Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw merupakan suri tauladan bagi seluruh umat Islam. Beliau mengajarkan untuk mempunyai sikap saling kasih sayang kepada siapapun, baik kepada laki-laki maupun perempuan. (Baca: Menaker: Pemerintah Terus Mendorong Peningkatan Kompetensi Perempuan)
Perintah untuk bersikap saling kasih sayang ini tertulis dalam hadis Shahih Bukhari.
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra ini, berisi bahwa Rasulullah Saw, bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi.” (Shahih Bukhari). (Baca: Dalil Al-Qur’an Tentang Prinsip Kasih Sayang Kepada Anak)
Perintah untuk bersikap saling menyayangi seperti di dalam hadis di atas merupakan penegasan mengenai sifat timbal-balik.
Dalam ungkapan positif, seperti dikutip dari buku 60 Hadis Shahih karya Faqihuddin Abdul Kodir, bahwa seseorang itu mesti menyayangi orang lain, jika ingin disayangi.
Jika ia sendiri tidak mau menyayangi orang lain, lanjut kata Kang Faqih, maka ia tidak bisa berharap untuk disayang orang lain.
“Ini logika timbal-balik mengenai kasih sayang,” tulis Kang Faqih.
Lebih dari itu, menurut Kang Faqih, teks hadis di atas menegaskan bahwa kasih sayang adalah ajaran pokok dalam Islam mengenai relasi sosial dan kemanusiaan.
“Kerasulan Nabi Muhammad Saw sebagaimana ditegaskan al-Qur’an, adalah untuk menghadirkan secara nyata kasih sayang kepada seluruh makhluk hidup dan alam semesta,” katanya.
Dalam bahasa al-Qur’an, kata Kang Faqih, rahmatan lil alamin merupakan rahmat semesta alam, dan seluruh manusia, termasuk laki-laki dan perempuan.
“Perempuan tidak dikecualikan untuk memperoleh segala kemaslahatan dan kasih sayang Islam,” tambahnya. []