Mubadalah.id – Film PK atau disebut Peekay dirilis pada tahun 2014, namun masih relevan untuk kita tonton. Film ini berasal dari India atau yang biasa kita kenal sebagai film Bollywood. Film Peekay menceritakan kisah perjalanan Alien yang bertugas untuk meneliti Bumi dan seisinya. Menariknya, alien ini berwujud seperti manusia yang mana diperankan oleh Amir Khan. Film ini sangat kompleks menggambarkan tentang praktik spiritual dari sudut pandang alien atau si Peekay.
Awal mulanya, Peekay turun ke Bumi dan membawa remote control yang berfungsi untuk memberi sinyal kepada teman-temannya di bulan. Remote control itu bisa membawanya pulang setelah tugasnya selesai. Bentuknya seperti batu gepeng bulat yang berkilau. Sejak Peekay turun ke Bumi, ia tidak kenal siapa-siapa, tidak membawa bekal apa-apa dan tidak bisa berbicara bahasa manusia. Cara alien ini berkomunikasi biasanya menggunakan pembacaan pikiran hingga tidak ada celah kebohongan.
Sayangnya, Peekay kurang beruntung karena remote controlnya dicuri oleh seorang pengembara yang ia temui di jalan. Ia merasa kehilangan tapi ia dapat mengontrol emosinya. Ia terus berusaha keras untuk menemukan remote controlnya karena benda itu sangat berharga baginya. Sejak saat itulah Peekay mulai bertemu orang-orang di Bumi dan mempelajari semua ciri khas atau identitas dari setiap kelompok manusia.
Perjalanan Peekay Mencari Tuhan Untuk Pulang
Peekay mulai melakukan adaptasi dengan manusia-manusia di Bumi. Ia mulai mempelajari bahasa manusia yang dalam film ini jatuhnya di India. Setiap ia menanyakan kepada orang-orang di mana ia bisa menemukan remote controlnya, jawabannya adalah “hanya Tuhan yang dapat menjawab permasalahanmu”. Akhirnya, Peekay mulai mencari Tuhan dan ia mengikuti setiap praktik spriritual yang dilakukan oleh beberapa agama. Ia mencari Tuhan ke beberapa tempat misalnya masjid, gereja, kuil dan wihara.
Lalu, ia mempelajari ajaran setiap agama hingga akhirnya Peekay menemukan perbedaan pandangan cara menemukan Tuhan. Namun, tidak ada satu pun agama yang dapat membantu Peekay menemukan solusi permasalahannya, yaitu remote controlnya yang hilang.
Peekay merasa putus asa dan akhirnya muncul pertanyaan yang paling esensial, “Siapakah Tuhan dan di mana kah Tuhan yang dapat membantu permasalahanku ini?” Pertanyaan Peekay ini sangat berkaitan dengan teologi dan pencarian ketentraman jiwa.
Menariknya, Peekay memutuskan untuk membuat selebaran bergambar Tuhan-tuhan dari berbagai agama. Tindakan tersebut membuat Peekay terlihat lugu dan polos. Jaggu, seorang reporter televisi, melihat keunikan Peekay dan tertarik mengajak Peekay untuk berbicara soal Tuhan. Peekay menceritakan maksud dari usahanya ini semata-mata karena ingin remote controlnya kembali. Jaggu menolong Peekay dengan cara meliput aktivitas Peekay saat berinteraksi dengan tokoh agama.
Bertemu dengan Tokoh Agama
Setelah sekian lama Peekay mencari, akhirnya ia betemu dengan seorang tokoh agama yang bernama Tapasvi. Setiap orang yang mengikuti Tapasvi akan memajang fotonya karena menurut kepercayaan mereka dapat mendatangkan keberkahan. Tapasvi mengklaim dirinya memiliki hubungan langsung dengan Tuhan. Umat Tapasvi akan percaya pada setiap jawaban Tapasvi atas semua persoalan mereka.
Peekay melihat remote controlnya berada di dekat Tapasvi. Namun, tokoh itu tidak mau menyerahkan kepada Peekay karena ia menganggap benda itu pemberian Tuhan yang diamanahkan kepadanya. Peekay menyadari bahwa tokoh agama ini telah menipu umatnya demi ketenaran diri dan ingin diakui oleh banyak orang. Peekay geram melihat kebohongan Tapasvi dan ingin membuktikan pada orang-orang bahwa Tapasvi ini hanya memanfaatkan simbol agama.
Jaggu mendapat tawaran dari Tapasvi untuk membuat siaran langsung dengan Peekay. Tapasvi ingin membuktikan kebenarannya. Saat itu, Peekay hampir mendapat bantuan karena sahabatnya menangkap pengembara jalanan yang mencuri remote controlnya.
Sayangnya, sahabat Peekay dan pengembara itu tewas saat menuju lokasi Peekay karena bom teroris meledak hingga puluhan orang terbakar. Motif teroris ini hanya ingin membela Tuhan dari golongannya karena merasa terancam atas pemikiran Peekay.
Kehilangan Sahabat
Peekay sempat putus asa dan merasa kehilangan sahabatnya. Namun, Peekay tetap mengikuti siaran langsung bersama Tapasvi. Peekay memiliki cara lain untuk membuktikan kebohongan Tapasvi. Ia teringat saat menyerap pikiran Jaggu tentang mantan kekasihnya dari Pakistan.
Tapasvi pernah mengatakan kepada Jaggu bahwa kekasihnya akan berkhianat. Jaggu saat itu percaya karena kekasihnya tidak datang saat mereka berniat untuk menikah. Kekasihnya meninggalkan surat perpisahan dan permintaan maaf.
Namun, Peekay memiliki kemampuan membaca pikiran hingga bisa melihat kebenaran. Tapasvi telah berbohong kepada Jaggu, karena Peekay menemukan memori bahwa kekasih Jaggu tidak pernah menulis surat itu. Jaggu mencoba memastikan kabar kekasihnya melalui Kedutaan Besar Pakistan di mana kekasihnya bekerja.
Hasilnya, Kedutaan Besar Pakistan mengatakan bahwa kekasihnya Jaggu selama ini menanyakan kabarnya. Jaggu berhasil menghubungi kekasihnya dan ternyata kekasihnya telah datang menepati janji namun tidak bertemu Jaggu saat itu. Akhirnya kebohongan Tapasvi terungkap dan Peekay berhasil mendapatkan remote controlnya.
Beragama untuk Cinta dan Kemanusiaan
Film PK memiliki tiga pesan yang mengajarkan arti beragama bagi setiap manusia. Pertama, film ini mengandung kritik atas agama-agama dan praktinya. Hal ini terlihat saat Peekay mempertanyakan, “manakah Tuhan yang benar?”
Ada agama yang menyembah Tuhan ketika hari Minggu. Lalu da agama lain yang menyembah Tuhan di hari Selasa dan Jum’at. Ada agama yang berdoa dengan menggunakan pengeras suara. Agama lainnya meminum anggur saat berdoa dan ada juga yang mengharamkan anggur.
Peekay juga melihat orang-orang mulai memutlakkan agama dan tradisi keagamannya masing-masing. Peekay terus bertanya-tanya, agama manakah yang dapat mengantarkannya pada Tuhan. Dari kritik tersebut, agama hendaknya kita maknai sebagai sarana atau jalan untuk menemukan Tuhan sebagai tujuan.
Meskipun sarana atau jalan yang ditempuh berbeda, namun manusia tetap bisa menghargai perbedaan satu sama lain karena setiap umat beragama menuju ke tujuan yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua, film PK secara implisit mengatakan bahwa Tuhan tidak perlu dibela, tetapi kemanusiaanlah yang perlu dibela. Pesan ini sangat relevan dengan kondisi beragama saat ini baik secara lokal maupun global. Aksi terorisme dan radikalisme atas nama agama masih terjadi di belahan dunia Palestina. Agama hendaknya menjadi urusan pribadi seseorang, bukan menjadi sarana perpecahan dan pertengkaran. Agama juga tidak boleh diperdagangkan untuk meraup keuntungan materi.
Ketiga, film PK sedang berusaha memberikan kritik untuk pemimpin agama. Hal ini terlihat pada tokoh Tapasvi yang menampilkan sosok pemimpin agama dengan kekuasaan. Tapasvi melanggengkan agama sebagai komoditas ekonomi, kekuasaan dan kehormatan. Tapasvi mencoba eksploitasi ketakutan yang ada dalam diri manusia untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Tindakan Tapasvi ini jelas merupakan bukti penyalahgunaan agama.
Esensi Beragama
Dari ketiga pesan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa manusia perlu menyadari esensi beragama. Apa pun agama kita, hendaknya agama itu kita jadikan sebagai sarana untuk membina diri menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Tuhan tidak butuh untuk kita bela, manusia hanya perlu membela sesamanya.
Buat apa beragama jika kita masih membunuh sesama manusia. Untuk apa beragama jika kita masih haus dengan kekuasaan dan kehormatan. Buat apa beragama jika kita masih menghina dan membenci sesama. Agama harusnya hadir untuk membersihkan jiwa agar setiap penganutnya memiliki rasa welas asih dan cinta terhadap sesama. []