Oleh karena itu, sikap saling menghargai dan menghormati orang yang beda, merupakan keharusan bagi warga Indonesia.
Mubadalah.id – Tanggal 16 November 2023 kemarin kita baru saja memperingati Hari Toleransi Internasional. Salah satu tujuan peringatan ini adalah untuk merayakan keberagaman dan toleransi dalam wujud nyata, serta untuk memastikan bahwa semua orang memahami pentingnya memberi ruang satu sama lain.
Di sisi lain, dengan adanya peringatan ini, kita bisa belajar bahwa keragaman dan perbedaan itu merupakan sebuah keniscayaan. Setiap negara pasti memiliki keragamannya masing-masing, termasuk Indonesia.
Mulai dari agama, tradisi, budaya, bahasa, suku dan yang lainnya, Indonesia sangat kaya dengan keragaman. Oleh karena itu, sikap saling menghargai dan menghormati orang yang beda, merupakan keharusan bagi warga Indonesia.
Di sisi lain, sebagai mayoritas muslima, warga Indonesia juga bisa belajar pada teladan Nabi Muhammad Saw.
Dalam banyak catatan sejarah disebutkan bahwa selama hidup Nabi selalu memperlakukan orang yang beda agama dengan penuh kasih sayang dan menghormati serta menghargai keyakinan mereka.
KH. Husein Muhammad dalam buku karyanya yang berjudul “Toleransi dalam Islam” menuliskan kisah-kisah relasi Nabi dengan umat yang beda agama. Diantaranya ialah kisah rasulullah dengan pengemis Yahudi buta.
Nabi Berbuat Baik pada Pengemis Yahudi
Pada masa Nabi, ada seorang pengemis buta yang beragama Yahudi. Setiap hari dia duduk di samping jalan menuju arah pasar Madinah. Entah mengapa dia sangat membenci Nabi. Rasa benci ini selalu ia sampaikan pada setiap orang yang melintasinya.
“Heyyy janganlah kalian membicarakan Muhammad di depan saya, saya benci nama Muhammad, dia itu pembohong dan pendusta, dia juga berani menghina Tuhan saya. Janganlah kalian sekali-kali menyebut nama Muhammad di depan saya.”
Suatu saat Rasulullah datang menghampiri pengemis itu dan mendengar pengemis itu sedang mencaci-maki dirinya, beliau hanya tersenyum mendengar itu , beliau menyuapi makanan yang ia bawa pada pengemis itu dan itu terjadi setiap hari. Rasulullah menyuapi pengemis itu dengan penuh kasih sayang dan lembut.
Kemudian, tibalah saat dimana Rasulullah wafat, si pengemis tersebut menunggu kedatangan seseorang yang biasanya menyuapinya dengan lembut dan penuh kasih tanpa tau siapa nama orang tersebut. Dirinya sangat kelaparan, tetapi seseorang yang ia tunggu tak kunjung datang.
Keesokan harinya pengemis buta itu masih menunggu kedatangan nabi dan tidak lama kemudian dirinya merasa ada orang yang mendekatinya dan ia menduga bahwa orang itu adalah orang yang ia tunggu, beliau adalah sahabat Rasulullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar menyuapi pengemis itu, tapi lagi-lagi ia membicarakan bahwa ia sangat membenci Nabi Muhammad. Mendengar hal itu Abu Bakar marah dan menyuasi pengemis itu dengan kasar. Lalu pengemis itu bertanya “Hey nak, siapakah engkau? Sepertinya engkau bukanlah seseorang yang berhati baik dan lembut itu.”
Lalu Abu Bakar memperkenalkan bahwa ia adalah sahabat Muhammad, ia menggantikan posisi Rasulullah yang setiap hari selalu menyuapi pengemis itu dengan lembut dan sabar. Abu Bakar memberi tahu pengemis itu bahwa Nabi Muhammad telah wafat beberapa hari yang lalu.
Mendengar berita tersebut, pengemis buta itu menangis pada Abu Bakar, dirinya merasa hina dan menyesal telah mencaci maki nabi orang yang berhati mulia dan baik kepadanya. mulai pada saat itu pengemis buta Yahudi tersebut mempercayai bahwa Muhammad adalah seorang nabi dan rasul, lalu pengemis itu meminta Abu Bakar untuk menyaksikan dirinya membaca syahadat dan masuk Islam.
Nabi Menghormati Jenazah Orang Yahudi
Selain kisah di atas, dalam buku yang sama KH. Husein Muhammad menuliskan bahwa Nabi selalu menghoramti orang Yahudi, termasuk ketika ia sudah wafat.
Suatu ketika, Rasulullah Saw bersama sahabatnya Sahl bin Hanif dan Qais bin Sa’ad sedang beristirahat di Qodisiah setelah menempuh perjalanan jauh dan mendapati rombongan jenazah lewat di hadapannya.
Nabi Muhammad Saw pun berdiri untuk menghormati sang jenazah. Tiba-tiba, sahabat beliau segera memberi tahu dengan nada protes. “Itu jenazah orang Yahudi” Ujarnya.
Bukan tanpa alasan sahabat nabi protes saat melihat Rasulullah berdiri menghormati jenazah, mengingat saat itu bahwa sebagian orang Yahudi memusuhi sebagian dakwah Rasulullah. Para sahabat pun penasaran dengan alasan mengapa Rasulullah menghormati jenazah orang yang bukan beragama Islam.
Melihat rasa penasaran para Sahabatnya, Rasulullah menjawab “Bukankah dia manusia (nafs)? Jawab Rasulullah.
Dari jawaban tegas nabi di atas, aku jadi belajar bahwa setiap manusia harus kita hormati, terlepas dari latar belakang agama yang ia anut. Sebab sebagaimana yangpernah nabi sampaikan, bahwa orang yang agama Islam, Yahudi, Kristen dan yang lainnya adalah sama, yaitu manusia.
Dengan begitu, menghormati dan menghargai orang yang beda agama merupakan sunah nabi. Maka dari itu, sebagai seorang muslim, enggak ada alasan untuk tidak punya sikap toleransi terhadap orang yang beda agama. Nabi pun menghormati orang beda agama, masa umatnya malah memusuhi dan menganggapnya sebagai ancaman. []