Mubadalah.id – Hari ini hujan mengguyur Indonesia. Hujan yang sudah saya nantikan beberapa bulan lalu. Hawa panas sudah sangat menyiksa kami, namun bukan hawa panas karena perang. Kami menantikan hujan seperti yang sudah-sudah, setelah hujan, cuaca menjadi cerah, hawanya segar, dan memberikan sumber air yang melimpah ke bumi.
Saya tetap bisa tidur dengan nyaman di kasur, duduk dan istirahat di kursi atau sofa, dan makan dengan makanan yang melimpah tanpa kekurangan. Air yang melimpah ruah memudahkan kami untuk mencuci pakaian dan piring. Kemarin, kami sempat kesulitan air, hujan betul-betul membawa berkah bagi kami.
Namun tidak di Palestina. Tenda mereka bocor, atap yang terbuat dari selimut atau kain menjadi basah semua. Di sela-sela kehausan yang melanda, hujan memberi air minum bagi mereka. Hujan mendatangkan air untuk mandi, minum, makan, dan mencuci. Namun hujan juga membuat mereka tak bisa tidur. Baik di kasur maupun di pasir, semua basah. Bisakah kita membayangkan betapa sulitnya mereka hidup?
Mereka bahkan tak memiliki tempat untuk sekadar duduk karena semua bagian tenda dipenuhi genangan air. Sampai kelelahan yang menyelimuti mereka. Mereka tak bisa tidur atau pun menikmati makanan. Kelaparan melanda mereka. Hawa dingin musim hujan sangat menyakitkan. Mereka tak punya pakaian hangat untuk menyambut musim dingin sebentar lagi.
Rafah border masih Israel tutup hingga saat ini. Bantuan dari mana pun tak bisa masuk. Mesir tetap tak bergeming melihat saudaranya terkepung. Mesir tetap diam membiarkan gerbangnya Israel kuasai meski saudaranya mengalami genosida.
Tak akan pernah lelah diri ini bersuara tentang Palestina. Biarlah diri ini menjadi asing karena membincangkan Palestina, daripada harus membisu di hadapan kezaliman.
Bantuan lewat perorangan atau lembaga yang ada di dalam Gaza adalah satu-satunya harapan. Warga Palestina masih bisa melakukan jual beli barang yang dijual penjajah Israel. Namun, harganya sungguh di luar nalar. Satu-satunya harapan mereka adalah kita yang menyalurkan bantuan berupa donasi untuk mereka pakai membeli pakaian dan makanan.
Tidak Ada yang Menginginkan Perang
Saya masih heran dengan orang yang terus menyerukan kedamaian, meminta semua pihak untuk berhenti angkat senjata dan berdamai. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan perang kecuali penjual senjata seperti Amerika. Namun, warga Amerika sendiri sudah sangat jenuh dengan apa yang pemerintah mereka lakukan.
Tidak ada satu pun manusia di Gaza maupun West Bank yang menginginkan perang. Mereka ingin damai sejak dulu, termasuk Hamas. Namun penjajah Israel terus melakukan penyerangan dan pembunuhan. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa peristiwa 7 Oktober 2023 bukanlah perbuatan Hamas.
Banyak bukti menunjukkan bahwa Israel yang menyerang warganya sendiri dan menyalahkan Hamas agar mereka bisa melakukan penyerangan ke Gaza.
Tidak Ada Negara yang Siap Berperang
Setiap negara memang memiliki tentara dan pasukan pertahanan. Namun, jika kita ditanya apakah kita siap berperang? Jawabannya Tidak. Kita tidak akan pernah siap untuk berperang, termasuk Palestina. Hamas tidak mengingikan perang, apa yang mereka lakukan adalah perlawanan atas penyerangan-penyerangan yang dilakukan penjajah.
Yaman, Lebanon, Irak, Iran yang mendukung Palestina dan menyerang Israel bukanlah negara-negara yang sangat siap berperang. Mereka harus melakukan perlawanan untuk membebaskan Palestina. Namun, tidak ada yang benar-benar siap untuk berperang. Karena perang tidak pernah ada dalam kamus kemanusiaan.
Bagaimana kita bisa memanusiakan manusia jika hak hidup banyak orang kita abaikan? Adakah yang menginginkan hidup dalam pengungsian? Namun, Yahya Sinwar bahkan lahir di pengusian. Jika banyak orang terus menyeru Hamas untuk berdamai, kenapa mereka tidak melihat bagaimana orang Palestina hidup?
Perang Berhenti jika Israel Berhenti
Sejujurnya perang ini dimulai oleh Israel sejak ideologi Zionis lahir. Israel terus mengusir, membunuh, dan menyerang warga Palestina yang menolong mereka. Semua orang menyalahakan Hamas, namun kenapa tidak ada seorang pun yang menyalahkan Israel yang selama 76 tahun ini menyerang dan menduduki Palestina?
Kenapa tidak ada yang mengecam Israel untuk menghentikan segala perbuatannya? Hamas lahir untuk melakukan perlawanan atas kezaliman yang dialami bangsa Palestina. Hamas bukan lahir karena ego ingin menguasai wilayah seperti Israel.
Karena Israel, banyak orang harus mengungsi sejak 1948. Israel menyebabkan banyak bayi lahir di pengungsian. Israel membuat banyak anak tidak merasakan masa kecil, sebaliknya, Israel menyediakan neraka bagi anak-anak. Enyahlah Israel dan para kroninya. []