Furqan: 20).

Baca Juga:

Menafsir Ulang Perempuan Shalihah: Antara Teks dan Konteks

Saat Fikih Menjadikan Perempuan Kelompok Paling Rentan

Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih

Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

Dengan demikian, dalam perspektif Al-Qur’an, laki-laki bisa menjadi fitnah bagi perempuan, sama seperti perempuan bisa menjadi fitnah bagi laki-laki. Pandangan ini jelas lebih proporsional daripada hadis yang hanya menyalahkan satu pihak.

Stigma bahwa perempuan adalah satu-satunya sumber fitnah bukan hanya tidak adil. Tetapi juga tidak sesuai dengan prinsip keadilan relasi manusia dalam Islam.

Potensi Sumber Kebaikan

Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi menjadi ujian (fitnah) bagi yang lain, dan pada saat yang sama, juga memiliki potensi menjadi sumber kebaikan (maslahah).

Penolakan terhadap narasi yang menyudutkan perempuan juga pernah Aisyah ra. sampaikan secara tegas. Ia tidak menerima hadis yang dari Abu Hurairah ra. yang menyatakan bahwa “perempuan, rumah, dan kendaraan adalah sumber kesialan.”

Aisyah bahkan mengatakan bahwa mustahil Rasulullah SAW, suaminya, pernah mengucapkan hal seperti itu. Ia lalu menyitir QS. Al-Hadid ayat 22:

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.”

Apa yang Aisyah ra. sampaikan penting untuk kita angkat kembali hari ini, karena di tengah maraknya ujaran keagamaan yang masih mengafirmasi superioritas laki-laki dan mengobjektifikasi perempuan.

Umat Islam perlu secara kritis menimbang ulang teks-teks keagamaan. Terutama hadis-hadis yang berpotensi bias gender dan tidak sejalan dengan semangat keadilan dalam Al-Qur’an.

Sebagaimana menurut pandangan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Pertautan Teks dan Konteks dalam Muamalah, memahami teks keagamaan tidak cukup hanya dengan menghafal matannya. Konteks sosial, pemahaman utuh terhadap Al-Qur’an, serta keadilan relasional antara laki-laki dan perempuan harus menjadi pijakan utama dalam menafsirkan ajaran Islam. []

Tags: fitnahmaknaMenimbang UlangperempuanSumber Keburukantubuh
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Fitnah Perempuan

Meluruskan Pemahaman Keliru terhadap Konsep Fitnah Perempuan

26 Juni 2025
Perempuan yang rentan

Saat Fikih Menjadikan Perempuan Kelompok Paling Rentan

25 Juni 2025
Fitnah Perempuan

Mengurai Bias Fitnah Perempuan dalam Wacana Keislaman

25 Juni 2025
Khitan Perempuan

Khitan Perempuan: Upaya Kontrol atas Tubuh Perempuan

25 Juni 2025
Sehat

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

24 Juni 2025
Khitan perempuan

Membongkar Dalil Lemah di Balik Khitan Perempuan

24 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Iran dan Palestina

    Iran dan Palestina: Membaca Perlawanan di Tengah Dunia yang Terlalu Nyaman Diam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Islam, Saatnya Hijrah dari Kekerasan Menuju Kasih Sayang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menimbang Ulang Makna Fitnah: Tubuh Perempuan Bukan Sumber Keburukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Saat Fikih Menjadikan Perempuan Kelompok Paling Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nurhayati Subakat, Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Wardah
  • Menafsir Ulang Perempuan Shalihah: Antara Teks dan Konteks
  • Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis
  • Meluruskan Pemahaman Keliru terhadap Konsep Fitnah Perempuan
  • Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID