• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Self Love, dengan Menjadi Manusia Seutuhnya Ala Abi Quraish Shihab

Memenuhi kebutuhan self love bukan hanya bersenang-senang jasmaninya saja tanpa diimbangi dengan komunikasi yang baik dengan Allah Swt

Sarifah Mudaim Sarifah Mudaim
28/10/2021
in Personal
0
Mengenal Sindrom Cinderella Complex

Mengenal Sindrom Cinderella Complex

531
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Belakangan ini tema self love makin hari banyak dibahas karena dianggap penting untuk menjaga kesehatan mental kita sebagai manusia. Mungkin karena situasi yang membuat kita semakin mudah stres, mudah depresi. Dan betapa pentingnya merawat kesehatan mental itu dengan cara mencintai diri, keluarga dan orang-orang terdekat.

Sebenarnya self love itu seperti apa? benarkah dengan cara jalan-jalan piknik yang jauh, memanjakan diri atau membeli barang-barang mewah, menuruti keinginan diri sebagai bentuk bagian dari self love dengan memeberikan reward untuk diri sendiri? Lalu bagaimana hukum Islam sendiri dalam mengatur self love?

Dalam akun chanel Youtube Narasi tv pada sesi Shihab&Shibab yang tayang dalam rangka World Mental Health Day  yang diperihati setiap tahunnya pada 10 Oktober lalu, terungkap bahwa Abi Quraish mengingatkan kita semua agar jangan lupa menjaga kesehatan mental, salah satunya adalah dengan belajar mencintai diri. Atau mungkin lebih akrab dengan istilah self love.

Menurut Abi Quraish self love sebagai langkah penting dan paling  pertama yang harus dilakukan ialah kenali diri sendiri. Sebab kalau kita tidak mengenali diri sendiri, bisa jadi kita melakukan suatu kegiatan yang justru mencelakakan diri sendiri. Bukannya self love justru jadinya zalim pada diri sendiri, dengan menganiaya atau menyakiti diri sendiri.

Kemudian ditambahkan Abi Quraish, manusia itu terdiri dari Jasmani, Akal, dan Rohani, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan menyatu, menjadi satu kesatuan utuh sebagai manusia. Sebab kalau hanya memperhatikan akal dan mengabaikan perasaan maka akan kacau, kalau hanya memperhatikan perasaan saja maka sudah dapat dipastikan kacau. Begitupun kalau hanya memperhatikan akal dan perasaan saja, justru mengabaikan jasmani pun sama saja akan kacau.

Baca Juga:

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Sebagaimana dalam satu riwayat diceritakan ada salah satu orang di zaman Nabi, yang selalu ingin beribadah terus menerus dan mengabaikan hal lain selain ibadah. Kemudian orang tersebut ditegur oleh Nabi “Tuhan-mu punyak hak untuk ditunaikan,  tubuhmu perlu diperhatikan, begitupun  keluargamu juga punya hak, harus seimbang tidak boleh berlebih-lebihan. Sehingga tidak ada yang teraniaya atau terabaikan.”

Lebih jelas kata Abi Quraish Shihab menjelaskan manusia itu kalau hanya memperhatikan sisi rohani semata maka ia akan menjadi malaikat, kalau hanya memperhatikan sisi jasmani semata maka akan menjadi seperti binatang. Dan kalau hanya memperhatikan akal semata, maka tidak menjamin kita memperoleh sesuatu yang benar karena ada kebenaran yang tidak terjangkau dengan akal.

Maka kemudian, menjadi manusia yang seutuhnya dengan self love itu harus memperhatikan tiga komponen tersebut. Jadi, dalam ajaran agama Islam sudah diajarkan untuk menjaga kesehatan mental, berdasarkan kisah Nabi di atas.

Dalam firman-Nya, Allah swt berpesan agar manusia jangan menganiaya diri sendiri. Meski seringkali, justru kita sendiri yang lebih banyak menganiaya diri, sehingga seringkali kesehatan mental kita terganggu karena terlalu memberatkan diri sendiri, padahal Allah Swt justru memerintahkan untuk memperhatikan tubuh, kesehatan dan juga keluarga.

Seseorang yang berakal selama akalnya belum dikalahkan oleh nafsunya. Maka, mereka mempunyai saat-saat tertentu. Sebagai contoh, ada saat di mana manusia harus berdialog dengan Tuhannya yakni denan cara beribadah. Di saat lain, ada waktunya untuk berfikir yaitu dengan belajar, sekolah, dan atau menuntut ilmu di manapun berada. Lalu, ada saatnya juga untuk melakukan introspeksi atau bermuhasabah diri.

Dalam kesempatan terpisah, sebagai manusia ada saatnya pula untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan jasmani, seperti makan, minum, keluarga dan membahagiakan diri termasuk piknik menyenangkan hati di dalamnya. jangan lupa yang paling penting dari itu semua, agar kita senantiasa memperhatikan kesehatan diri yakni kesehatan mental di dalamnya.

Pergi ke suatu tempat baru untuk berjalan-jalan, memperindah diri, membahagiakan diri untuk kesehatan mental harus diimbangi dengan memperbaiki dan memperbanyak hubungan baik dengan Tuhan. Bersenang-senang sambil berdendang mendengarkan musik yang syahdu, ataupun menggemberikan, sebagai bentuk hiburan.

Jadi memenuhi kebutuhan self love bukan hanya bersenang-senang jasmaninya saja tanpa diimbangi dengan komunikasi yang baik dengan Allah Swt. Tetapi juga bagaimana kita tetap berkawan karib dengan teman yang mengarahkan pada kebaikan, serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. Maka, mari kita lebih berusaha mengenali diri sendiri, dalam upaya mencintai diri sendiri sebagai bentuk belajar menjadi manusia yang seutuhnya dengan self love. []

 

Tags: Kesehatan MentalmanusiaQuraish ShihabSelf Love
Sarifah Mudaim

Sarifah Mudaim

Sarifah Mudaim perempuan yang lahir di kota Indramayu penikmat kopi, tanpa senja dan puisi apalagi filosofi. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa STKIP Pangeran Dharma Kusuma, segeran, Juntinyuat, Indramayu juga sebagai salah satu anggota dari Perempuan Membaca, Puan Menulis dan Waderlis (wadon dermayu menulis). Bisa disapa-sapa melalui akun instagram @sarifah104 atau email sarifahmudaim104@gmail.com

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Poligami atas

    Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID