• Login
  • Register
Minggu, 15 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

Kehadiran Hai Shi dalam drama ini membawa arti bagi perempuan untuk mengajarkan keberanian.

Ihza Maulina Ihza Maulina
14/06/2025
in Film
0
Bela Negara

Bela Negara

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Serial drama biasanya hanya menarik sudut pandang masyarakat soal kisah percintaan. Padahal drama memiliki pesan lain yang ingin tersampaikan. Salah satunya drama yang berjudul ‘Pearl Eclipse’ dari China. Drama ini menceritakan tentang putri duyung naga yang diadopsi dari novel. Ada sudut pandang lain, yaitu soal perempuan yang memiliki keberanian dalam bela negara.

Tokoh favorit saya sekaligus tokoh utama drama ini ialah Fang Hai Shi. Karya dari Lin Yu Fen dan Jin Sha ini dibintangi oleh sederet aktor dan aktris ternama China seperti Yang Mi, William Chan, Xu Kai Cheng, dan Chen Xiao Yun. Selain Fang Hai Shi, ada tokoh lain yang menonjol, seperti Fang Jian Ming, Kaisar Di-Xu, Fang Jou Ying, dan Selir Shu.

Plot yang tersajikan selalu mengundang rasa penasaran penonton untuk ke episode selanjutnya. Setting tempat yang terpilih juga sesuai dengan ekspetasi penonton, terkhusus saya pribadi. Seperti halnya padang rumput, istana, perbatasan wilayah, laut, dan tebing. Suasana yang drama ini ciptakan penuh dengan sejarah.

Potret Hai Shi Sebagai Prajurit Perempuan

Hai Shi adalah seorang gadis yang hidup di sebuah desa yang terdampak pajak mutiara. Desa tempat tinggal Hai Shi terdapat putri duyung naga yang hidup di lautan. Setiap anak di desa terpaksa turut berlayar untuk mencari mutiara. Sejak awal episode, drama ini telah menghadirkan situasi ekonomi politik Dhazeng.

Adanya tekanan pajak mutiara membuat warga melibatkan anak untuk menarik perhatian putri duyung. Pasalnya, saat putri duyung melihat anak yang sedang tersakiti akan menangis dan mengeluarkan mutiara terbaik.

Baca Juga:

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

Begitu pula kisah Hai Shi, ayahnya mengajak dia untuk mencari mutiara duyung. Saat itu, ayahnya dengan sengaja menyakiti Hai Shi hingga membuat putri duyung muncul dan menangis. Namun, plotnya justru membawa nasib buruk bagi ayahnya. Ayah Hai Shi meninggal dimakan hiu saat tangan ayahnya berdarah akibat gigitan Hai Shi yang mencoba bela diri.

Hai Shi mencoba menolong ayahnya dan masuk ke dalam laut. Nihil, justru hiu hampir menyerang Hai Shi, namun putri duyung menolong Hai Shi. Sejak itulah, Hai Shi dan putri duyung berteman dan memiliki tanda gelombang laut yang berkilau di telapak tangan Hai Shi.

Berperang Antara Cinta dan Bela Negara

Awal episode, drama ini menghadirkan kisah pertemuan antara Hai Shi dengan Fang Jian Ming. Pertemuan itu membawa takdir Hai Shi menjadi murid dari Fang Jiang Ming. Hai Shi memilih menjadi anak laki-laki dan berlatih bela diri di Aula Jifeng. Sebuah tempat para calon pengawal istana sampai jenderal untuk berlatih memanah, aturan, dan belajar ilmu Negara. Hai Shi terkenal sebagai marga Fang dan menjadi murid kesayangan Fang Jian Ming.

Lambat laun, waktu mulai mendewasakan Hai Shi hingga ia mengenal lawan jenis. Meskipun ia berjiwa maskulin dengan segala ketangkasannya berperang, ia tetaplah seorang wanita yang tertarik dengan laki-laki yang ia cintai. Siapa sangka hatinya jatuh pada Fang Jian Ming, guru yang selalu mengajarkan Hai Shi nilai moral, ilmu bela diri, aturan Negara, dan ilmu politik.

Tidak jarang Hai Shi juga mendapatkan hukuman dari Fang Jian Ming. Hai Shi biasanya mendapatkan hukuman karena tidak mendengarkan perkataan gurunya, Fang Jian Ming. Hukuman yang ia terima biasanya menyalin aturan sebanyak 200 kali. Fang Jian Ming menghukum Hai Shi karena ingin memberikan pelajaran kedisiplinan. Bentuk hukumannya juga membentuk Hai Shi jadi cerdas dan hafal semua peraturan Negara.

Tidak heran jika Hai Shi jatuh hati kepada Fang Jian Ming. Kebiasaan Hai Shi selalu diterima dengan sabar oleh Fang Jian Ming. Karakter Hai Shi dan Fang Jian Ming mencerminkan kesalingan menjaga satu sama lain. Hai Shi sebagai murid ingin membalas budi dan menjaga gurunya. Sedangkan Fang Jian Ming ingin memberikan perlindungan yang terbaik untuk muridnya.

Cinta di Antara Bela Negara

Kisah cinta Hai Shi tidak begitu mulus karena Fang Jian Ming begitu fokus dengan urusan Negara. Fang Jian Ming setia terhadap urusan Negara dan menjadi tangan kanan Kaisar Di-Xu. Hai Shi sebagai murid selalu belajar dan ingin mendampingi gurunya untuk turut bela Negara.

Demi menjaga profesionalitas Hai Shi sebagai seorang prajurit, Hai Shi menurunkan egonya untuk menjadi kekasih Fang Jian Ming. Selain itu, identitas Hai Shi sebagai laki-laki membuat ia berhati-hati dalam bersikap kecuali di hadapan Fang Jian Ming.

Ajaran Fang Jian Ming menurun ke dalam jiwa dan karakter Hai Shi. Mereka sebetulnya sedang berjalan beriringan menuju visi yang sama, yaitu bela Negara. Meskipun Fang Jian Ming sibuk dalam urusan Negara, ia tetap memperhatikan Hai Shi secara diam-diam.

Saat Hai Shi bertugas untuk mengatasi perang dan diangkat sebagai jenderal, diam-diam Fang Jian Ming melindungi Hai Shi lewat mata-mata khusus. Inilah tantangan kisah cinta di antara dua sosok yang sedang diberikan amanah bela Negara.

Arti Hai Shi Bagi Kaum Hawa

Fang Jian Ming dan Hai Shi sama-sama berjasa dalam menjaga keutuhan Negara. Fang Jian Ming tidak pernah merasa bersaing dengan Hai Shi. Ia sangat senang saat Hai Shi menerima penghargaan dari Kaisar Di-Xu dan mengangkatnya menjadi Nyonya Mutiara saat identitas perempuannya kembali. Selain itu, Hai Shi berhak mendiskusikan persoalan politik sekaligus menjadi penasihat Kaisar.

Ini membuktikan bahwa perempuan memiliki potensi untuk berkembang menjadi ‘khalifah fil ardh’. Fang Jian Ming dan Kaisar menjadi laki-laki pertama yang mengakui potensi Hai Shi dalam drama ini.

Kalau kata Imam Al-Ghazali, asalkan seseorang memiliki kelurusan dalam berpikir, maka baik laki-laki maupun perempuan bisa saling memberdayakan satu sama lain. Hai Shi bagi perempuan di luar sana, ialah sosok yang bisa kita jadikan sebagai refleksi diri. Penokohan Hai Shi mungkin dapat membawa semangat baru untuk perempuan tetap berdaya.

Kehadiran Hai Shi dalam drama ini membawa arti bagi perempuan untuk mengajarkan keberanian. Saya terkesima dengan kutipan dialog Kaisar, “Fang Hai Shi telah membuktikan bahwa wanita tidak jauh beda dengan pria”. Pengakuan Kaisar telah mendobrak adat bahwa perempuan istana tidak boleh mendiskusikan politik. Akhirnya Hai Shi mendapatkan kepercayaan untuk dapat membantu Kaisar dalam urusan Negara. []

Tags: Bela NegaraDrama ChinaPearl Eclipsepemimpin perempuanReview Film
Ihza Maulina

Ihza Maulina

Aktivis Perempuan Pekalongan

Terkait Posts

Resident Playbook

Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn

4 Juni 2025
Film Cocote Tonggo

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

31 Mei 2025
Film Cocote Tonggo

Budaya Gosip dan Stigma atas Perempuan dalam Film Cocote Tonggo (2025)

28 Mei 2025
Self Awareness

Self Awareness Ala Oh Yi Young di Resident Playbook

24 Mei 2025
Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

21 Mei 2025
Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

    Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Job Fair, Pengangguran Struktural, dan Nilai Humanisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Katanya, Jadi Perempuan Tidak Perlu Repot?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ayat Al-Qur’an tentang Relasi Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?
  • Bagaimana Mewujudkan Perkawinan yang Kokoh dan Penuh Kasih Sayang?
  • Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara
  • Ayat Al-Qur’an tentang Relasi Suami dan Istri
  • Job Fair, Pengangguran Struktural, dan Nilai Humanisme

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID