Mubadalah.id – Tak terasa, saat ini kita sudah memasuki 10 akhir bulan suci Ramadan. Ada banyak hal yang sering luput dari ingatan semua. Yaitu, bulan ini justru menjadi bulan yang cukup melelahkan bagi sebagian para istri.
Misalnya, seperti kita ketahui bersama, para istri harus bekerja lebih berat dibanding bulan lainnya. Mereka harus mengerjakan tugas-tugas domesetik, mulai dari belanja, memasak, menyediakan makanan sahur dan buka puasa. Serta mengerjakan beberapa perkerjaan rumah tangga lainnya, seperti nyapu, ngepel, nyuci.
Saya sebagai perempuan, bisa membayangkan betapa lelahnya menjadi seorang perempuan di saat bulan suci Ramadan. Alih-alih mendapat pahala, justru mendapatkan dosa karena sangat membuat lelah para perempuan.
Oleh karena itu, kita tidak boleh membiarkan perempuan terus berada pada kelelahan. Sehingga yang perlu kita lakukan adalah dengan menjadikan rumah tangga itu menjadi tanggung jawab bersama, suami dan istri.
Karena di dalam ajaran Islam, tugas pekerjaan domestik adalah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab bersama, suami dan istri. Hal ini merujuk pada teks hadis yang diriwayat Aswad bin Yazid. Isi Hadis tersebut sebagai berikut:
Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ra. mengenai apa yang diperbuat Nabi Muhammad Saw di rumah. Aisyah menjawab, “Beliau selalu membantu keluarganya. Ketika datang waktu shalat, beliau bergegas pergi untuk melaksanakan shalat.” (HR. Shahih al-Bukhari).
Hadis di atas menunjukkan sifat terpuji Nabi Muhammad, beliau memberikan teladan bahwa kerja domestik bukan hanya tugas istri saja. Di mana Nabi tidak segan untuk membantu keluarganya dalam pekerjaan sehari-hari.
Oleh sebab itu, apabila ada keluarga baik suami atau istri bisa menerapkan sifat ini, artinya ia sangat sejalan dengan prinsip Islam. Yaitu, mengajarkan untuk saling membantu dan meringankan beban satu sama lain dalam keluarga.
Akan tetapi, sebagian para suami, terlebih saat bulan Ramadan masih sedikit memiki kesadaran akan hal itu. Masih banyak suami yang kerap menganggap bahwa pekerjaan domestik mutlak tugas istri saja. Sehingga ia menginginkan untuk dilayani saja.
2 Tips
Lantas, bagaimana cara agar pembagian tugas rumah antar istri dan suami bisa lebih baik dan adil. Melansir dari Cermati.com, ada dua tips yang yang bisa saumi istri dapat lakukan dalam pembagian tugas rumah. Di antaranya :
Pertama, luangkan waktu untuk berdiskusi. Dalam hal ini suami dan istri berhak bersama-sama mendiskusikan segala hal yang membuat dirinya tidak nyaman termasuk istri yang kerap melakukan pekerjaan rumah sendirian.
Kedua, mulai membagikan pekerjaan. Membagikan pekerjaan secara rata dan teratur, jika istri sudah mengurus anak, memasak, mencuci pakaian bahkan menyapu. Maka suami bertugas untuk melanjutkannya seperti mencuci piring, menjemur pakaian, dan mengepel.
Dari kedua nilai di atas, dapat kita simpulkan bahwa penting adanya komunikasi yang terbuka serta pembagian tugas yang kondusif antara suami dan istri. Hal ini, guna untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis, serta mencerminkan nilai-nilai kesalingan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan begitu, melalui teladan yang Nabi Muhammad Saw berikan di atas. Maka sudah seharusnya suami dan istri untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas rumah. Sehingga semuanya terasa ringan dan tidak ada yang merasa terbebani dari pekerjaan domestik tersebut. []