• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Nasidaria; Perempuan Pendobrak di Masanya

Alamsyah Djafar Alamsyah Djafar
21/04/2020
in Pernak-pernik
0
(sumber foto wahidfoundation.org)

(sumber foto wahidfoundation.org)

57
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Setelah dihajar berkali-kali oleh lagu Aisyah yang diputar Novi Yana, saya menenangkan diri dengan memutar lagu-lagu Nasidaria. Lagu pertamanya, “Ibu”. Liriknya menarik. “Ibu derajatmu tiga tingkat dibanding Ayah”. Saya jadi ingat Emak, Aisyah. Emak memang bernama Aisyah. Di matanya, Nasidaria itu nomor satu. Zainuddin MZ nomor dua. Lagu-lagu dangdut nomor tiga. Mendengar lagu-lagu kasidah itu buat Emak separuh dari ibadah. 

Selepas shubuh menjelang matahari menyingsing dan nelayan melaut, Emak memutarnya. Saya jadi akrab dengan grup perempuan-perempuan hebat itu. Gaya berkerudung Nasidaria jadi tren mode di kalangan ibu-ibu di pulau kami. Nasidaria telah menjadi subkebudayaan. Lagu “Pengantin Baru’ di acara akad nikah di pulau kami seperti lagu Indonesia Raya di forum-forum pemerintah. Grup-grup kasidah pelajar Tsanawiyah dan ibu-ibu majlis taklim mengidolakan mereka. 

Jika Nasidaria rutin diputar, MZ diputar bolong-bolong. Biasanya menjelang magrib. Seingat saya Emak tak akan putar, jika masjid pulau sedang live memutar MZ yang suaranya menggerayangi seluruh rumah-rumah warga.

Kalau dipikir-dipikir Nasidaria ini perempuan pendobrak di masanya. Melompati perdebatan halal-haram musik. Sebagian mereka bisa mengiris biola, memetik gitar, dan menghantam gendang. Saya juga suka dengan suara mereka yang fasih. 

Dari beberapa tulisan dan berita, saya tahu Nasidaria ini didirikan pasangan suami istri Muhammad Zain dan Mudrika pada 1975 di daerah Kauman Semarang. Zain pegawai Kementerian Agama ketika itu yang juga pengajar qiraah, seni membaca al-Quran. Mudrika yang menjadi satu dari sembilan anggota Nasidaria adalah orang yang saban hari mengasuh grup ini.

Baca Juga:

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Nasidaria punya pencipta lirik berbakat: Kiai Haji Buchori Masruri. Ia tokoh agama dan penceramah asal Semarang yang rupanya juga mencintai seni memahat kata-kata. Sejumlah lirik lagu grup kasidah ini lahir dari tangannya. Ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Masruri menjadi Ketua Pengurus Wilayah Jawa Tengah.

Tapi, untuk urusan Nasidaria, Kiai Buchori tak menggunakan nama itu. Ia menggunakan kunyah, nama panggilan, Abu Ali Haidar. Maksudnya, Bapaknya Ali Haidar. Artinya, Ali Haidar adalah salah seorang anak dari Kiai Buchori. 

Ngomong-ngomong Ali Haidar saya jadi ingat lelaki yang saya sapa Mas Haidar. Namanya lengkapnya Ali Haidar. Pertama kali kami bertemua di Piramida Circle, forum kajian yang kebanyakan sahabat-sahabat PMII Cabang Ciputat. Kulitnya kecoklatan dengan rambut lurus. Kata-katanya seperti terpilih agar lawan bicaranya tak tersinggung. Ia senang humor dan sering memberikan kami jajanan dan uang untuk ngopi , teman diskusi. 

Mas Haidar salah seorang pendiri Piramida. Saat menjadi mahasiswa IAIN, ia juga aktif di PMII. Itu saja yang saya tahu ketika itu. Padahal kami sering bertemu. Sebab ia memang sering berkunjung ke Piramida, ngobrol, dan main karambol. Kami bersedih sekali pada 2018, Mas Haidar “pergi”. Saya baru tahu belakangan nama Ali Haidar yang dipakai Kiai Buchori itu memang nama Mas Haidar Piramida. []

Alamsyah Djafar

Alamsyah Djafar

Terkait Posts

amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID