• Login
  • Register
Kamis, 23 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Keimanan dan Ibadah kok Diiming-Imingi Syahwat di Surga?

Ujung penjelasan tentang surga justru bersifat spiritual. Wajah orang yang beriman pada hari itu berseri-seri. Mereka akan berjumpa dengan Tuhan. Jadi, orang yang beriman bahagia masuk surga bukan lagi karena kemewahan tempatnya, bukan juga karena bidadari.

Sarifah Mudaim Sarifah Mudaim
03/03/2021
in Publik
0
Keimanan

Keimanan

202
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu GNH sebutan singkatan populer dari Gus Nadirsyah Hosen membagikan #khasanahGNH dalam komunitas santri Gus Nadirsyah Hosen pada status media sosial Facebook pribadinya. Ia menjelaskan tentang soal keimanan,  ‘Mengapa dalam Al-Qur’an, laki-laki dijanjikan bidadari di surga, namun di dalamnya tidak dijanjikan ‘bidadara’ bagi perempuan’.

Rasanya tidak adil kalau para laki-laki dijanjikan mendapat bidadari di surga, sementara al-Qur’an diam saja soal bidadara untuk kalangan perempuan. Begitu pertanyaan yang pernah dilontarkan kepada GNH, bagian dari keimanan dan keresahan perempuan yang merasa keberadaanya tidak disinggung dalam al-Qur’an terkait hal tersebut.

Dalam menjawab kegelisahan tersebut, GNH menjelaskan para lelaki di masa Arab jahiliah mempunyai banyak istri, bahkan ada yang jumlahnya tak terbilang. Islam datang dan mengatur pernikahan dengan jumlah maksimal empat orang saja. Namun aturan Islam dianggap merugikan tradisi laki-laki Jahiliah. “Kalau begitu rugi dong kalau kami memeluk Islam?” begitu kira-kira pernyataan para laki-laki pada saat itu.

Sebagai iming-iming diceritakan lah dalam Al-Qur’an, ‘Kalau patuh pada aturan Islam di dunia, kalian akan mendapatkan hasil dari kesuksesan kalian menahan diri di dunia. Di surga kalian akan mendapatkan puluhan bidadari cantik’. Menurut penjelasan GNH tersebut dapat disimpulkan bahwa laki-laki itu makhluk yang takluk dengan syahwat, oleh karenanya perlu diiming-imingi kenikmatan bidadari di surga kelak.

Adapun perempuan tidak dipandang sama soal ini. Bagi ajaran Nabi Muhammad, perempuan adalah mahkluk terhormat. Kualitas keimanan mereka tidak berdasarkan iming-iming syahwat. Tanpa ada bidadara pun perempuan rela memeluk Islam dan mematuhi ajarannya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Baca Juga:

Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Tidakkah para perempuan merasa Allah sedang memperlakukan mereka dengan terhormat? Tentu aneh kalau perempuan merasa Allah tidak adil dan karenanya mereka meminta ada bidadara di surga. Perempuan sudah diperlakukan dengan terhormat, keimanan mereka tidak bisa ditukar dengan iming-iming syahwat di akhirat.

Penjelasan-penjelasan yang disampaikan di atas sudah seharusnya menjadi pemahaman kaum muslim, baik laki-laki maupun perempuan dalam memahami bagaimana kelak di surga yang tidak ada yang tahu kondisinya kecuali Allah SWT, kalimat penutup yang sangat mengagumkan untuk menjawab keresahan-keresahan yang selama ini menjadi pertanyaan bagi sebagian kalangan perempuan, tentang perasaan mereka yang tersisihkan dari pusaran narasi keagamaan, di surga saja tidak mendapat tempat kenikmatan.

Selama ini kita beribadah seolah hanya mengharapkan imbalan kenikmatan bidadari surga, dan lupa akan niat untuk keridhoan Allah semata, lillahita’allah dalam beribadah dan laki-laki merasa percaya diri akan masuk surga dengan janji bidadari

Laki-laki dan perempuan harus lebih fokus pada ibadahnya, dan jangan menyamakan diri seperti kaum jahiliah di zaman Rasulullah yang mau beribadah harus dengan iming-iming kenikmatan syahwat.

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتَ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلاَ يُظْلَمُونَ نَقِيرًا ﴿١٢٤﴾

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”(QS. an-Nisa'[4]:124)

Suatu amal ibadah dinilai berdasarkan keimanan, dan ibadahnya bukan karena dirinya berjenis kelamin laki-laki atau pun perempuan. Dalam buku nalar kritis muslimah karya Dr. Nur Rofiah, ia menjelaskan bahwa substansi dari surga adalah puncak keimanan, dan kebahagian yang hanya bisa dialami oleh orang yang bertaqwa, Al-Qur’an memulai gambaran surga dengan hal-hal yang bersifat material, misalnya taman, sungai, makanan, minuman, dan bidadari hanyalah perumpamaan, gambaran surga tidak berhenti di situ.

Ujung penjelasan tentang surga justru bersifat spiritual. Wajah orang yang punya keimanan pada hari itu berseri-seri. Mereka akan berjumpa dengan Tuhan. Jadi, orang yang punya keimanan merasa bahagia masuk surga bukan lagi karena kemewahan tempatnya, bukan juga karena bidadari.

Seperti ungkapan sufi perempuan, Rabiah Adawiyah, “Ya Allah, jangan masukkan aku ke dalam surga-Mu jika Engkau tidak berada di sana. Masukkan aku ke dalam neraka-Mu jika hanya di sana aku bisa bertemu dengan-Mu.” Dari sini kita tahu bahwa tujuan akhir dari ibadah sudah tidak lagi surga atau neraka, melainkan perjumpaan dengan Tuhan. []

Tags: bidadariislamkeimananNalar Kritis Muslimahnerakaperempuansurga
Sarifah Mudaim

Sarifah Mudaim

Sarifah Mudaim perempuan yang lahir di kota Indramayu penikmat kopi, tanpa senja dan puisi apalagi filosofi. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa STKIP Pangeran Dharma Kusuma, segeran, Juntinyuat, Indramayu juga sebagai salah satu anggota dari Perempuan Membaca, Puan Menulis dan Waderlis (wadon dermayu menulis). Bisa disapa-sapa melalui akun instagram @sarifah104 atau email [email protected]

Terkait Posts

Perayaan Nyepi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

22 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Pembahasan Childfree

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

18 Maret 2023
Bimbingan Skripsi, Kekerasan Seksual

Panduan Bimbingan Skripsi Aman dari Kekerasan Seksual

17 Maret 2023
Kekerasan Simbolik

Bibit Kekerasan Simbolik di Lembaga Pendidikan

16 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perayaan Nyepi

    Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist