• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pentingnya Menghormati Peran Reproduksi Perempuan

Di sisi lain, nabi melalui hadis ini juga ingin meneladankan bahwa kita sebagai umatnya harus berbuat baik pada perempuan, terutama pada perempuan yang tengah mengemban peran reproduksi, misalnya menyusui.

Achmad Nanang Firdaus Achmad Nanang Firdaus
22/04/2023
in Publik
0
Reproduksi Perempuan

Reproduksi Perempuan

730
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada kita semua untuk memberikan penghormatan terhadap peran reproduksi perempuan.

Perintah untuk menghargai peran reproduksi perempuan ini tergambar dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Isi hadis tersebut adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ رضي الله عنه قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْسِمُ لَحْمًا بِالْجِعِرَّانَةِ إِذْ أَقْبَلَتِ امْرَأَةٌ حَتَّى دَنَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَسَطَ لَهَا رِدَاءَهُ فَجَلَسَتْ عَلَيْهِ فَقُلْتُ مَنْ هِيَ فَقَالُوا هَذِهِ أُمُّهُ الَّتِي أَرْضَعَتْهُ

Dari Abu Ath Thufail ra “Ia berkata, “Aku melihat Nabi Saw membagi-bagikan daging di Ji’irranah.” Tiba-tiba datang seorang perempuan mendekati Nabi Saw, beliau kemudian mengelar selendang hingga perempuan itu pun duduk di atasnya. Aku lalu bertanya, “perempuan itu siapa?” Para sahabat menjawab, “perempuan itu adalah orang yang telah menyusui Rasulullah.”

Sikap nabi yang tergambar dalam hadis tersebut menegaskan bahwa peran reproduksi perempuan harus dihormati dan diapresiasi. Sebab, pengalaman dan peran reproduksi perempuan ini merupakan pengalaman perempuan yang sangat mulia.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Teladan Nabi Muhammad Saw

Di sisi lain, nabi melalui hadis ini juga ingin meneladankan bahwa kita sebagai umatnya harus berbuat baik pada perempuan, terutama pada perempuan yang tengah mengemban peran reproduksi, misalnya menyusui.

Hal ini penting kita ketahui, sebab realitas saat ini masih banyak masyarakat yang abai terhadap peran reproduksi perempuan. Perempuan kerapkali dibebani pekerjaan yang berat, padahal ia tengah mengandung, tidak sedikit juga perempuan yang dipaksa untuk berhubungan seksual oleh suaminya, padahal ia masih dalam tahap pemulihan setelah melahirkan.

Kondisi-kondisi memprihatinkan seperti ini, harus menjadi perhatian kita bersama, baik bagi suami, keluarga, lembaga kesehatan dan juga pemerintah untuk saling bekerja sama memastikan perempuan menjalani peran reproduksinya dengan nyaman dan bahagia.

Sebab jika seorang perempuan yang tengah hamil atau menyusui mengalami beban berlebih, tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan mengalami stres, maka anak yang ia kandung dan susuinya juga akan terdampak.

Misalnya seperti yang saya kutip dari akun Halodoc.com, jika ibu menyusi mengalami stres atau perasaan tertekan, maka kondisi tersebut akan membuat produksi Air Susu Ibu menjadi terhambat. Sehingga hal tersebut bisa memengaruhi dan menghambat pertumbuhan bayi.

Dalam penjelasan yang sama, ketika perempuan yang sedang hamil mengalami stres maka itu juga akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Misalnya berat badan bayi menjadi rendah, kekurangan oksigen dan kelahiran prematur. Kondisi ini tentu saja membahayakan.

Dukung dan Apresiasi Peran Reproduksi Perempuan

Oleh karena itu, mari berikan dukungan dan apresiasi pada peran-peran reproduksi yang perempuan rasakan. Sebab selain itu merupakan teladan nabi dan ajaran Islam, hal tersebut juga merupakan empati kita terhadap kemanusiaan perempuan.

Tugas memberikan dukungan ini bukan hanya tanggung jawab individu saja, tetapi juga semua elemen. Mulai dari suami, keluarga, lingkungan tetangga, lembaga kesehatan, lingkungan pekerjaan, sampai pada lembaga pemerintah.

Mengapa begitu? Sebab selama ini perempuan kerap kali kita biarkan sendiri menjalankan peran reproduksi tanpa dukungan dan apresiasi dari pihak lain. Padahal melalui peran tersebut, perempuan telah mengambil peran penting dalam meneruskan regenerasi kemanusiaan. Yaitu menjadi ibu, mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan membesarkan.

Oleh karenanya, mari mengimplementasikan teladan nabi dalam menghormati peran reproduksi perempuan dengan membantu meringankan pekerjaannya, memberi makanan yang bergizi, mendidik dan memberdayakan perempuan, mengalokasikan anggaran kesehatan untuk perempuan, dan juga cuti kerja untuk reproduksi. []

Tags: menghormatipentingnyaperanperempuanreproduksi
Achmad Nanang Firdaus

Achmad Nanang Firdaus

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID