• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Menaker: Pemerintah Terus Mendorong Peningkatan Kompetensi Perempuan

Redaksi Redaksi
02/12/2022
in Aktual
0
Kompetensi Perempuan

Kompetensi Perempuan

354
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah terus memberikan ruang kepada para perempuan untuk meningkatkan kompetensi melalui beberapa pelatihan kerja yang tersertifikasi.

Peningkatakan kompetensi ini, kata Ida, berlaku bagi semuanya, terutama bagi perempuan yang putus sekolah pada tingkat Sekolah Menangah Pertama (SMP) ke bawah.

“Era sekarang saja ijazah sudah tidak begitu menjadi masalah sepanjang mereka memiliki kompetensi yang tersertifikasi,” kata Ida Fauziyah dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di Pondok Pesantren Hasyim Asy’Ari Bangsri, Jepara, Kamis, 24 November 2022.

“Hal yang kami siapkan adalah mereka menjadi pekerja yang kompeten yang menggeser dari pekerja informal untuk menjadi pekerja formal,” tambahnya.

Lebih lanjut, Menaker menyampaikan bahwa jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS). Maka mayoritas angkatan kerja di Indonesia adalah perempuan dengan tingkat pendidikan SMP ke bawah.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Ida mengatakan setidaknya ada 56% angkatan kerja berpendidikan SMP ke bawah. Dari angka itu, lanjut Ida, lebih besar jumlahnya harus para perempuan isi.

“Jadi, mohon maaf kalau hari ini masih mendapati perempuan-perempuan yang bekerja ke luar negeri adalah pada sektor-sektor informal atau sektor domestik,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Ida mengaku bahwa kondisi ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

Pemerintah juga, kata Ida, terus bekerja keras membangun link and match untuk meningkatkan kompetensi masyarakat. Terutama perempuan yang tingkat pendidikannya SMP ke bawah.

“Hal itu karena terjadi miss match karena background pendidikannya tidak sesuai dengan pasar kerja. Itu yang menjadi tantangan kita,” tandasnya.

Tags: Ida FauziyahKompetensiMenakerMendorongpemerintahPeningkatanperempuanTerus
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Beda Keyakinan

    Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID