• Login
  • Register
Rabu, 4 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Merdeka Dari Pola Pikir Rat Wheel

Merdeka dari pola pikir rat wheel juga menempatkan perempuan sebagai makhluk Tuhan yang utuh dan berakal, sehingga dengannya perempuan bebas mengekspresikan dirinya, bebas menentukan pilihannya, dan bebas menyuarakan pemikirannya

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
18/08/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Merdeka

Merdeka

123
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sampai detik ini, kita masih sering menemukan pola pikir rat wheel (roda main untuk tikus/hamster) mendominasi masyarakat kita. Seolah kehidupan manusia hanyalah sebatas rat race (lomba lari tikus) yang terkungkung dalam rat wheel. Sheryl Kara Sanberg, seorang chief operating officer Facebook mengatakan bahwa secara tidak sadar kita dididik untuk masuk ke dalam rat wheel untuk terus berlari di sana, jika tidak, akan terpental keluar dari rat race. Seakan, rat wheel dan rat race adalah bentuk final dari tujuan manusia, yang jika terpental itu, manusia menjadi bingung akan arah dan tujuan hidupnya.

Potret pola pikir rat wheel yang sampai saat ini mendominasi pendidikan adalah saat orang dewasa memaksa anak-anak untuk mengikuti les matematika, sedangkan anak lebih menyukai sastra dan bahasa Indonesia. Adakah hari ini kita menemukan orang dewasa yang dengan senang hati memberikan pilihan les sastra dan bahasa Indonesia untuk anak? Agaknya hanya sedikit, karena sastra dan bahasa Indonesia tidak menjadi patokan kesuksesan bagi banyak orang. Saat itulah, para dewasa tidak sadar telah menjerat anak-anak untuk masuk dalam rat wheel dan berlomba dalam rat race.

“Kalau kamu tidak ikut les matematika, nanti nilai matematikamu akan jelek, jika nilai matematikamu jelek, kamu akan gagal di sekolah. Gagal di sekolah berarti kamu tidak bisa masuk ke universitas unggulan. Tidak kuliah di universitas unggulan, berarti kamu tidak bisa bekerja di perusahaan besar, dan itu berarti kamu tidak akan punya banyak uang.

Jika kamu tidak punya banyak uang, kamu tidak akan bisa beli rumah di perumahan elite, tidak bisa punya mobil mewah, dan tidak bisa jalan-jalan ke luar negeri”. Ini adalah contoh bentuk pola pikir rat wheel yang masih sering kita jumpai di masyarakat, yang mematok kesuksesan anak dari hunian elit, mobil mewah, dan jalan-jalan ke luar negeri.

Tidak hanya itu, pola pikir rat wheel juga masih melanda masyarakat dalam menilai perempuan. “Anak perempuan itu tidak perlu pintar dan aktif di masyarakat, yang penting menguasai semua pekerjaan domestik, supaya cepat dinikahi laki-laki. Dinikahi laki-laki berarti kewajiban bagi perempuan hanya seputar dapur-sumur-kasur atau masak-macak-manak.” Masih sangat banyak masyarakat yang menilai kesuksesan orang tua adalah saat anak perempuannya cepat menikah, dan kesuksesan laki-laki adalah saat memiliki banyak anak dari istrinya. Seakan keberadaan perempuan hanya sebagai pelayan domestik dan mesin reproduksi keturunan.

Baca Juga:

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Inilah mengapa merdeka dari pola pikir rat wheel menjadi dambaan banyak orang, baik anak-anak maupun perempuan. Rat wheel adalah salah satu bentuk penjajahan terhadap kemerdekaan memilih, dan kemerdekaan berekspresi. Sudah terlalu kuno untuk mengatakan bahwa anak-anak ibarat kertas putih yang perlu digambar dan diwarnai semau para dewasanya.

Karena hari ini, para cendikiawan menyatakan bahwa anak-anak lahir bagaikan kertas yang sudah penuh dengan coretan dan warna, namun masih samar, sehingga tugas para dewasa adalah menebalkan garis dan warna yang sudah ada dalam diri anak. Merdeka dari pola pikir rat wheel berarti, para dewasa tidak diperkenankan memaksakan ambisi dan kehendaknya pada anak-anak, melainkan mereka hadir sebagai fasilitator untuk membantu memunculkan bakat dan minat yang ada pada diri anak secara optimal.

Dan sudah sangat terbelakang untuk menjerat perempuan dalam rat wheel “dapur-sumur-kasur atau masak-macak-manak”, karena saat ini perempuan pintar yang muncul di ruang publik sangat berarti bagi perempuan lainnya. Merekalah yang akan terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan memastikan para perempuan mendapatkan keadilan yang setara dengan laki-laki.

Merdeka dari rat wheel ini berarti perempuan akan dipandang setara dengan laki-laki, sebagai makhluk Tuhan yang memiliki derajat dan kewajiban yang sama. Merdeka dari pola pikir rat wheel juga menempatkan perempuan sebagai makhluk Tuhan yang utuh dan berakal, sehingga dengannya perempuan bebas mengekspresikan dirinya, bebas menentukan pilihannya, dan bebas menyuarakan pemikirannya.

Momentum peringatan kemerdekaan Indonesia ke-76 dengan tema Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh sejalan dengan merdeka dari pola pikir rat wheel. Mampu terlepas dari jerat pola pikir rat wheel membuat kita menjadi sangat tangguh, karena mengerti karakter, potensi, minat dan bakat yang kita miliki sehingga perlahan namun pasti kita mampu memberikan sumbangsih  dan kontribusi positif pada pertumbuhan negeri. []

Tags: Dirgahayu IndonesiaGenderkeadilankemerdekaanKesetaraanMerdekaperempuan
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

Mitos Israel

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

4 Juni 2025
Pesan Mubadalah

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

4 Juni 2025
Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Teknologi Asistif

Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji Pengabdi Setan

    Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan
  • Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina
  • Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn
  • Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As
  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID