Mubadalah.id – Orang bilang kehidupan di dunia perkuliahan adalah kehidupan yang tidak menyenangkan, pertemanan yang tulus hanya sebuah angan, banyak sekali yang datang hanya untuk memanfaatkan.
Namun berbeda dengan kehidupan perkuliahanku, di saat deadline tugas menghimpit diriku di antara kehidupan perantauan yang sangat jauh dari keluarga tersayang, aku menemukan sosok-sosok yang lebih dari sekedar teman belajar-mereka menjadi mentor kehidupan yang hadir dalam balutan persahabatan.
Pertemuan yang Tidak Terduga
Sebagai angkatan korona yang awal perkuliahan dimulai dari 2021, itu menjadi masa yang paling membosankan. Karena hanya bisa berkuliah via online saja, hanya bisa melihat teman sekelas atau bahkan seangkatan hanya lewat room zoom, itu aja kalau pada on cam. Hal berbeda lagi sama orang yang nggak suka on cam sampai jalan 2 semester aja tidak tahu muka dari teman kita yang bernama si A, atau si B.
Semester awal itu menjadi masa yang penuh kecanggungan dan adaptasi. Saya bertemu dengan sosok-sosok yang menjadi pilar penting dalam perkuliahan ini di tengah kebingunganku memikirkan siapa yang akan menjadi teman kelompokku saat presentasi nanti dan bagaimana jika perkuliahan tiba-tiba berubah menjadi offline.
Awalnya kami hanya berkomunikasi karena sama jadwal kelas, satu pondok, satu wali dosen, yang mana mengharuskan kami untuk terus berkomunikasi.
Kami tidak bertemu secara bersamaan dalam persahabatan kami yang berdelapan orang ini, melainkan melalui rangkaian pertemuan yang saling terhubung. Aku pertama kali berteman dekat dengan Fadhil di awal kuliah, kemudian Fadhil memperkenalkanku pada Wawan yang juga berteman dekat dengan llham, Albar, Junda, Nafila, juga Sofia. Dari kesinambungan itulah sehingga aku menyebut mereka mentor kehidupan yang muncul dalam wujud sahabat.
Lebih Dari Sekadar Bantuan Akademis
Yang membuat persahabatan ini ternilai istimewa adalah bagaimana kita semua saling membantu bukan hanya urusan akademis saja. Ketika ada salah satu dari kami yang kebingungan menemukan judul skripsi, ada yang lain memberikan semangat dan dukungan yang tak ternilai.
Setiap dari kami memiliki keunikannya tersendiri, ada yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kuliah dan kehidupan sosial. Ada yang menunjukkan bagaimana menghadapi tekanan dengan tenang, dan ada pula yang memperlihatkan arti sesungguhnya dari kerja keras dan dedikasi.
Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Salah satu nilai yang penting dalam persahabatan ini adalah belajar untuk terus percaya diri. Kami selalu mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman, mengambil tantangan baru, dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Masa-masa skripsi mungkin menjadi masa terberat bagi kami, bagaimana tidak, beberapa dari kami tidak terlalu menyukai jurusan yang mereka pilih ini, namun mereka tetap bersungguh-sungguh menyelesaikan apa yang telah mereka mulai.
Perjalanan kuliah memang tentang mengejar gelar dan ilmu pengetahuan, tetapi melalui persahabatan ini. Saya mendapatkan pendidikan kehidupan yang jauh lebih berharga. Mereka mungkin masuk ke dalam hidup saya sebagai teman kuliah. Tetapi mereka telah bertransformasi menjadi mentor kehidupan yang membentuk siapa saya hari ini.
Dalam setiap langkah ke depan, pelajaran dan nilai yang mereka tanamkan akan selalu menjadi kompas yang menuntun perjalanan hidup saya.
Di dunia yang semakin individualistis ini, menemukan sahabat yang juga berperan sebagai mentor adalah anugerah yang tak ternilai. Mereka mengingatkan kita bahwa pertumbuhan terbaik terjadi ketika kita memiliki orang-orang yang tidak hanya mendukung mimpi kita. Tetapi juga berani menantang kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. []