• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Sejak Remaja, Nabi Muhammad Saw Mengadvokasi Orang-orang yang Dizhalimi

Ajaran Islam, sebagaimana ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw. tersebut, adalah paling berhak untuk memenuhi segala panggilan advokasi dan perlindungan bagi orang-orang yang menjadi korban kezhaliman

Redaksi Redaksi
12/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sejak Remaja

Sejak Remaja

553
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suatu saat, sebelum datangnya risalah Islam, ada seorang laki-laki dari kabilah Zubaid bertandang dari jauh ke Kota Makkah. Ia membawa barang dagangan. Tiba-tiba, barang dagangan itu dirampas oleh seseorang remaja dari pribumi suku Quraisy, bernama Ashi bin Wail.

Orang kabilah Zubaid itu tentu saja tidak terima dan marah. Ia meminta barangnya dikembalikan. Ia juga meminta tolong orang-orang suku Quraisy. Tetapi, tidak ada satu pun yang menolongnya.

Karena Ashi bin Wail termasuk pemuka yang disegani di antara suku Quraisy, orang dari kabilah Zubaid itu tidak patah arang. Di dekat Ka’bah, ia terus menceritakan kasusnya dan meminta tolong kepada publik Kota Makkah. Ia tidak mau berhenti menuntut dan meminta dukungan banyak orang agar barang dagangannya dikembalikan.

Ada satu orang dari suku Quraisy yang tersentuh pada tuntutan tersebut. Ia bernama Zubair bin Abdul Muthalib. Ia tidak terima atas perlakuan Ashi bin Wail terhadap orang dari kabilah Zubaid tersebut.

Namun, ia tidak cukup kuat untuk bisa menuntut sendirian. Lalu, ia ajak beberapa pemuka dan para remaja dari berbagai kabilah Quraisy. Mereka berkumpul di rumah Abdullah bin Jud’an bin Amr.

Baca Juga:

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Keadilan untuk Perempuan Menjadi Komitmen Nabi Muhammad Saw Sejak Awal

Ajaran Nabi Muhammad Saw tentang Pentingnya Memiliki Akhlak Luhur

Di rumah inilah disepakati sebuah traktat tentang dukungan dan advokasi terhadap korban-korban kezhaliman, Traktat ini disebut sebagai Hilful Fudhul (Perjanjian Orang-orang Mulia) atau bisa juga berarti perjanjian orang-orang yang disisihkan.

Disebut sebagai orang-orang mulia karena yang mengikutinya adalah orang-orang yang berakhlak mulia. Disebut sebagai orang-orang tersisih karena perjanjian ini ingin melindungi orang-orang yang tersisih secara sosial.

Isi Perjanjian

Isi perjanjian ini merespons atas kejadian orang dari kabilah Zubaid tersebut, yaitu melindungi dan menolong siapa pun yang menjadi korban kezhaliman, baik dari suku Quraisy maupun dari kabilah mana pun, yang masuk ke Makkah. Ia harus kita tolong dan kembalikan hak-haknya. Dalam Sirah Ibnu Hisyam, kitab rujukan awal tentang biografi Nabi Muhammad Saw., menjelaskan tentang orang-orang tersebut:

“Mereka (orang-orang yang berkumpul di rumah Jad’an itu) berjanji dan menyepakati untuk tidak boleh ada satu orang pun di Kota Makkah yang menjadi korban kezhaliman, baik dari penduduk pribuminya maupun orang yang masuk dari mana pun, seluruh manusia.”

“(Dan, jika terjadi), mereka akan berdiri di sisinya (mendukungnya) untuk menuntut orang yang menzhaliminya, agar hak-haknya mereka kembalikan. Orang Quraisy menyebut perjanjian ini sebagai Hilful Fudhul”.

Nabi Muhammad Saw, yang pada saat itu masih berusia 22 tahun, ikut menghadiri pertemuan di rumah Ibnu Jud’an dan mendukung hasil traktat advokasi tersebut. `Masih dalam kitab Sirah Ibnu Hisyam yang sama, tercatat pernyataan kesaksian Nabi Muhammad Saw. sebagai berikut ini:

“Aku (pada masa Jahiliah) menyaksikan (sebuah pertemuan) di rumah Abdullah bin Jud’an (yang menghasilkan) sebuah kesepakatan. Aku lebih mencintai kesepakatan ini daripada memiliki kekayaan binatang ternak. Jika saja aku kembali kepada kesepakatan ini, pada masa Islam ini, aku pasti akan memenuhinya.” (Hadits dalam Sirah Ibnu Hisyam Juz I: 124).

Kisah ini, sekaligus penegasan teks hadits mengenai hal tersebut, memberi inspirasi yang sangat kuat tentang ajaran Islam dalam membela orang-orang yang terzhalimi, siapa pun dan kapan pun. Termasuk orang-orang non-Muslim yang harus kita lindungi dari segala tindak kezhaliman.

Ajaran Islam, sebagaimana Nabi Muhammad Saw tegaskan, adalah paling berhak untuk memenuhi segala panggilan advokasi dan perlindungan bagi orang-orang yang menjadi korban kezhaliman.

Demikianlah salah satu akhlak yang Nabi Saw praktikkan pada masa Jahiliah dan masa Islam dalam membela orang terzhalimi, sekalipun remaja non-Muslim. []

Tags: DizhalimiMengadvokasiNabi Muhammad SAWorangremajasejak
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pemukulan

    Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version