Senin, 29 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Bencana Ekologi

    Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    Disabilitas sebagai Kutukan

    Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan

    Disabilitas

    Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?

    CBB

    Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

    Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    Perempuan Disabilitas

    Kasus Gowa dan Rapuhnya Perlindungan bagi Perempuan Disabilitas

    Era Scroll

    Hidup di Era Scroll: Masihkah Kita Memiliki Fokus Utuh?

    Ikan Asin

    Mengubah Limbah Ikan Asin Menjadi Pakan Mandiri

    Parenting Anxiety

    Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Bencana Ekologi

    Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    Disabilitas sebagai Kutukan

    Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan

    Disabilitas

    Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?

    CBB

    Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

    Taubat Ekologis

    Saatnya Taubat Ekologis dan Kembalikan Sakralitas Alam

    Perempuan Disabilitas

    Kasus Gowa dan Rapuhnya Perlindungan bagi Perempuan Disabilitas

    Era Scroll

    Hidup di Era Scroll: Masihkah Kita Memiliki Fokus Utuh?

    Ikan Asin

    Mengubah Limbah Ikan Asin Menjadi Pakan Mandiri

    Parenting Anxiety

    Parenting Anxiety: Ketika Mengasuh Anak Berada di Bayang-bayang Parenting Goals

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Menyelami Makna Hijrah dalam buku “Tuhan Ada di Hatimu”

Nabi selalu mengajarkan bahwa berdakwah harus dengan cara yang lemah lembut, penuh kasih sayang dan cinta. Inilah yang juga Habib Husein Ja’far contohkan dalam konten dakwah maupun dalam tulisan-tulisannya. Salah satunya dalam buku “Tuhan Ada di Hatimu”

Dalpa Waliatul Maula Dalpa Waliatul Maula
19 September 2023
in Buku
0
Tuhan Ada di Hatimu

Tuhan Ada di Hatimu

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku : TUHAN ADA DIHATIMU

Penulis : Husein Ja’far Al-Hadar

Jumlah Halaman : 350 halaman

Penerbit : Noura Books

Cetakan : Cetakan ke-1, Januari 2023.

ISBN : 978-623-242-353-4

Mubadalah.id – Buku “Tuhan Ada di Hatimu” adalah salah satu buku yang ditulis oleh Husein Ja’far  Al-Hadar.  Seorang habib yang aktif menulis di beberapa media nasional di Indonesia, seperti Kompas, Tempo, dan Jawa Pos. Ia juga telah menulis beberapa buku, seperti buku Menyegarkan Islam Kita, Anakku Dibunuh Israel, Islam “Mazhab” Fadlullah, dan yang paling terkenal adalah Tuhan Ada di Hatimu yang diterbitkan oleh Noura Books.

Nama Habib Husein Ja’far mulai ramai menjadi perbincangan muslim milenial pada saat ia aktif mengisi konten-konten acara dakwah di bulan Ramadan. Salah satu acara konten yang selalu saya tonton adalah acara Log In yang fokus berdialog dengan umat lintas iman.

Hal ini lah yang mengantarkan saya untuk lebih dalam mengenal Habib Husein Ja’far dengan membaca buku-buku karyanya, salah satunya buku “Tuhan Ada di Hatimu”.

Setelah saya resapi dan baca hingga akhir, buku ini ternyata sedang mengajak pemvaca untuk mengenal dakwah yang rahmatan lil ’alamin. Yaitu dakwah dengan cara yang lembut, penuh kasih sayang dan cinta.

Menurut saya buku ini cukup ringan, bahasanya mudah dipahami, sehingga pembaca, terutama sebagai pemula akan sangat mudah memahami isu toleransi ala Habib Husein Ja’far.

Makna Hijrah

Salah satu topik cukup menarik bagi saya adalah pembahasan tentang makna hijrah. Dalam pandangan Habib Husein Ja’far kata “hijrah” bukan sesuatu yang sudah final, tetapi diibaratkan seperti koma, sehingga ia terus berjalan dinamis. Misalnya seseorang tidak bisa dikatakan telah sempurna hijrahnya hanya karena telah memakai baju koko atau kerudung syar’i saja.

Sebab sebagaimana yang disampaikan oleh Habib Husein Ja’far, seseorang yang melakukan hijrah dengan cara mengganti pakaian kaos menjadi syar’i, jilbab pendak menjadi panjang dan dilengkapi dengan cadar, atau sarung menjadi baju gamis ala Arab, memang tidak sepenuhnya salah. Tetapi hal ini juga bisa menjadi problematik jika hijrah hanya dipahami sebatas perubahan cara berpakaian.

Karena Islam dalam QS At-Thalaq ayat 11 telah menyampaikan bahwa makna “hijrah” itu adalah “bergerak”. Bergerak dari kegelapan pada keterangbenderangan. Bunyi ayat tersebut ialah;

رَّسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ مُبَيِّنٰتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُّدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ قَدْ اَحْسَنَ اللّٰهُ لَهٗ رِزْقًا

Artinya: Dengan (mengutus) seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah kepadamu yang menerangkan (bermacam-macam hukum), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan kebajikan, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya. (QS At-Thalaq:11).

Ajakan Nabi Muhammad Saw

Melalui ayat di atas bisa kita pahami bahwa salah satu tugas Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt adalah untuk mengajak umatnya berhijrah, dari perilaku yang buruk pada perbuatan yang baik. Awalnya memperlakukan manusia lemah sebagai budak, menjadi menganggap bahwa setiap manusia adalah setara.

Jadi sangat jelas bahwa hijrah itu tidak hanya sebatas soal mengubah penampilan fisik atau pakaian saja, tetapi yang lebih penting ialah mengubah perilaku buruk menjadi penuh kebaikan.

Pemaknaan seperti ini menurut saya sangat penting untuk kita ketahui bersama. Sebab kita, terutama masyarakat muslim Indonesia sering terjebak pada makna hijrah dalam Islam. Di Indonesia kita sering mendengar bahwa orang yang sudah perpakaian Islami dianggap sebagai orang yang paling benar karena hijrahnya telah sempurna.

Sehingga dia punya kewajiban dalam mengajak orang lain untuk mengikut caranya berhijrah, meskipun cara mengajaknya dengan cara penghakiman dan pemaksaan. Padahal cara-cara ini sangat bertentangan dengan apa yang Nabi Muhammad Saw lakukan dalam berdakwah.

Nabi selalu mengajarkan bahwa berdakwah harus dengan cara yang lemah lembut, penuh kasih sayang dan cinta. Inilah yang juga Habib Husein Ja’far contohkan dalam konten dakwah maupun dalam tulisan-tulisannya. Salah satunya dalam buku “Tuhan Ada di Hatimu”

Empat Hal Ketika Akan Berhijrah

Selain memaknai ulang istilah “hijrah”, Habib Husein Ja’far juga membagikan beberapa aspek yang harus seseorang lakukan ketika memutuskan untuk berhijrah.

Pertama, aspek spiritual atau sufistik-tasawuf, Inti hijrah dalam aspek ini adalah pergerakan kita sebagai hamba menuju Allah Swt.

Spiritualitas itu berasal dari hati, dan rumusnya adalah tubuh mengikuti hati bukan hati mengikuti tubuh. Sehingga ketika seseorang memutuskan untuk mengubah cara berpakaian dengan memutuskan berkerudung, maka keputusan itu harus berasal dari hati, bukan karena terpaksa atau hanya untuk mengikuti tren.

Kedua, aspek kultural. Menurut Habib Husein Ja’far dalam konteks ini hijrah memiliki arti mengakulturasi nilai-nilai Islam yang datang dari negeri Arab dengan nilai setempat. Sehingga hijrah yang kita lakukan tidak boleh menyingkirkan nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Justru lebih bagus kultur tersebut terus kita rawat dan jadikan ciri khas hijrah ala Indonesia.

Ketiga, aspek filosofis. Hijrah juga dapat berarti membawa umat Islam dari keterbelakangan menuju kemajuan. Sehinga perdebatan tentang makna hijrah dari yang tidak berjenggot menjadi berjenggot, atau tidak bercadar menjadi memakai cadar saat ini sudah sangat tidak relevan.

Sebab perdebatan ini akan terus membawa umat Islam pada diskusi yang tidak selesai. Sehingga kita akan terus tertinggal oleh masyarakat yang telah maju. Seperti Jepang atau masyarakat Barat.

Aspek Sosial

Keempat, aspek sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar bahwa ibadah harus dengan cara yang horizontal dan vertical. Di mana setiap umat muslim harus selalu memperbaiki hubungan atau relasi dengan Tuhan, manusia dan juga alam.

Dengan begitu ketika seseorang memutuskan untuk berhijrah, maka relasi dia dengan tiga hal di atas juga harus semakin kita perkuat. Ibadahnya terus kita lakukan dan berbuat baik pada manusia serta alam juga kita perbanyak. Ini lah makna hijrah yang sesungguhnya.

Hal ini penting untuk terus kita ingat, karena tidak jarang umat muslim yang justru dengan mengaku berhijrah dia berlaku sombong. Ia merasa benar sendiri, sehingga selalu menyalahkan, menghakimi dan menyakiti orang yang berbeda dengannya. Padahal Islam itu adalah agama cinta dan kasih sayang, termasuk pada orang yang berbeda.

Terakhir, saya ingin mengutif kata-kata Habib Husein Ja’far dalam buku yang sama bahwa “sesungguhnya segala hal harus berhijrah dan dibuat terang benderang, dibuat maju, agar kita menjadi muslim yang tercerahkan dan terdepan dalam peradaban umat manusia”. []

Tags: adabukuHatimuHijrahmaknaMenyelamiTuhan
Dalpa Waliatul Maula

Dalpa Waliatul Maula

Mahasantriwa SUPI ISIF. Aku senang mendengarkan musik mencoba hal-hal baru, suka menulis tentang isu perempuan dan masyarakat yang terpinggirkan, bisa ditemui di Ig @dalpamaula_

Terkait Posts

Toleransi dalam Islam
Buku

Buku Toleransi dalam Islam: Membaca Ulang Makna Natal dalam Islam

26 Desember 2025
Hidup yang Bermakna
Personal

Hidup yang Bermakna dalam Perspektif Katolik

16 Desember 2025
Ayat Ekologi
Aktual

Dr. Faqih: Ayat Ekologi Menjadi Peringatan Tuhan atas Kerusakan Alam

9 Desember 2025
Fahmina yang
Aktual

Fahmina Luncurkan Buku “Bergerak untuk Peradaban Berkeadilan” di Harlah ke-25

26 November 2025
Intimate Wedding
Keluarga

Francis Fukuyama: Intimate Wedding sebagai Gejala Runtuhnya Kolektivitas Tradisional

20 November 2025
Tuhan dan Disabilitas
Publik

Tuhan dan Disabilitas: Ketika Keimanan Tak Diukur dari Kefasihan

20 November 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Disabilitas sebagai Kutukan

    Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bencana Ekologi dan Hilangnya Rumah Gajah Sumatera
  • Memaknai Disabilitas sebagai Keberagaman, Bukan Kekurangan atau Kutukan
  • Di Mana Ruang Keadilan bagi Penyandang Disabilitas?
  • Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan
  • Cewek Bike-bike (CBB) Vol. 2: Mengayuh Bersama, Merayakan Tubuh Perempuan

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID