• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Paduan Suara Dialita, Merawat Harapan untuk Meraih Cita

Melalui bernyanyi, Dialita merawat harapan untuk meraih cita. Pengakuan atas ketidakadilan yang pernah menimpa mereka di era 65-an

Zahra Amin Zahra Amin
27/05/2023
in Pernak-pernik
0
Paduan Suara Dialita

Paduan Suara Dialita

733
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dua hari yang lalu, tepatnya Selasa sampai dengan Kamis pada 23 s/d 25 Mei 2023 saya bersama teman-teman konsorsium We Lead mengikuti kegiatan “Rembuk Perempuan: Merayakan Kepemimpinan Perempuan” di Bekasi Jawa Barat. Dalam sesi pembukaan, ada penampilan bintang tamu yang menarik perhatian saya. Yakni paduan suara Dialita.

Sepanjang lagu-lagu yang mereka nyanyikan, saya tak kuasa menahan tangis. Sesekali menyeka mata yang basah di balik kacamata dengan menggunakan tisu. Paduan suara Dialita sukses membuat para peserta yang hadir dalam ruangan besar itu menitikkan air mata. Pasti sangat berat hari-hari yang telah mereka lalui. Karena Dialita adalah sekumpulan perempuan korban tragedi kemanusiaan di tahun 1965.

Ibu Uchikowati Fauzia, sebagai Koordinator paduan suara Dialita, dalam sambutannya menjelaskan bahwa melalui bernyanyi mereka bisa menyuarakan persahabatan dan perdamaian. Paduan suara Dialita sendiri terdiri dari 22 perempuan penyintas tragedi 1965.

“Dulu kami adalah korban, tetapi hari ini kami bisa melalui masa-masa sulit yang penuh dengan tantangan. Dan itulah perempuan. Apa yang harus kami perjuangkan, tentang kasus kami yang tidak kunjung juga selesai. Terus kami berupaya. Satu-satunya yang menjadi kekuatan adalah kami selalu memiliki harapan.” Tuturnya.

Mencipta Lagu di Balik Jeruji Besi

Dan harapan itu juga ada di sebuah lagu yang menjadi musik pengiring di film dokumenter profil Dialita, “Salam Harapan”. “Kami tidak punya apa-apa lagi waktu itu, tetapi harapan harus selalu ada. Orang lain boleh mematikan harapan, boleh mematikan masa depan kami. Tetapi ketika diri kami selalu berkata, bahwa hari depan itu ada, harapan itu masih ada, maka hingga saat ini, kami bisa berdiri di sini.”Ujar Ibu Uchi.

Baca Juga:

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

Rembuk Perempuan: Ruang Berbagi Kekuatan dan Merayakan Kepemimpinan Perempuan

Nyai Djuaesih : Pejuang Hak Perempuan dalam Pendidikan dan Berorganisasi di Era 90-an

Mengenal Pergerakan Aktivis Perempuan Di Pakistan melalui APWA  (All Pakistan Women’s Association)

Dua lagu yang telah mereka nyanyikan merupakan ciptaan perempuan ketika sedang berada di dalam penjara. Ibu Muji dan Ibu Utati, mereka adalah dua perempuan yang pernah mengalami dinginnya jeruji besi Bukit Duri. Dan ibu Muji juga pernah tinggal di Kamp Penampungan. Saat itu mereka belum menikah, masih gadis. Ibu muji berusia 17 tahun, dan Ibu Utati 22 tahun. Masih muda sekali, dan harus ditahan.

Kenapa? tanya Ibu Uchi kepada para peserta Rembug Perempuan yang duduk di depan panggung. Apakah karena mereka masuk ke sebuah organisasi yang legal? Karena pelanggaran HAM di masa lalu itu, telah menghancurkan kehidupan mereka semua. Para perempuan dipenjara. Dan ketika mereka keluar dari penjara, Ibu Muji dan ibu Utati bebas, mereka tak pernah berhenti menyuarakan untuk persahabatan.

“Seorang perempuan, yang memilih organisasi perempuan, untuk memajukan kaum perempuan dan anak-anak, apakah itu sebuah kesalahan? Tidak. Tapi penguasa telah menghancurkan dan memenjarakan mereka. Dan kelebihannya adalah, perempuan itu memiliki kekuatan, ibu-ibu senior kami itu memberi kami kekuatan agar kami tetap terus berjalan, menyuarakan suara persahabatan dan perdamaian sampai kasus kami diakui.” Ungkap Ibu Uchi.

Merawat Harapan, Meraih Cita

Di awal tahun ini 11 Januari 2023, Presiden Jokowi sudah mengakui, dan menyesali peristiwa pelanggaran HAM tahun 1965 di Indonesia. Bagi mereka itu sebuah kemenangan, bahwa pemerintah mengakui. Walaupun masih banyak yang harus mereka kawal.

Dalam kesempatan tersebut. Paduan suara Dialita menyanyikan dua lagu. Pertama, “Tetap senyum menjelang fajar”, yang ditulis oleh Ibu Siwi, dan notasi oleh Ibu Jubaedah. Kedua perempuan itu ditahan di Bukit Duri. Lagu ini mereka nyanyikan ketika ada teman-teman perempuan yang berulang tahun, karena tidak mungkin ulang tahun di penjara menyanyikan lagu selamat ulang tahun, sehingga akhirnya mereka membuat lagu sendiri.

Bukan bunga indah mewangi

Atau dupa harum setanggi

Tetapi salam penuh kasih

Kuhantar padamu kini

Harapanku padamu teman

S’moga kau tetap tegar

Kedua, lagu berjudul “ujian”. Ini saduran yang ibu Yuswati tulis. Semua lagu yang mereka nyanyikan merupakan karya perempuan ketika mereka sedang berada di penjara.

Dari balik jeruji besi

Hatiku diuji

Apa aku emas sejati atau imitasi?

Tiap kita menempa diri

Jadi kadar teladan

Yang tahan angin, tahan hujan

Tahan musim dan badai

 

Meskipun kini

Hujan deras menimpa bumi

Penuh derita

Topan badai memecah ombak

Gugur patria

Tembok tinggi memisah kita

Namun yakin dan pasti

Masa depan ‘kan datang

Kita pasti Kembali

Demikian dua lagu yang Dialita nyanyikan dalam panggung pembukaan Rembuk Perempuan. Saya percaya, sesuatu yang kita tulis dari hati, seperti lirik lagu-lagu Dialita ini, pasti akan sampai ke hati para penikmat lagu-lagunya. Selain itu, Dialita juga membuktikan bahwa perjuangan perempuan untuk menegakkan keadilan tidak harus dengan cara-cara kekerasan.

Melalui bernyanyi, Dialita merawat harapan untuk meraih cita. Pengakuan atas ketidakadilan yang pernah menimpa mereka di era 65-an. Masa-masa kelam negeri ini, yang semoga menjadi pembelajaran sejarah bagi generasi masa depan Indonesia di kemudian hari. []

 

Tags: Organisasi PerempuanPaduan Suara DialitaPelanggaran HAMRembuk PerempuanTragedi Kemanusiaan 65
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version