Mubadalah.id – Setiap tanggal 10 pada bulan terakhir kalender Masehi, umat Islam seluruh dunia merayakan Hari Raya Iduladha atau biasa kita sebut juga Hari Raya Kurban. Ia menjadi waktu bagi umat Muslim untuk berbagi kebahagiaan dan kenikmatan.
Sebagai salah satu perayaan penting dalam agama Islam, Iduladha menjadi momen untuk mengekspresikan kesetiaan dan komitmen seorang Muslim. Yakni dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim alaihi salam.
Menurut sejarah Islam, tiba lah masa ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menguji kesetiaan dan kepatuhan Nabi Ibrahim. Melalui mimpi, Allah perintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk mengurbankan dan menyembelih anak semata wayangnya yaitu Nabi Ismail sebagai bentuk ketundukkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Nabi Ibrahim adalah nabi yang taat dan patuh kepada Tuhan-nya. Sehingga ia memaknai mimpi tersebut sebagai perintah yang sesungguhnya dari Allah. Ismail pun dengan besar hati menerima ketentuan tersebut dan bersedia mengikuti perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut.
Di lembah Mina, saat Nabi Ibrahim bersiap mengorbankan Nabi Ismail, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba. Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap pengorbanan hati, kesetiaan dan ketundukkan Nabi Ibrahim dan Ismail kepada Allah telah terbukti. Sehingga menggantikannya dengan domba sebagai bentuk kurban yang lain.
Momen Bersejarah dalam Islam
Peristiwa ini menjadi momen yang penting dalam Islam. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut mengilhami umat Muslim untuk tidak hanya taat saja. Tetapi juga untuk bersabar dalam ketaatan, serta patuh pada perintah dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kesetiaan dan ketaatan seorang muslim pada Allah inilah menjadi poin utama perayaan Iduladha.
Kesetiaan adalah salah satu nilai yang penting dan sangat dihargai dalam Islam. Ini terbukti dari Nabi Ibrahim yang memiliki keyakinan yang kuat dan setia pada perintah Allah. Sehingga ia siap untuk melakukan apa saja yang Allah kehendaki.
Oleh karena itu, perayaan Idul Adha menjadi momentum yang tepat untuk melakukan refleksi diri dalam hal kesetiaan dan komitmen kita sebagai umat muslim pada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain menjadi momentum refleksi kesetiaan dan komitmen pada Allah, Hari Raya Iduladha juga menjadi saat yang tepat untuk belajar setia dan berkomitmen pada nilai-nilai kebaikan yang lain dalam segala aspek kehidupan. Kesetiaan dan komitmen kita pada Allah semestinya dapat melahirkan kesetiaan dan komitmen kita dalam segala aspek kehidupan.
Misalnya saja, menjaga komitmen untuk senantiasa berlaku jujur dalam sikap dan perkataan, menjaga dan menegakkan keadilan terhadap sesama. Yakni tanpa mendiskriminasi, tidak zalim dan menyakiti sesama manusia.
Lalu merawat dan mengasihi sesama makhluk hidup lainnya, berkomitmen untuk berbuat baik di ruang privat maupun ruang publik. Selain itu, menjaga kesetiaan dan komitmen dalam pernikahan dan persahabatan. Terakhir, komitmen pada nilai-nilai kebaikan lainnya.
Iduladha Menjadi Inspirasi Umat Muslim
Perayaan Iduladha memberi inspirasi bagi umat Muslim untuk memiliki komitmen yang kuat dalam beragama, maupun menjaga hubungan baik dengan sesama. Tanpa kesetiaan dan komitmen yang kuat, tentu relasi yang terjalin menjadi rapuh, tidak harmonis, dan mudah terganggu. Kesetiaan dan komitmen nyatanya sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan kuat.
Iduladha mengajarkan kita untuk peduli dan berbagi kenikmatan kepada sesama. Setelah menyembelih hewan kurban, sebagian dagingnya dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Hal ini menjadi wujud nyata dari komitmen nilai-nilai Islam untuk membantu sesama. Perayaan Iduladha tentu menjadi pengingat bagi umat Muslim agar selalu menjaga komitmen untuk peduli dan memikirkan kehidupan sosial di sekitar kita.
Ini juga menjadi salah satu nilai fundamental dalam perayaan Iduladha, yakni hendaknya umat Muslim tidak bersikap egois hanya mementingkan kehidupan dan kenyamanan pribadi saja, lalu menutup mata terhadap kondisi sekitar. Apalagi jika di sana terdapat ketimpangan yang nyata, baik ketimpangan ekonomi, sosial maupun jenis ketimpangan lainnya.
Jika menghayati makna peduli terhadap sesama, maka pribadi Muslim akan turut “gulung lengan baju”, dan ikut andil berusaha untuk mengikis ketimpangan yang ada dan mewujudkan keseimbangan. Tujuannya agar yang tercipta kondisi yang lebih ideal.
Perayaan Hari Raya Iduladha ini memiliki beragam nilai yang terkandung mulai dari nilai agama, sosial hingga kemanusiaan. Ini adalah bukti bahwa Islam hadir tidak hanya berbicara tentang hamba dan Allah saja, tetapi juga tentang kemaslahatan umat manusia.
Setidaknya, perayaan Iduladha telah memberikan refleksi untuk menjadikan kesetiaan dan komitmen sebagai karakter utama kita. Yakni dengan meneladani nilai-nilai yang fundamental pada perayaan Iduladha ini, semoga menjadikan kita makin menghayati dan mampu menjaga kesetiaan dan komitmen kita kepada Allah, juga pada nilai-nilai kebaikan lainnya dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. []