• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Sastra Pesantren: Upaya Internalisasi Nilai Kesetaraan

Vevi Alfi Maghfiroh Vevi Alfi Maghfiroh
06/03/2021
in Aktual, Rekomendasi
0
Sastra Pesantren

Sastra Pesantren

294
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kehadiran sastra pesantren dalam dunia literasi menjadi oase tersendiri bagi penikmat sastra, apalagi jika penulisnya adalah seorang perempuan yang mampu memunculkan pandangan dan pengalaman kehidupannya. Selain mudah dan ringan dibaca, karya sastra juga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengkampanyekan isu-isu tertentu, terutama bagi masyarakat awam yang tidak gemar membaca kajian dan referensi artikel ilmiah.

Jika melihat berbagai referensi, sebenarnya sastra pesantren telah lama hadir. Seperti yang ditulis oleh Jalam D Rahman, Djamil Suherman, Acep Zamzam, Gus Mus, Syu’bah Asa, dan lainnya yang lahir di era 60-an hingga 90-an. Namun hanya sedikit bahkan bisa dikatakan satu-satunya penulis perempuan sastra pesantren di era tersebut, yakni Abidah el-Khaliqy.

Namun seiring berkembangnya trend kepenulisan chick lit and teen lit pada karya sastra, di era tahun 2000-an mulai banyak bermunculan penulis-penulis perempuan sastra pesantren dengan bahasa yang ringan dan mudah dinikmati semua kalangan. Dua di antaranya adalah Nor Ismah, seorang penulis dan peneliti dan Muyassarotul Hafidzoh, penulis novel Hilda dan Cinta dalam Mimpi di tahun 2020.

Kedua sosok tersebut juga merupakan bagian dari jaringan Kongres Ulama Perempuan yang mampu mengiternalisasi nilai-nilai dan semangat juang KUPI dalam berbagai macam tulisannya.

Lalu bagaimana cara mereka memasukkan pesan dan nilai-nilai kesetaraan dalam tulisan? Bagaimana membagi waktu antara berkarya dan berkeluarga bagi penulis perempuan? dan apa tips dan trik agar memiliki gairah menulis?

Baca Juga:

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Tantangan Difabel Tuli Dalam Mengakses Literasi Agama

Menulis, Sebuah Pilihan Bagi Kita yang Bukan Anak Raja atau Anak Ulama Besar

Sultanah Safiatuddin, Penggerak Literasi di Kesultanan Aceh

Jawaban dari pertanyaan tersebut sudah dijelaskan oleh kedua narasumber dalam acara webinar Halo dari ADHKI dengan tema ‘Sastra Pesantren dan Pesan Kesetaraan dalam Relasi Keluarga’ yang dilaksanakan 25 Februari 2021 yang lalu. Silakan kunjungi kanal youtube berikut ini:

 

 

 

Tags: literasiSastra PesantrenTradisi Literasi
Vevi Alfi Maghfiroh

Vevi Alfi Maghfiroh

Admin Media Sosial Mubadalah.id

Terkait Posts

Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Perempuan Fitnah

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pemukulan

    Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version