• Login
  • Register
Kamis, 5 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menyikapi Perbedaan Pilihan Jelang Tahun Politik di Indonesia

Berbeda dalam pilihan itu wajar, yang tidak benar adalah memaksa orang lain untuk memiliki pilihan yang sama

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
01/09/2023
in Personal
0
Perbedaan Pilihan

Perbedaan Pilihan

931
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menjelang pemilu, perbedaan pilihan akan banyak muncul di permukaan. Itu bukan masalah, melainkan sebuah keniscayaan. Pelangi indah karena banyaknya warna yang saling terpadu. Tanpa ada satu warnapun yang mendominasi. Begitulah perbedaan bekerja.

Setiap manusia memiliki kecenderungan terhadap suatu hal. Apalagi soal pilihan. Memaksa sifat alamiah tersebut sama saja berbuat zalim kepada orang lain. Dalam hal apapun, pemaksaan bukanlah hal terpuji.

Berbeda dalam pilihan itu wajar, yang tidak benar adalah memaksa orang lain untuk memiliki pilihan yang sama. Di sinilah pentingnya rasa saling menghormati atas keputusan orang lain.

Realita Sosial tentang Perbedaan Pilihan

Saya pernah mendengar cerita seseorang atas kejadian yang menimpa dirinya dan keluarganya. Singkat cerita, ada suami memaksa istri dan anaknya untuk memiliki pilihan yang sama dalam kontestasi politik. Alih-alih memberikan alasan logis, justru sang suami menyatakan sikap untuk tidak menafkahi keluarga jika permintaan tersebut tidak terpenuhi.

Bukan tanpa sebab, istri dan anaknya memiliki alasan yang kuat dalam kecenderungan pilihannya. Setelah kontestasi selesai, ancaman atas ketidakpercayaan suami terhadap pilihan istri dan anaknya berdampak cukup panjang. Relasi dalam keluarganya menjadi kurang baik dan sering terjadi perselisihan.

Baca Juga:

Belajar dari Malaysia Soal Akses Difabel

KB dan Politik Negara

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Begitu besar dampak dari perbedaan pendapat yang orang lain tidak bisa menerimanya. Dengan memanfaatkan kekuatannya, ia merasa pantas untuk menekan bahkan mengancam orang-orang yang seharusnya ia lindungi. Ini adalah bukti jika memandang perbedaan sebagai masalah.

Rasulullah Saw Tidak Mempermasalahkan Perbedaan

Jika kita telisik lagi, Rasulullah tidak pernah mempermasalahkan perbedaan pendapat. Bahkan dalam suatu kasus, Nabi membenarkan kedua pendapat yang berbeda asal tidak bertentangan dengan syariat.

Ada suatu riwayat dalam Shahih Bukhari dan Muslim. Nabi mengutus beberapa sahabat untuk mengunjungi perkampungan Bani Quraizhah. Nabi berpesan untuk tidak melakukan salat ashar selain di perkampungan Bani Quraizhah.

Tingginya rasa cinta dan kepatuhan terhadap Nabi, sahabat langsung menerima perintah tersebut tanpa mempertanyakan alasannya. Para sahabat seakan sudah mengetahui maksud Nabi. Begitulah rasa cinta, memandang segala sesuatu dengan nilai kasih sayang. Bukan dengan curiga dan keburukan.

Di tengah perjalanan, waktu salat ashar sudah masuk. Ada salah satu sahabat yang menginginkan untuk melaksanakan salat ashar di perjalanan. Ia khawatir waktu salat ashar akan habis. Di sisi lain ada sahabat yang tetap ingin melaksanakan salat ashar ketika sudah sampai di perkampungan Bani Quraizhah. Bukan masalah waktu, melainkan mereka menganggap bahwa ini adalah amanah langsung dari Nabi sebelum pemberangkatan.

Kedua belah pihak dari rombongan sahabat masih tetap teguh dengan pendiriannya masing-masing. Alhasil, ada yang memaknai pesan nabi secara kontekstual dan memilih untuk melaksanakan salat ashar di tengah perjalanan. Ada juga yang memaknai pesan nabi secara tekstual sehingga memilih untuk salat ashar di perkampungan Bani Quraizhah.

Para sahabat mengadukan peristiwa perbedaan pendapat ini kepada Rasulullah untuk mendapatkan titik temu. Dengan rasa kasih sayang, Nabi membenarkan kedua pendapat tersebut asalkan tidak bertentangan dengan syariat.

Dalam setiap ruang perbedaan, harus ada nilai kebaikan yang menjadi pegangan. Jangan sampai sifat keras dan egois menjadi kompas dalam pengambilan sikap. Nabi menujukkan bahwa perbedaan tidak akan selesai dengan perselisihan. Nabi senantiasa menunjukkan setiap makna dari indahnya perbedaan.

Dasar Perbedaan dalam Memilih Ulil Amri

Perintahnya, agar setiap manusia memilih ulil amri (pemimpin) yang baik. Bukan siapa pemimpinnya. Namun, seringkali perintah ini menjadi dasar untuk memaksa orang lain agar memiliki pilihan yang sama.

Sifat fanatisme buta seringkali mengaburkan nilai-nilai kasih sayang terhadap sesama. Ia merasa pendapatnya paling benar. Tidak jarang, pendapat tersebut berangkat dari kepentingan masing-masing yang ingin tercapai dengan cepat.

Manusia memiliki hak dasar. Termasuk hak pilih. Memaksa pilihan seseorang sama halnya mengancam keseimbangan dasar seseorang. Saya kira, pilihan dalam setiap kontestasi politik bukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat. Maka sangat mungkin terjadi perbedaan.

Jangan merugikan keselamatan orang lain hanya untuk memenuhi keinginan yang tidak membawa kebaikan. Biarkan orang lain memilih atas dasar kesadarannya sendiri. Jika memang perlu pengarahan, maka arahkan dengan santun tanpa pemaksaan. Dengan begitu, kerukunan antar satu dengan yang lain dapat terjaga dengan baik. []

Tags: NegarapemerintahPemilu 2024Perbedaan Pilihanpolitik
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Kesehatan Akal

Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Resident Playbook

    Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh
  • Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam
  • Batasan Aurat Perempuan dalam Tinjauan Madzhab Fiqh
  • Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal
  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID