• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Pengalaman Pribadi Terhindar dari Rekrutmen Kelompok Radikal

Kerapuhan ZA menimbulkan rasa iba karena saya beberapa kali pernah merasakan lelahnya menolak para perekrut yang bersikeras meyakinkan saya untuk bergabung dalam kelompok radikal Islam.

Retno Daru Dewi G. S. Putri Retno Daru Dewi G. S. Putri
04/05/2021
in Pernak-pernik
0
Radikal

Radikal

221
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aksi penyerangan yang terjadi di Mabes Polri akhir Maret lalu menghadirkan renungan yang membawa saya kembali ke masa lalu. Pasalnya tidak hanya iba pada penyerang berusia 25 tahun berinisial ZA yang akhirnya tewas di tangan petugas, tapi saya juga teringat pada perekrutan kelompok radikal Islam yang sempat saya alami.

Dari surat wasiat yang ditinggalkan ZA, pelaku diperkirakan mendapatkan pengaruh buruk dari kelompok yang menyalahgunakan nama Islam. Kerapuhan ZA menimbulkan rasa iba karena saya beberapa kali pernah merasakan lelahnya menolak para perekrut yang bersikeras meyakinkan saya untuk bergabung dalam kelompok radikal Islam.

Pertama kali saya hampir direkrut terjadi pada tahun 2006. Pada tahun tersebut, kakak kelas saya sewaktu SMA tiba-tiba menghubungi dan menyampaikan keinginannya untuk mengunjungi saya di rumah. Alasannya adalah meminta bantuan mengisi kuesioner tugas akhir teman kuliahnya.

Setelah mengisi kuesioner tersebut dia ingin mengenalkan dengan temannya di sebuah restoran cepat saji. Karena tidak tertarik, saya menolak dengan alasan harus menemani ibu saya pergi. Dia lalu menjelaskan tujuan mengenalkan temannya yang misterius tersebut. Katanya saya akan diajak belajar agama Islam dengan sudut pandang serta tafsir yang lebih progresif.

Saya ingat betul ketika dia memberi contoh tafsir bahwa perintah menurunkan kerudung hingga ke dada dalam surat An Nur ayat 31 sebenarnya sebuah pesan agar pikiran dan hati kita selalu jernih. Saya yang belum paham hermeneutika sebagai landasan analisis teks tercengang dan kagum mendengarnya. Apalagi kakak kelas saya ini adalah mantan kapten tim cheerleader di sekolah kami yang jauh dari citra relijius pada kegiatannya sehari-hari.

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence Pada Ayat-ayat Shirah Nabawiyah (Part 2)

Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

Namun tawaran yang sangat mendadak itu tetap saya tolak. Kecuali ditemani oleh supir pribadi, saya tidak mau pergi. Namun tamu saya itu bersikeras untuk naik taksi sebelum temannya yang misterius itu menjemput kami di tempat pertemuan. Sikapnya yang tidak sopan membuat saya kesal. Untungnya ibu paham gerak gerik saya yang tidak nyaman dan segera bertindak sebagai pemilik rumah. Sehingga, dengan alasan menemaninya pergi, ibu berhasil menyelamatkan saya dan secara tidak langsung mengusir tamu tidak diundang tersebut dari rumah.

Kali kedua saya terlibat dalam proses perekrutan kelompok Islam Radikal terjadi pada tahun 2007. Senior di kampus yang jarang nongkrong bareng tiba-tiba mengajak saya bertemu di perpustakaan fakultas kami. Karena takut mengganggu heningnya suasana perpustakaan, saya menawarkan untuk ngobrol di kantin saja. Namun, dia bersikeras sehingga saya mengalah.

Diawali dengan tawaran untuk bekerja paruh waktu, senior saya ini kemudian mengarahkan perbincangan kami ke arah agama. Dia memancing opini saya mengenai kelompok radikal Islam yang sering jadi bahan perbincangan pada masa itu. Karena tidak suka, saya langsung blak-blakan saja.

Saya kemudian menceritakan buku Rosid dan Delia karya Ben Sohib yang sedang saya baca sebagai contoh perlawanan terhadap kehidupan beragama yang berpotensi melahirkan perpecahan dan hanya simbolis saja. Rosid yang terlahir di keluarga keturunan Rasul menolak mencukur rambutnya yang kribo untuk memakai peci putih kecuali ayahnya dapat membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW juga mengenakan peci putih selama hidupnya.

Sikap Rosid yang mengembalikan Islam pada maknanya dan bukan simbol belaka saya sepakati dan sampaikan kepada sang senior yang hanya bisa terdiam mendengarkan penjelasan saya. Opini saya tutup dengan tidak adanya peminatan untuk mendukung kelompok radikal yang gencar pada saat itu. Karena, tidak seperti yang dipahami oleh saya dan karakter Rosid, radikalisasi atas nama Islam sangat jauh dari makna beragama itu sendiri.

Sejak saat itu, senior saya kembali hilang dari peredaran dan tawaran pekerjaan yang dia berikan pun tidak pernah terdengar kabarnya lagi.

Usaha perekrutan serupa ternyata tetap berlanjut ketika saya sudah bekerja. Pada tahun 2012, seorang teman sekolah yang sudah lama tidak berkabar tiba-tiba mengajak bertemu. Saya pikir mungkin dia mau menawarkan posisi downline pada bisnis Multi-level Marketing (MLM) yang bisa saja sedang dijalaninya.

Namun saya berusaha berpikir positif dan menawarkan untuk bertemu di kampus tempat saya bekerja. Tapi teman saya lebih memilih untuk berbincang di masjid kampus dan menolak berkunjung ke kantor saya. Kemungkinan menawarkan MLM di masjid sangatlah kecil, sehingga saya curiga dia akan mengajak saya ikut kelompok radikal Islam. Untungnya ibu minta diantar ke rumah adiknya sehingga saya dapat membatalkan janji tersebut. Sekali lagi ibu menyelamatkan saya dari silaturahmi yang nirmanfaat.

Jadikan Zona Nyaman dan Wawasan Sebagai Penyelamatmu

Layaknya kencan pertama, saya selalu mengajak orang baru atau mereka yang muncul tiba-tiba setelah bertahun-tahun lamanya ke tempat yang nyaman dan aman bagi saya. Sehingga, jika hal yang tidak diinginkan terjadi, saya tahu harus mencari pertolongan ke mana.

Dari pengalaman didekati oleh tiga perekrut, mereka selalu berusaha untuk menjauhkan saya dari zona nyaman yang beragam. Sang kakak kelas ingin saya pergi dari rumah dan bertemu temannya yang misterius. Senior saya bersikeras mengajak berbicara di perpustakaan yang jauh dari teman-teman yang sedang berkumpul di kantin fakultas kami. Selain itu, teman SMA saya menolak untuk saya jamu di kantor dan memilih bertemu di masjid kampus.

Maka, dapat saya simpulkan bahwa pemilihan anggota baru komunitas radikal membutuhkan lokasi yang dapat menggoyahkan rasa aman korban. Akan tetapi, untuk menghindari jebakan tersebut, kita tidak bisa hanya memastikan keamanan secara fisik saja. Keteguhan mental dan wawasan juga wajib terjaga. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah ilmu sebanyak-banyaknya.

Seperti yang pernah disampaikan Ruby Kholifah dari AMAN Indonesia pada pelatihan internal komunitas Puan Menulis, mereka yang terpapar radikalisasi biasanya tidak memiliki akses informasi yang tepat. Sehingga kita harus melawannya dengan wawasan yang kuat. Dengan proses belajar yang tidak terputus, karakter individu yang tegas dapat terbentuk dan ilmu yang bermanfaat dapat melindungi kita dari perekrutan komunitas yang menyalahgunakan nama Islam.

Semoga di kemudian hari, tidak ada lagi generasi muda yang mati sia-sia karena diiming-imingi surga dan melupakan makna hadirnya mereka di dunia. []

 

 

 

Tags: Cegah RadikalismeislamkeberagamanPencegahan EkstremismePerdamaianRadikalisme Agamatoleransi
Retno Daru Dewi G. S. Putri

Retno Daru Dewi G. S. Putri

Daru adalah staf redaksi Jurnal Perempuan dan seorang pengajar bahasa Inggris di Lembaga Bahasa Internasional, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Anggota Puan Menulis ini memiliki minat seputar topik gender, filsafat, linguistik, dan sastra.

Terkait Posts

Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Etika Sosial Perempuan 'Iddah

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

28 Mei 2025
Kehidupan

Fondasi Kehidupan Rumah Tangga

27 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • IUD

    Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah
  • Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID